Part 1

435 4 2
                                    

Sorenya gua bangun dan duduk-duduk di kamar baru gua, gua beresin baju-baju gua dari tas dan memasukkan-nya ke dalam lemari, lalu gua ambil handuk gua dan mandi. Seusai mandi gua keluar kamar untuk ngerokok di depan rumah, dan gua lihat sesosok perempuan berambut panjang duduk di ayunan, di rumahnya pak Basuki memang ada taman yang ada ayunannya. Gua perhatikan wanita itu, kulitnya putih, rambutnya panjang. Cantik. Itu yang pertama kali gua bayangkan, lalu pak basuki dari dalam membuat gua kaget.

"Sendirian aja Di?"

"Eh, iya om."

Dan ketika gua lihat lagi ke ayunan, wanita itu ngga ada.

Waduh, penampakan kah?

"Kenapa bengong gitu di?" Tanya Pak Basuki.

"Saya ngeliat ada perempuan duduk di ayunan pak." Gua memberitahu pak Basuki.

"Oh itu anak saya, Rahma."

Huuuu, gua pikir setan. Ternyata anaknya pak Basuki.

"Rahmah!" Pak Basuki memanggil Rahmah.

"Iya pah."

Rahmah keluar dan gua melihat Rahmah, Cantik. Tapi, Bajunya beda.

"Hadi." Gua menyalimi tangan Rahmah.

"Rahmah" Katanya.

"Ini anaknya om Suto, akrab-akrab sama dia ya ma, papah mau masuk dulu." Kata pak Basuki meninggalkan kami.

"Kerja dimana kak?"

"Oh saya, di bengkel swasta ma. Kamu kegiatannya apa?"

"Oh aku masih kelas 3 Sma kak."

"Wah mau UN Dong?" Tanya gua.

"Hehe, iya kak."

"Tadi kamu duduk di ayunan ya?" Tanya gua.

Wajah rahmah mendadak pucat.

"Iya kak, aku tadi duduk di ayunan."

"Kok bajunya ganti?" Tanya gua makin penasaran.

"Eh, tadi baju-nya robek kak."

"Oh gitu."

Gua tahu Rahmah bohong, wajahnya memang sangat mirip dengan Rahmah. Tapi dalam batin gua yang tadi duduk di ayunan bukan Rahmah.

"Kamu berapa saudara ma?" Tanya gua.

"2 Saudara kak, Abangku meninggal karena kecelakaan di bypass." Ucapnya sedih.

"Jadi sekarang kamu sendirian?" Tanya gua.

"Iya kak, aku sisa sendiri."

Pak Basuki, memanggil kami masuk ke dalam untuk makan malam. Awalnya gua Malu, tapi ternyata mereka sangat bersahabat. 

Seusai makan malam gua masuk ke kamar gua, dan gua tidur-tiduran sambil membaca buku almarhum anaknya Pak Basuki, sampai sebuah tangisan membuat gua penasaran. Tangisan seorang wanita yang suara tangisannya sangat lirik, dan dia mengucapkan,

"Tolong bebasin saya, tolooong."

Dibatasi Dua KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang