Menemukan hal lain

675 72 35
                                    

Hari ini tak banyak hal yang terjadi masih seperti biasa. Baekhyun yang cerewet Luhan yang akan beradu mulut jika ia bertemu Baekhyun, atau terkadang Chanyeol yang bercanda. Luhan sekarang tak pernah ada di flat, mungkin sibuk bekerja dan yeah aku sendiri di flat mati kebosanan karena tak ada kegiatan selain menonton tv .

Menengok kulkas yang kosong dan persediaan bahan makan kosong melompong jadi dengan sendirinya aku berada di mart tidak jauh juga dari flat, cukup naik bus satu kali.

Sebentar lagi liburan musim panas tak terasa sudah semusim hidup sendirian ditemani orang-orang aneh.
Aku hanya memakai jeans sepaha, dengan kaus pendek hitam ditemani snapback dan tas ransel mcm layaknya anak biasa yang sedang jalan-jalan.

Bertimbung kadang dengan ibu-ibu dibagian sayur-sayuran, tersenyum saat ibu itu menanyakan belanja untuk siapa dan kujawab untuk diriku sendiri.
Dan mengobrol tak jauh beda dari topik 'anak semuda kau sudah hidup sendiri' . Tapi wajah ibu ini mengingatkanku pada seseorang , siapa ya?.

"Ah terima kasih,"

"Ya hati-hati Zitao"

Kami berpisah di stan daging karena aku sudah membeli daging saat pertama kali masuk.

Kini aku ada dikasir mulai menghitung belanjaan, dan membayar lalu keluar dengan santai sebelum akhirnya suara seseorang memanggilku. Chanyeol.

"Kau sedang apa ?" tanyanya yang kini mengenakan stelan santai jeans panjang dan sleeves kaus tanpa lengan.

"Aku sedang belanja, dan kau ?"

"Ahh tidak hanya berjalan-jalan." matanya terlihat tidak melihat ke arah pandangan mataku, seperti ada yang disembunyikan.

"Baiklah, sampai besok disekolah," ucapku .

"Tak ingin ku antar?" tanyanya
Entah itu sekedar basa-basi atau memang ajakan, tapi sayangnya aku melihat sesuatu berambut coklat agak jauh dan aku tahu apa yang terjadi.

"Tidak, tidak aku bisa pulang sendiri,"

Dan aku menjauh, ya aku tahu yang berambut coklat itu adalah Baekhyun mereka pasti sedang berkencan.
Menghembuskan nafas lega saat aku berjalan terlalu cepat dari biasanya.
Bus terasa sesak dan aku terhimpit sambil memegang pegangan dan tangan merangkul tas belanjaan, pantas saja hari libur memang ramai.

Sampai di halte pemberhentian pun aku terdorong hingga jatuh untung saja belanjaanku tidak berhamburan, tapi lututku lecet dan berdarah. Bayang-bayang seseorang tiba-tiba terasa, hingga sebuah uluran tangan yang ku dapat.

"Ah terima kasih,"

Dia tersenyum dengan santai , wajah oriental korea nya sudah sangat jelas terpangpang.
Tapi kemudian karena kaki masih gemetar, aku sedikit tidak bisa jalan ia dengan santai membantu ku duduk di bangku halte.
Lututku lecet dengan sedikit darah yang keluar aku meringis tapi pemuda tan dihadapanku menempelkan plester di lutut yang terluka. Sebelum bertanya namanya bus berhenti dihalte dan ia menaiki nya.
Setengah berteriak "Terima kasih namaku Huang Zitao, namamu?" tapi bus sudah berjalan begitu saja. Ia tak mendengar mungkin, padahal aku hanya ingin berterima kasih.

Berjalan tertatih dengan semua belanjaan aku menunduk kakiku rasanya perih, tapi ini tak seberapa sih sampai ketika aku mendongak lagi seseorang dihadapanku dan aku melonjak kaget.

"Kapten ! Kau membuatku jantungan,"

Untungnya aku tidak melepaskan pegangan pada belanjaan, kebiasaan reflek jika kaget biasanya aku begitu.
Dengan wajah datarnya ia mengambil kantung belanjaan dari tanganku. Matanya yang tajam melihat seolah menguliti hidup-hidup.

Another BoyWhere stories live. Discover now