Part 1

95 2 0
                                    

Author

Pagi yang cerah, tapi tidak secerah hati Rahman. Semalam, ia mendapatkan berita yang buruk. Ya, wanita yang ia cintai telah meninggal kemarin sore. Ia tidak tidur semalaman, yang ia lakukan hanyalah menangis karena tidak bisa menerima kenyataan.

Fia, wanita yang sampai detik ini Rahman cintai. Mereka sempat pacaran selama 6 bulan lamanya. Tapi sayang, karena alasan ingin fokus sekolah, Rahman memutuskan untuk mengakhiri hubungannya. Walaupun sudah putus, mereka masih tetap akrab karena rumah mereka yang tidak berjauhan. Padahal, dalam lubuk hati Rahman, ia masih sangat mencintai Fia.

Bruk!

Dengan tidak sengaja, Rahman menabrak Nisa sehingga buku yang ia bawa berantakan.

"Eh.. ma.. maaf, Sa. Gue ga sengaja" ujar Rahman

"Iya, gapapa" jawab Nisa sambil membereskan buku-buku yang jatuh berserakan

"Mau gue bantuin?" Tanya Rahman menawarkan diri

"Gausah, Man" jawabnya

Nisa, adalah mantan pacarnya Rahman. Mereka berpacaran sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama sampai mereka lulus dan memutuskan untuk berbeda sekolah di SMA. Sejak mereka beda SMA, hubungan mereka berantakan dan akhirnya putus dan sampai detik ini, Nisa masih menyayangi Rahman.

"Eh, mata lu?" Tanya Nisa

"Hm, iya Sa. Semalem gue abis nangis plus ga tidur"

"Kenapa? Coba cerita sama gue?"

"Hm, next time aja, Sa. Gue buru-buru karena ada mata kuliah yang gaboleh gue tinggalin"

"Oh, oke deh kalau gitu. Gue juga mau ke perpus nih. Kalau ada apa-apa, lu hubungi gue aja" tawar Nisa

"Iya, Sa. Gue duluan, ya!" Seru Rahman, lalu ia berjalan menjauh dari Nisa sambil melambaikan tangannya

Ya, setelah lulus SMA, mereka bisa satu Universitas walaupun beda Fakultas. Nisa senang bisa melihat wajah Rahman hari ini walaupun matanya sembam karena menangis. Entah, apa yang ditangisi oleh Rahman membuat Nisa penasaran.

Anisa Anarahma

Sebenarnya hari ini gue gaada jadwal ngampus tapi gue ada tugas yang mengharuskan gue pergi ke perpus pagi ini. Gak sengaja, tadi pagi Rahman nabrak gue. Seneng? Siapa yang ga seneng sih? Rahman, cowok yang sukses bikin gue susah moveon selama bertahun-tahun sampai sekarang, yang udah lost contact juga tiba-tiba bisa ngobrol lagi. Ya, agak sedikit lebay gitu, ya. Tapi, ya namanya juga hati, susah dibohongin. Gue lagi nunggu Reza ngejemput gue karena hari ini gue shift siang di salah satu Rumah Sakit gak jauh dari kampus gue.

Ya, gue mahasiswi jurusan Keperawatan semester 5, gue adalah anak kelas karyawan, kerja sambil kuliah tuh bukan hal yang mudah, membagi waktu antara tugas dan tanggung jawab tuh susah, sedangkan Reza adalah pacar gue, udah 1 tahun kita pacaran. Setelah gue mengetahui kalau Rahman punya pacar namanya Fia, gue memutuskan buat cari pacar baru juga. Ya walaupun Reza 2 tahun lebih muda dari gue, tapi dia baik banget udah rela mau jemput dan anterin gue ke tempat kerja walaupun belum bisa bikin gue lupain Rahman. Tiba-tiba, pria dengan motor matic hitam datang menghampiri gue.

"Hai ka Nisa! Nunggu lama ngga?" Ujar pria yang sedang berada dihadapan gue dengan motor matic nya itu.

"Ayo deh, kaka buru-buru"

"Iya, iya. Nih pake!" Serunya sambil menyodorkan sebuah helm berwarna biru, warna kesukaan gue, "Biar selamat!" Lanjutnya

Gue langsung memakai helm yang diberikan olehnya lalu duduk dibelakang Reza dan dia mulai mengendarai motornya dengan kecepatan hampir 80 km/jam.

"Za, pelan-pelan!" Seru gue, karna gue takut jatuh

"Pegangan aja, ka. Biar cepet sampai tujuan"

"Rez, jangan konyol, deh! Gue takut!" Teriak gue sambil menepuk pundaknya

"Coba ngomong 'aku sayang Reza' tapi teriak, baru nanti Reza perlambat kecepatannya" katanya sambil teriak.

"Ya Tuhan! Reza! Berhenti! Jantung kaka mau copot rasanya!" Teriak gue sambil terus menepuk-tepuk pundaknya

Reza pun menghentikan sepeda motornya.

"Maaf ya, ka. Kaka takut?" Tanya Reza sambil memeluk tubuh gue

"Za, lain kali jangan konyol, ya! Sini kaka aja yang bawa motornya" ujar gue

Reza pun pindah posisi dengan duduk dibelakang gue dan memeluk gue dari belakang.

"Ka, Reza sayang banget sama kaka. Kaka jangan tinggalin Reza, ya" ucap Reza.

"Reza masih belum cukup umur buat sayang-sayangan. Masa depan Reza masih panjang" ujar gue.

Gue liat dari kaca spion, wajah Reza terlihat murung.

"Za, masa depan kamu masih panjang. Kaka tau, kamu pacar kaka. Tapi kaka cuma bisa sayang kamu sebatas ade kesayangan aja" lanjut gue.

"Kaka masih sayang ka Rahman?" Tanya Reza

"Kamu marah?" Tanya balik gue

Reza melepaskan pelukannya.

"Ka, apa karena aku masih SMA sedangkan kaka udah kuliah jadinya kaka anggep aku kecil?"

"Reza, ka....."

Tin... Tinnnn!!

Aaaaaaa!!

"Ka Anisa, bertahanlah!"

---

Cinta Diujung HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang