hari minggu terabsurd

560 60 31
                                    

Baekhyun tak mau mengatakan apapun padaku setelah memanggil luhan ke meja kami, seperti nya dia tak suka tapi berbeda dengan luhan dia bahkan mengajak ngobrol chanyeol walau sedikit, dan ini jadi sedikit akward.
Bahkan saat latihan pun baekhyun masih tidak mengajakku bicara, uh mungkin dia memang badmood padahal aku ingin meminta bantuan untuk lepas dari kris. Okay jadi
Si kapten ini berniat balas dendam karna hal tadi pagi , dia melatihku khusus, hanya aku dan dia . Bagi para gadis penggemar basket mungkin mereka akan senang dilatih hanya berdua , tapi bagiku ini bagai dilatih iblis.
Ia mengerjaiku tanpa ampun, sedang yang lain melihat ku hanya tersenyum bodoh, berlari dari ujung lapangan lalu berlari lagi hingga keringat membanjiri, melempar bola ke ring dengan jarak three point, harus bisa memasukan bola 20 kali berurut tanpa salah, jika salah diulangi dari point 1 lagi, sudah sampai 9 bola ke 10 tak masuk dan diulangi dari awal, begitu seterusnya, bisa dibayangkan betapa lelahnya aku.
Syukur saja latih tanding nya sudah selesai, dan besok adalah hari minggu jadi dengan sangat puas aku bisa berleha-leha santai. Dan sialnya aku yang harus membersihkan lapangan, yang lain suruh pulang oleh kris wu, ahhhh si kapten bedebah itu memang punya dendam padaku, aku akan tulis dalam daftar hitam untuk tidak mencari perkara dengan nya.
Memungut bola lalu memasukan ke keranjang dengan letih, bola terakhir ada di ujung lapangan dengan gontai ku arahkan kaki, tapi bola itu diambil seseorang.

"Ku pikir kau sudah pulang baekhyun" ucapku sambil tersenyum bodoh, dengan muka yang sangat letih. Dia melihat tepat ke arahku, menyodorkan sebuah minuman botol, dengan ragu ku terima.
"Hey okay aku tak bermaksud untuk mengadu kau dan luhan tapi ku pikir ini hanya salah paham"

Baekhyun terlihat mendengus lalu mencubit keras tanganku, okay itu memang sakit untuk cubitan seoarang yang 'kecil' .

"Lupakan, itu bukan masalah zitao apa hari minggu kau ada acara?"
Oh baekhyun memaafkanku dan aku tersenyum layaknya orang bodoh. Hari minggu sama sekali tak ada acara jadi aku menggeleng.
"Bagus mari kita bersenang-senang akan kujemput kau dirumah mu, kirimkan saja nanti lewat line okay"

Ya setidaknya dia tak membenciku, memikirkan hari minggu membuat ku berjalan menabrak pintu, oh bukan sepertinya orang. Itu luhan yang sedang memasang tampang kekinya padaku, didepan flat. Ah jangan lagi kumohon aku selalu saja mendapat masalah.

"Aku lapar dan kau pulang terlalu malam, kau tau berapa lama aku menunggu"

Aku memegang hidungku yang sakit, lalu memasukan kunci membuka flat ia mengikutiku dari belakang.

"Maaf luhan kapten melatihku secara langsung kau tahu rasanya hampir mati jika latihan dengan kapten bengis itu"

Luhan dengan santai duduk disofa , menyalakan tv sebuah drama terpampang jelas.

"Ya sudah, aku maafkan , hey zitao apa kau punya ramyeon aku ingin makan ramyeon sekarang dengan telur dan sayur"
Aku mengangguk, tapi tunggu sejak kapan dia menyuruh-nyuruhku, lagipula aku belum setuju atas perjanjiannya. Saat sadar aku menghadap kearahnya lalu duduk dan ia masih taat tertawa melihat sebuah adegan didrama. Hey dia itu model yang kurang sopan santun sepertinya.

"Luhan aku bahkan belum menyetujui perjanjian itu"

Dia berhenti tertawa, tangannya memegang toples dengan isi chocochips dari fei untukku, dengan seenak jidat ia melahapnya.
"Aku bisa melatihmu santai tanpa latihan ala neraka kris, dia itu bahkan tak lebih pintar dariku, ya sih walau tinggi kami berbeda"

"Tapi tak ada hubungan nya"

"Ada Zitao , daripada kau dilatih olehnya bagai iblis lihat saja nanti jika aku yang melatihmu"

Uh luhan keras kepala, lalu ku angguki saja daripada berakhir dengan debat panjang.

"Belikan aku bahan makanan besok jika ingin bekal" ucapku sambil berlalu ke dapur.
Dia bergumam iya, dan selanjutnya aku sibuk mengolah ramyeon untuk simodel rusa jejadian, setelahnya aku hidangkan dalam mangkuk dan menaruhnya di meja di depan luhan. Ia sibuk berceloteh dengan memuji makanan buatanku, mulut kecil nya sibuk makan sambil bercerita tentang dirinya , setiap hari libur ia bilang selalu sibuk untuk pemotretan, sedang aku hanya pendengar yang baik. Tengah malam ia pulang sehabis menonton film dan aku yang tertidur di sofa, luhan itu seenak jidat pulang dan pergi ke flatku padahal diflatnya sendiri kan pasti ada tv.

Another BoyWhere stories live. Discover now