Part 2

354 4 1
                                    

Gua ngga memperdulikan tangisan itu dan gua berusaha tidur. Akhirnya pagi datang, dan ini hari pertama gua di tempat kerja, gua harus baik-baik hari ini. Gua keluar kamar dan melihat Rahmah ingin berangkat sekolah.

"Mau nebeng kak?" Ucapnya Ramah.

"Memang satu arah?"

"Iya kak satu arah, kakak nanti pulang kerja jam berapa?"

"Oh, gua pulang sekitar jam 4-an kenapa?"

"Kakak bawa aja motorku ke tempat kerja ya kak, nanti kakak susul aku di sekolah? Gimana?"

"Jam 4 ngga kesorean?"

"Ngga kok kak, aku ada kegiatan osis disekolah."

"Oke deh."

Gua pergi nganter Rahmah pergi kesekolah, dan gua langsung ketempat kerja. Di hari pertama gua, gua cuma di ajarin sama senior-senior yang udah lama disini, mereka ramah-ramah, dan gua di kenalin ke beberapa karyawan-karyawan di sana juga.

Seusai kerja gua langsung nyusul Rahmah disekolahnya, gua ngeliat Rahmah nangis.

"Kenapa ma?" Tanya gua.

"Ayo kak, langsung pulang."

Dari jauh ada seorang pria yang lari dan menghujamkan tinjuannya ke arah gua, apa-apaan ini? Lalu dia menampar Rahmah dan menggila.

"Jadi ini cowo baru lo! Dasar lonte!" Teriak pria itu.

Gua yang di tinju tanpa sebab masih terima dengan perlakuannya, tapi dia nampar rahmah gua ngga terima.

"Jangan sok jagoan mas." ucap gua.

"Terus lo mau apa?"

Gua turun dari motor dan gua langsung menerjang pria itu dengan keras, tepat di dadanya. Gua lihat pria itu kesakitan. Dan teman-temannya dari jauh dateng. Ada 1 orang, kayak-nya pentolan disekolah tersebut. Dia memanggil gua untuk berbicara.

"Maaf mas, masalahnya apa? Kenapa kawan gua di pukul?" Tanyanya sopan.

"Jadi gini, saya kan nyusul adek sepupu saya disini, dia lari dari jauh langsung ninju saya, udah itu dia nampar adek sepupu saya, jelas saya ngga terima mas."

Pentolan itu memanggil temannya yang lain, dan membisikka sesuatu yang gua ngga denger.

"Oke nama gua Ronald, kalo adek sepupu lo ada apa-apa disekolah ini gua yang tanggung jawab." Ucapnya.

"Iya mas, makasih ya."

Gua melihat Rahmah menangis dari jauh, dan gua melihat dia menangis, gua usap air matanya dengan tangan gua yang penuh oli.

"Lo ngga apa-apa kan?" Tanya gua.

Rahmah diem aja, gua rangkul dia, mungkin dia masih down atas perlakuan cowo tadi.

"Selama gua ada di deket lo, lo ngga akan kenapa-kenapa kok ma, gua janji." Ucap gua.

"Makasih ya kak."

"Ayok pulang."

Kami berdua langsung pulang, dan gua langsung masuk ke kamar dan mandi, setelah menunaikan sholat maghrib gua keluar ke teras rumah, dan lagi-lagi gua lihat wanita itu di ayunan.

Gua mencoba mendekati wanita itu perlahan dan gua dapat melihat wajahnya.

"Rahmah?" Tanya gua.

Dia menatap gua aneh, dan mencoba melarikan diri. Gua kejer dia, dan sampai gua di sebuah gudang. Ketika gua masuk ke gudang, alangkah kagetnya gua. Wanita itu yang wajahnya sangat mirip dengan Rahmah dan ia tidur di gudang ini.

"Lepasin saya." Katanya pelan.

"Kamu kenapa?" Kata gua pelan.

Gua mendengar suara pintu belakang rumah terbuka, gua lari dan kembali menuju taman. Gua duduk di ayunan itu dan Rahmah keluar dari rumah.

"Sendirian aja kak?" Tanya dia.

"Iya nih."

Rahmah duduk juga di ayunan itu.

Sebenernya gua mau nanya tentang wanita itu, tapi gua takut ada yang ngga beres. Lebih baik gua ngga tau terlalu banyak. Bahkan wajahnya sangat persis dengan Rahmah.

"Kok melamun kak?" Rahmah mengagetkan lamunan gua.

"Eh, kakak pengen jalan-jalan Bandar Lampung aja sih." Ucap gua asal.

"Masih jam 7 nih, yok keluar." Ajak Rahmah.

Senyumnya, gua ngga bisa nolak senyumannya.

"Ayok."

Gua sama Rahmah jalan-jalan ke PKOR , di PKOR banyak sekali hal-hal yang ngga pernah gua liat di Kalianda. Banyak anak nongkrong, motor drag, Grafitty.

"Keren kan kak?" tanya Rahmah.

"Ya ya keren kok."

"Kakak pernah makan kebab?"

"Belum."

"Yok makan, aku suka kebab kak."

Gua diajak kesebuah kios kecil, kios itu jualan kebab, dan Rahmah membelikan gua kebab. Kami malam itu mengobrol panjang lebar hingga gua lupa tentang siapa wanita di gudang itu. Dan gua menatap wajah Rahmah, matanya polos, hidung mancung, bibir tipis. Cantik sekali.

Jantung gua degdegan, ah gua jatuh cinta sama Rahmah.

Dibatasi Dua KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang