Hai.. aku butuh kritik dan saran dong buat cerita pertama aku yang iseng iseng aku post.
Aku sangat menghargai kritik kalian berupa voment.Happy Reading!
*************
-AUTHOR POV-
"Ya Tuhan, rambutku! Apa harus seperti ini kalau setiap pergantian musim gugur?"
"Berhentilah mengeluh Je. Memang kau berjalan kaki saat ke kampus?"
Jenny hanya bergumam tak jelas. Tangannya tak henti hentinya menyisir rambutnya yang berantakan akibat angin kencang.
Lea mengetukkan sisirnya ke kepala Jenny "Tumben sekali. Pakai ini, Bodoh!" Sambil menyodorkan sisirnya.
"Ow, terima kasih, Sayang. Kalau saja aku tidak lupa membawanya saat terburu-buru tadi pasti aku tidak susah menyisir pakai jari jariku. Mobilku di bengkel, makanya aku naik angkutan umum." Jenny mengambil sisir dari tangan Lea.
"Oh iya apa kau tahu, Le. Rektor kampus ini akan datang besok. Dan yang paling hebohnya lagi, ada yang bilang dia orang yang sangat tampan dan juga muda. Bahkan sekarang semua fakultas membicarakannya." Sambungnya.
"Sebegitu tampannya kha? Aku tidak pernah liat rektor kampus kita. Biasanya kebanyakan rektor kampus itu seseorang pria yang gendut, sudah tua, dan mmmm... botak." Kelakar Lea dibalas tawa Jenny.
"Ahahah, aku juga berpikir begitu. Dan yaah..memang rektor kita tidak pernah ke kampus ini. Ada yang bilang sih dia kunjungan ke sini kurang lebih tiga tahun sekali, jadi ya kita tidak pernah melihatnya." Jenny sambil meminum jus apel milik Lea.
"Oh begitu. Apakah kau tahu namanya?"
"Pffftttt... Ya Tuhan, Le. Apakah kau tidak tahu nama rektor kita sendiri?" Kaget dengan pertanyaan Lea, tak sengaja Jenny menyemprotkan minuman yang sedang di minumnya ke wajah Lea.
"Kau.. menjijikkan, Jenny!" Hardik Lea membersihkan wajahnya dengan tisu.
"Maaf, maafkan aku." Jenny membantu Lea membersihkan wajahnya.
"Sudah, sudah tak apa. Ayo kita ke kelas, sebentar lagi kelas dimulai. Tapi antarkan aku dulu ke toilet."
Lea pun menarik paksa tangan Jenny menuju toilet.
******
Lea berjalan sendiri pulang dari kampusnya. Tadi ia bersama Jenny tetapi Jenny berhenti di perempatan jalan untuk menunggu angkutan umum. Sedangkan ia terus berjalan sekitar kurang lebih 1 Km. Jarang ada angkutan yang melewati wilayah rumahnya.
Sedangkan kampusnya berada di kota. Mau tidak mau ia harus berjalan.
Menikmati kesendirian perjalanan di sore hari, sebuah kendaraan berhenti di depannya. Memberhentikan langkahnya. Sekilas ia melihat mobil di depan mata. Lea langsung melangkahkan kakinya cepat tanpa mau melihat si empunya mobil.
"Ada perlu apa lagi?" Entak Lea sewaktu lengannya di pegang erat.
"Aku mau memberimu penjelasan, Lea. Kejadian minggu kemarin tidak seperti yang kau bayangkan. Maaf kan aku. Aku..." Ucap pria di hadapan Lea dengan wajah frustrasi.
"BERHENTI! Lupakan saja." Lea sambil melanjutkan langkahnya.
Sebelum melangkah pria itu memegang kedua bahu Lea agar Lea bisa mendengar penjelasannya.
"Dengar aku dulu." Ucap sang pria.
"Jangan di sini, ayo kita masuk ke Cafe itu." Ajak pria itu sambil menggandeng tangan Lea memasuki Cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARROGANT ALPHA ✓
FantasyNickholas pernah jatuh cinta, hingga ia benar-benar dihempaskan sampai ke jurang kematian. Sayangnya bukan ia yang mati, melainkan orang terkasih. Ia tahu, dalam sejarah belum pernah ada kaumnya yang bersanding dengan manusia asli. Masa kelam yang...