Apa berharga nya sebungkus permen kapas??
***
Bulan maret...
Musim semi telah tiba. Bunga sakura bermekaran. Menerbarkan warna pink yang menyejukkan mata. Menguarkan aroma khas yang menenangkan fikiran siapapun yang menghirup nya.
Dan karena sudah musim semi sudah tiba, banyak sekali festival dan pasar malam yang diadakan. Salah satu nya seperti yang aku datangi saat ini. Sebuah pasar malam yang terletak di daerah Cheongdam-Dong.
Memang pasar malam nya tidak begitu besar, namun disini sangat ramai. Banyak sekali orang yang datang untuk menikmati wahana yang ada atau hanya sekedar untuk berbelanja.
Sebenarnya, tadi aku sudah mengajak adikku untuk ikut kemari. Namun, adikku yang jangkung itu menolak dengan alasan yang sangat menyebalkan.
Two Hours Ago
"Sanha-ya, ayo temani Noona kepasar malam"
Aku berjalan menghampiri Sanha yang sedang asik dengan Tablet nya. Anak SMP itu memang sejak siang hanya terduduk di sofa ruang tengah memainkan tablet. Entah apa yang dikerjakan nya. Aku tidak peduli dan tidak mau peduli.
"Pasar malam? Tidak mau" Sanha menoleh sebentar kearah ku dan kemudian kembali fokus pada tablet nya.
"Kenapa tidak mau? Lebih baik ke pasar malam daripada dirumah"
"Terakhir kali aku pergi kepasar malam, Noona hanya membelikan ku dua buah odeng seharga lima ribu won. Lima ribu won!"
Aku mendengus, anak ini ternyata masih ingat saja. Hei, itukan sudah hampir satu tahun yang lalu. "Waktu itu kan uang ku tidak cukup. Itu juga gara-gara dirimu yang merengek untuk naik bianglala"
"Pokoknya aku tidak mau. Noona miskin"
"Hei Yoon Sanha!"
"Kalau Noona mau pergi, pergi saja sendiri. Aku mau dirumah saja. Dirumah lebih menyenangkan"
Aku mendengus -lagi-, anak ini benar-benar menyebalkan. Lihat lah wajah nya itu. Oh tuhan, bolehkah aku memukul adikku sendiri?
"Awas saja kau! Aku tidak akan membelikan mu oleh-oleh dari pasar malam!"
"Biar saja, Noona juga tidak akan punya uang untuk membelikan apa yang aku mau. Noona kan miskin"
"YA YOON SANHA!!!"
Aku menarik nafas kasar, menginggat anak itu membuat emosi ku naik ke ubun-ubun. Dan karena Sanha yang tidak ingin menemani ku ke pasar malam, aku harus pergi sendirian. Mungkin kalian sedikit aneh mengapa aku tidak mengajak orang lain, tapi yah itu semua karena aku belum punya teman akrab.
Kedua orang tua ku adalah pegawai pemerintah yang sering dipindah tugas. Dan keluarga kami baru saja pindah ke Cheongdam-Dong sekitar tiga bulan yang lalu. Aku bukanlah Sanha yang cepat berbaur dengan orang-orang baru, aku membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk membiasakan diri dengan lingkungan baru. Untung saja pasar malam ini berada dekat dengan rumah, hingga aku tidak perlu takut tersesat.
"Sanha?"
Aku menyipitkan mata ketika melihat punggung seseorang yang kukenal. Yah tidak salah lagi, itu pasti Sanha. Aku sangat ingat, itu baju yang dipakai nya tadi dirumah. Dasar anak nakal, tadi ia menolak ketika kuajak, dan sekarang ia pergi kepasar malam sendiri dan ingin menaiki bianglala.
"YA YOON SANHA!!"
Aku menghampiri kemudian menepuk bahu nya dengan cukup keras. Awas saja kau anak kecil, habis kau!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Dreamland
FanfictionCarats imagination. Enjoy the story ^^ CRUSH (Seventeen member Ver.) Story are PRIVATE :) Follow for read ^^