4

641 57 3
                                    

Rose sudah berdiri di depan rumahnya sejak tadi. Ia menunggu Junhoe, yang akan datang menjemputnya menuju karnaval.

Yap, yang ditunggu pun akhirnya datang. Ia menaiki mobil sport hitamnya, seperti biasa. Ia berhenti di depan Rose, lalu menurunkan kaca mobilnya.

"Hei orang hilang. Kau mau kemana?" tanya Junhoe menggoda Rose.

"Aku? Oh, aku menunggu seorang gila yang tadi akan menjemputku di sini."

"Oh, begitu. Kalau begitu aku pergi saja. Aku masih waras." Junhoe lalu menutup kaca mobilnya.

"Yak!! June-yaa!" teriak Rose sambil memukul-mukul kaca mobil Junhoe yang belum tertutup sepenuhnya.

"Ada apa, orang hilang?" Junhoe tertawa pada Rose.

"Uh, kau ini!" Rose lalu masuk ke dalam mobil. Ia lalu duduk di kursi samping Junhoe.

"Ayolah, princess. Jangan murung. Prince nggak mau kamu sedih. Prince hanya bercanda."

"Prince? Junhoe, mimpimu terlalu tinggi." ejek Rose.

"Tapi kau suka padaku, kan?" Junhoe membalas Rose.

"Aish, kau ini. Sudah cepat jalan." perintah Rose. Junhoe lalu tersenyum dam menjalankan mobilnya.

---

Junhoe menggandeng tangan Rose. Mereka berdua berjalan masuk ke karnaval itu.

"June-ya, aku mau itu." Rose menunjuk pada sebuah gerobak gulali. Terlihat beberapa orang sedang mengantri untuk membeli.

"Oke, ayo kita beli." Junhoe lalu mengantri dengan Rose. Tak lama, mereka mendapat giliran.

"Kami pesan satu." kata Junhoe.

"Satu?" ulang Rose.

"Iya, satu. Biar lebih romantis gitu." kata Junhoe sambil bertingkah manja pada Rose.

"Aish, apa kau ini? Hentikan, malu tau."

"Biarin, biar mereka tau kalau aku sayang kamu."

"Kamu menjijikan." jawab Rose sedikit malu.

"Ini tuan." kata penjual itu sambil memberikan pesanan Junhoe. Junhoe pun membayarnya dan beranjak pergi dari sana.

"June-ya, bagaimana kita memakannya? Kita berdua dan kau pesan satu?" Rose masih bingung.

"Apa kau tau MV WYD milik iKON? Aku ingin melakukan adegan milik Hanbin." jelas Junhoe. Rose mengingat MV itu, wajahnya langsung memerah.

"Hei, kita belum melakukannya. Santai saja. Jangan terlalu gugup dengan princemu ini."

"Huh? Bangunlah Junhoe!" Rose lalu memukul lengan Junhoe.

"Aww, sakit." kata Junhoe sambil meringis dan mengelus tangannya yang tadi dipukul Rose.

"Jangan bersandiwara. Itu tidak sakit."

Junhoe hanya tertawa. Ia lalu merangkul Rose dan terus berjalan.

"Hei, bagaimana kalau kita naik itu?" Junhoe menunjuk pada sebuah komidi putar. Komidi putar itu terlihat indah, lampu-lampu kecil di sekelilingnya menyala kelap-kelip.

"Oke! Ayo!" Rose lalu berjalan mendahului Junhoe.

Antriannya sangat panjang. Junhoe dan Rose harus menunggu untuk bisa naik.

Rose tertarik untuk memakan gulalinya. Ia lalu menggigitnya. Saat ia menggigit, ia terkejut. Junhoe menggigit bagian yang ada di depan mulut Rose. Persis seperti adegan Hanbin.

(nasib Junhoe yang sendirian di MV:v)

Rose lalu menarik mulutnya yang penuh dengan gulali. Ia lalu memakannya sambil malu-malu.

"Bibirmu manis, apalagi ditambah gulali. Ayo lakukan lagi!" goda Junhoe.

Rose hanya tersenyum. Wajahnya memerah karena perlakuan Junhoe tadi.

Tak terasa, giliran mereka untuk naik komidi putar itu. Rose mengambil tempat di depan, serong dengan posisi Junhoe. Pada saat berputar, Rose tersenyum sangat bahagia. Junhoe yang melihatinya dari belakang juga ikut bahagia. Suatu kebahagiaan melihat Rose tertawa, ditambah ia terlihat cantik saat ini.

Beberapa putaran, lalu mereka turun dari wahana itu.

"Itu tadi menyenangkan!" kata Rose yang masih terdengar bersemangat. Tiba-tiba wajah Rose berubah. Ia seperti teringat akan sesuatu.

Haruskah sekarang?

Junhoe yang melihat perubahan itu tampak bingung.

"Ada apa? Ada sesuatu yang salah?"

"Tidak. Tidak ada. Aku mau ke kamar mandi. Kamu tunggu di sini saja, ya?" Rose lalu berlalu tanpa membiarkan Junhoe berbicara.

Rose tenggelam dalam ramainya karnaval itu. Junhoe masih menunggu Rose di situ. Di dekat Junhoe ada sebuah toko souvenir. Satu barang itu membuat Junhoe tertarik.

Sebuah gantungan kunci dari kaca dengan gambar bunga mawar di tengahnya.

Ia mendekat, lalu mengambilnya.

"Kau ingin membelinya, tuan?" tanya sang penjual.

"Eh.. Aku rasa iya. Aku ambil satu." Junhoe lalu membelinya. Ia memasukkannya dalam saku celananya, menunggu untuk diberikan pada Rose nanti.

Ia lalu terfokus pada sesuatu. Ia melihat sosok Rose.

Ia dengan seorang pria.

Dan mereka berciuman.

RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang