Aku berjalan menyusuri lorong gedung fakultas seni dengan senyuman. Ditanganku ada kotak makanan berisi kimbab yang telah kubuat sejak pagi buta. Aku akan memberikan kimbab ini untuk kekasihku, Kim Mingyu.
Aku tau dimana tempat favourite Mingyu. Di ruang pembuatan gerabah. Jadi aku segera menuju kesana.Dan benar saja, Mingyu tengah sibuk berkutat dengan segumpal tanah liat. Ia Nampak sangat serius. Jadi kuputuskan untuk mengagetkannya. Mengerjainya sesekali tidak apa bukan. Hihi..
Dengan mengendap-endap, aku berjalan mendekati Mingyu kemudian muncul tiba-tiba di depannya. Anehnya, Mingyu tetap focus pada tanah liat di depannya. Aku melambai-lambaikan tanganku didepan wajahnya. Namun, tetap saja tidak ada reaksi. Anak ini melamun atau bagaimana.
“Mingu—” Aku menepuk bahunya seraya memanggilnya menggunakan panggilan sayang yang biasa aku gunakan.
Ia terkesiap. “Astaga, kau (Y/N). Sejak kapan kau ada disini. Kau mengagetkan ku saja”
“Sejak tadi. Kau ini melamun atau bagaimana” Aku memasang wajah merajuk.
Ia tertawa pelan hingga menampakkan gigi taring yang paling aku sukai, “Aigoo, jangan merajuk, ayo duduk disini”. Mingyu menepuk pelan bangku disebelahnya.
Aku menurut. “Kau tadi melamun atau bagaimana?”
“Eumbh, itu, aku hanya terlalu serius membuat gerabah, hingga tidak menyadari kedatangan mu. Lagipula bukankah kau tadi dating dengan mengendap-endap seperti maling?” Ia mencolek pipi ku menggunakan tangan nya yang penuh dengan tanah liat.
Aku merengut, “Mingu-ya!!”
Ia kembali tertawa kian keras, “Maaf-maaf. Jangan memasang wajah seperti itu. Aku tidak tahan melihat nya. Wah apakah ini kimbab lagi?” Mingyu mengambil kotak makan yang sedari tadi ku pegang kemudian membuka nya.
“Hei, tangan mu kotor!” Aku kembali merebut kotak makan itu dari tangan Mingyu.
“Kalau begitu suapi aku” Ia membuka lebar-lebar mulut nya.
Aku kemudian menyuapkan sebuah kimbab pada nya.“Wah ini enak” Ucap nya dengan riang seraya terus mengunyah kimbab.
Saat itu, aku sama sekali tidak menyangka semua nya akan terjadi.
***
Hari ini adalah hari senin. Dan aku sangat membenci hari itu. Karena sejak pagi jadwal kuliah ku full. Aku harus mendengarkan ceramah tentang karya music Yunani dari professor Jung hingga pukul dua siang.Dan sekarang, aku harus terjebak diantara rak-rak tinggi yang ada di perpustakaan. Professor berkepala botak itu memberikan tugas resume. Ah, professor Jung, mengapa kau sangat menyebalkan.
Bruk.
Aku kaget karena mendengar suara berisik dari rak sebelah. Karena penasaran aku pun memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. Dan aku pun terkejut.
Aku melihat Mingyu.
Ia sedang meraba-raba lantai untuk mencari buku yang tadi dijatuhkan nya. Padahal buku itu sudah ada di hadapan nya. Namun, ia sama sekali tidak bisa mengambil buku itu. Aku mengerutkan kening. Apa yang sebenarnya terjadi pada Mingyu.
Aku sibuk melamun hingga tidak menyadari Mingyu telah mendapatkan buku yang ia inginkan. Namja itu kini berjalan dengan perlahan seraya meraba-raba rak buku. Ia seperti orang yang kehilangan arah. Aku berniat menghampiri nya.
Namun ku urungkan niat ku. Aku harus mencari tau apa yang sebenarnya terjadi pada Mingyu.
***
Ini adalah malam yang menyenangkan. Fakultas seni sedang mengadakan pasar malam untuk menggalang dana bagi orang-orang tidak mampu. Banyak sekali stand yang di dirikan disini. Mulai dari stand makanan, stand games berhadiah, stand karya seni rupa, hingga live music juga ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Dreamland
FanfictionCarats imagination. Enjoy the story ^^ CRUSH (Seventeen member Ver.) Story are PRIVATE :) Follow for read ^^