1

3.2K 103 3
                                    

Junhoe berdiri di depan mobilnya, menunggu seseorang yang sedari tadi tidak keluar dari rumahnya.

"June-yaa!" sapa gadis itu.

"Ck, kau lama." jawab Junhoe kesal.

"Hehe, maafkan aku. Aku bingung mau pakai baju apa." jelas gadis itu sambil menunduk, takut kalau Junhoe marah besar padanya.

"Kau ini. Mau pakai baju apa pun, kamu tetep cantik kok." Junhoe lalu mengelus pelan kepala gadis itu. Pemilik kepala itu langsung mendongak, wajahnya mulai terlihat cerah setelah Junhoe berkata seperti itu.

"Bahkan kalau kamu nggak pakai baju, kamu tetep cantik juga kok." Junhoe tertawa pelan.

"June-ya! Dasar mesum!" gadis itu memukul dada Junhoe. Junhoe hanya tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu.

"Ayolah aku hanya bercanda, Rosie-ya. Jangan terlalu serius." Junhoe memandangi gadis yang terlihat cemberut itu.

"Ayo masuk! Aku nggak sabar lagi!" Mereka pun masuk ke dalam mobil hitam sport milik Junhoe.

Mobil itu melesat melalui jalan-jalan kota Seoul yang ramai, namun tidak padat. Sepanjang jalan, mereka hanya berdiam, tidak seperti biasanya. Rose pun merasa tidak nyaman, dan mencoba membuka percakapan.

"June-ya."

"Hm?" Junhoe yang masih fokus menyetir hanya menanggapinya singkat.

"Kau mau mengajakku kemana?"

"Sudahlah, kamu pasti menyukainya." jawab Junhoe sambil tersenyum.

Rose mencoba menebak tempat apa yang sedang mereka tuju. Ia berhasil dibuat penasaran oleh seorang Koo Junhoe.

Mobil mereka pun berhenti di tepi sebuah pantai. Langit sore yang berwarna jingga dengan semburat merah dan biru yang indah menambah suasana indah.

"Wow.." kagum Rose sambil keluar dari mobil.

"Kau suka kan?" tanya Junhoe.

"Suka? Aku tidak suka." jawab Rose.

"Kau tidak suka?" Junhoe terlihat bingung. Ini adalah tempat kesukaan Rose, tapi kenapa ia tak suka.

"Dasar bodoh. Aku tidak suka. Tapi sangat menyukainya." Rose mencubit hidung mancung Junhoe. Ia lalu berlari menghindari Junhoe dan menuju ke air.

"Hei! Kemari kau!" Junhoe lalu berlari mengikuti Rose.

Rose terus berlari. Sesekali ia menoleh ke belakang dan tertawa lepas. Junhoe juga terus mengejar Rose. Junhoe menambah kecepatan, dan menangkap Rose dari belakang.

"Kena kau!" teriak Junhoe. Ia lalu mengangkat Rose dan memutarnya.

"Aaa! June-ya turunkan aku!" pinta Rose sambil tertawa.

Junhoe pun menurunkan Rose. Mereka saling memandang satu sama lain.

"Apa suatu saat kau bisa meninggalkanku, June-ya?"

"Tentu saja tidak. Kenapa aku harus meninggalkanmu?" Junhoe lalu memeluk Rose. Rose pun membalas pelukan Junhoe tidak kalah erat.

Mereka pun menghabiskan sore yang indah itu sambil bercengkrama di tepi pantai itu.

---

Junhoe berjalan di dalam gedung YG. Ia menuju studio iKON.

Junhoe lalu naik ke lantai atas dengan lift. Lift itu terbuat dari kaca, sehingga ia bisa melihat keluar. Di bawah sana, Ia melihat sesuatu.

Rose.

Bersama seorang pria.

Junhoe terus memperhatikan mereka. Mereka lalu masuk ke dalam mobil, dan berjalan dari situ.

Junhoe berusaha untuk berpikir positif. Mungkin itu saudara atau temannya. Ia percaya kalau Rose tidak akan selingkuh darinya.

Pintu lift pun terbuka. Ia lalu berjalan dan masuk pada sebuah pintu. Dalam ruang itu, terlihat anggota iKON yang lain sudah berkumpul.

"Hyung, tadi Rose ke sini. Ia menitip pesan." kata Chanwoo.

"Ya, ia tadi bilang kalau tidak bisa pulang denganmu hari ini. Ia ada urusan." Hanbin menambahkan.

Urusan?

Kenapa dia tidak bilang langsung padaku?

Junhoa mengeluarkan handphonenya, melihat apakah Rose meninggalkan pesan padanya.

Tidak ada. Tidak ada pesan dari Rose.

"Ah, terima kasih sudah memberitahuku." jawab Junhoe kepada mereka berdua.

"Apa Rose tidak memberitahumu?" Jinhwan bersuara.

"Tidak, hyung."

"Jangan sedih dulu. Mungkin urusannya sangat penting sampai ia tidak bisa menghubungimu." Bobby menyatakan pendapatnya pada Junhoe.

Junhoe berpikir. Ya, mungkin yang dikatakan Bobby benar. Blackpink masih memiliki urusan lain. Mungkin orang itu tadi manajer atau sopirnya. Junhoe memasukkan handphonenya, menghilangkan segala pikiran yang mengganggunya, lalu bergabung dengan grupnya itu.

RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang