Part 5

563 4 1
                                    

"Kenapa di kening kamu ada luka?" Gua menyingkapkan poni dari keningnya.

"Oh ini waktu kecil aku jatuh kak, kena batu. Sekalian aja pembeda juga dengan kak Rahmah." Katanya.

"Kak Rahmah? Kamu adiknya ya?"

"Iya aku yang adik, dia yang kakak."

Aku terus menatap sarah, ada apa dengan dia? Dia mempunyai aura yang sangat berbeda, memang dia sama cantiknya dengan Rahmah, tapi aku lebih tertarik kepada Sarah.

"Kak maen ps yuk?" Ajaknya.

"Oke."

"Aku dulu sama bang Billy sering main ps berdua." Ucapnya.

"Abangmu ya?"

"Iya."

"kok cuma berdua? Rahmah ngga diajak?" Tanya gua.

"Rahmah ngga asik kak, kalo kalah ngadu ke papah, ujungnya aku sama bang Billy yang kena marah juga."

"Ooooh gitu."

"Kenapa kamu tidur di gudang?" Tanya gua.

Dia menatap gua serius, tatapannya kali ini tanpa senyum, lalu dia menangis.

Gua bingung apa yang harus gua lakuin, gua peluk dia.

"Kenapa kamu nangis? Cerita aja." Ucap gua.

"Bang Billy meninggal karena Sarah kak."

"Hah? Maksudnya?"

"Waktu itu," Sarah mulai bercerita. "Hujan, aku maksa ngajak Bang Billy untuk pergi ke tempat kawan aku, lebih tepatnya pacar, dan pacar aku ini mantannya Rahmah, Bang Billy awalnya ngga mau, tapi karena ajakan aku yang maksa akhirnya dia mau."

"Terus?"

"Udah itu kami lewat Jl. By pass (Soekarno-Hatta) dan bang Billy kepleset, aku kepental ke arah pinggir jalan, tapi naasnya Bang Billy di tengah-tengah jalan dan dia langsung di tabrak sama truck."

"Terus alasan kamu dimasukin gudang apa?"

"Hal pertama karena aku selalu ngerebut hak milik Rahmah, tapi sebenarnya kepunyaan Rahmah lah yang maunya deket sama aku, pertama anjing, terus Bang Billy, terus mantan dia."

"Oh gitu, kenapa ngga adil?" Gua makin kepo dan terus bertanya.

"Aku ngga tau, dan kesalahan terakhir aku karena aku lah Bang Billy meninggal dan aku dengan terpaksa tidur di gudang samping kamar Rahmah, aku boleh keluar kalo siang doang, maen di ayunan itu juga aku dijagain." Jelasnya.

"Gimana kamu bisa sampai kesini?" Tanya gua.

"Papah sering lupa ngunci pintu gudang kak, kalo aku keluar rumah pasti ketauan sama papah, makanya aku kabur ke kamar kakak." Ucapnya.

"Yaudah kamu tidur sini aja terus ya."

Saat itu gua lupa ngunci pintu kamar, sampai Rahmah tiba-tiba masuk ke kamar gua dan melihat gua sama Sarah.

"Kak, bisa kerjain pr aku.. Ngga?" Tanyanya sambil kaget melihat gua dan Sarah.

Gua langsung lari ke arah pintu dan mengunci pintu kamar. Rahmah sangat kaget melihat gua dan sarah.

"Apalagi Sarah! Yang mau lo rebut dari gua! Apalagi!" Rahmah teriak dan bentak-bentak.

"Bukan gitu loh Rahmah, aku ngga maksud ngerebut itu semua." Kata Sarah.

"Sampe kak Hadi juga mau lo milikin! Cukup! Pergi kalian berdua dari rumah gua! Pergi!" Teriaknya.

Gua cuma bisa bengong, sejahat ini kah Rahmah? Gua langsung mengepack baju-baju gua dan baju Sarah ke dalam tas terus gua keluar dari kamar. Untungnya pak Basuki saat itu tidak sedang ada dirumah dan gua sama Sarah langsung pergi dari rumah tersebut, kami berdua ngalor ngidul, gua nyari kossan dan akhirnya ketemu sebuah kosan kecil dengan kamar mandi di dalam. Ngga mewah sih, tapi cukup untuk kami berdua. Setelah negosiasi dengan pemiliknya, hari itu juga kami sudah bisa tinggal di kamar itu.

"Sarah, kamu tunggu sini dulu ya, aku mau ke pasar beli kasur untuk tidur."

"Aku ikut ya?" Wajahnya memelas.

"Ayok lah."

Kami berdua keluar dari kamar dan gua melihat wanita tetangga gua, lokasi kamarnya 2 kamar di sebelah kamar gua.

"Hai, orang baru?" Sapanya.

"Iya, gua Hadi."

"Oh gua Mega." Katanya halus.

Mega memakai hijab, kulitnya tidak putih, hidungnya mancung, standar orang jawa. Manis.

"Aku sarah." kata Sarah.

"Pacarmu?" Tanya Mega.

"Adikku." ucap gua.

Akhirnya gua sama Sarah meninggalkan Mega dan kami mencari kasur. Setelah mencari kasur, gua bersih-bersih kamar baru gua, dan Sarah langsung tertidur setelah bersih-bersih.

Gua keluar untuk mencari angin dan menghisap rokok, gua juga mau kenalan sama penghuni kosan ini, gua lihat Mega duduk di depan kamar kosnya sambil nemegang gitar.

"Memang lo bisa maen gitar?" Sapa gua ke mega.

"Michelle. Ma belle, these are words go together well my michelle." Mega bernyanyi sambil memainkan gitarnya.

"The Beatles?" Tanya gua.

"Ya"

Gua dan Mega saling berkenalan, kamar gua letaknya paling pojok, sebelah kamar gua ada pria namanya Angga dan sebelahnya lagi wanita namanya Ratih, baru sebelah Ratih ada Mega.

Malam itu Angga dan Ratih pun berkenalan dengan gua dan ternyata penghuni kosan ini ramai, gua ngga mungkin kenalin semua. Dan inilah dimana semua cerita itu dimulai, petualangan gua dengan Sarah, Angga, Ratih dan terutama gua dengan Mega.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dibatasi Dua KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang