Tiga

2 0 0
                                    

In Past, 5 Juli 2009

"Menurut gue dia pribadi yang humoris, bandel tahap wajar, mandiri pada levelnya, ganteng? Lumayan. You know cewek mana yang gak suka cowo lumayan ganteng dan humoris." Ceritaku pada Friska

"Eh what? Lo baru aja mendeglarasikan kalo lo........" friska menyipitkan matanya yang udah dari lahir

"Eh...umm emang iya ya?"

"Iya barusan lo ngomong,so? Lo mikir apa lagi buat nerima adam"

"Apa ya fris?"

"Deh ege deh temen gewe. By the way lo masih sama Romy?" Tanya friska

"Hehe yagitu" jawabku seadanya.

"Bi jangan coba-coba ya. Inget karma"

"Hmm entahlah, liat aja nanti" kataku sambil melirik nakal

Memang kemarin Adam menyatakan perasaannya padaku. Dia bukan tipe cowok romantis. Bukan seperti cowok-cowok dalam novel yang bersikap manis pada ceweknya. Dia hanya mengirim pesan singkat.

From Adam
Jadiiiii udah sadar kan sikap gue ke lo gimana akhir-akhir ini. Gue sayang lo, mau gak jadi cewek gue?

Amboy, lo buat gue pusing dengan pertanyaan macam itu dam, batinku.

Bukan karena aku tak memiliki perasaan yang sama kepada dia. Aku juga sayang Adam. Tapi sekarang Aku punya seseorang yang aku anggap spesial. Yap dia Romy, pacarku. Dia satu SMP denganku, hobi main basket, sering ikut kejuaraan basket, andil dalam lomba sains, lirikan matanya mampu membuat jantung ini berdebar lebih cepat. Hidungnya yang mancung membuatku selalu iri. Dia bersikap dingin kepada semua murid cewek tapi tidak kepadaku. Dia romantis saat bersamaku. Dia perhatian banget sama aku. Mungkin itu sebabnya teman seangkatan dan kaka kelas cewek selalu iri dengan sikap Romy kepadaku. He is lucky man.

Aku dan Romy masih baru sebagai sepasang kekasih, baru 4bulan jalan 5 bulan. Kami mengawalinya dengan sama sama memiliki perasaan yang sama.
Bulan pertama kami melewatinya dengan penuh suka. Kami suka berbagi cerita, hang out di akhir pekan bersama, dia selalu memberiku perhatian dan cewek mana yang gak suka diperhatikan. Perhatian dia membuatku semakin sayang dengan dia.
Bulan kedua, kami melewatinya masih dengan suka. Terkadang ada pertengkaran kecil karena kecemburuanku dengan kaka kelas yang masih saja mencoba untuk dekat dengan Romy. Yaa aku tahu, Romy pasti bersikap dingin kepada mereka. Tapi tetap saja aku kecemburu. Dan Romy paham akan hal itu.
Bulan ketiga, Hmm dia masih sayang aku, aku? Entahlah rasanya sedikit berkurang. Bukan karena dia tidak memperhatikanku lagi. Bukan itu sebabnya. Tapi perhatian dia yang berlebihan membuatku jenuh. Iya betul! Dia posesif. Dia selalu berusaha agar aku selalu disamping dia. Jika tidak, yaaa aku harus mengirimkan pesan singkat, memberi kabar padanya.
Bulan keempat. Dia masih sayang aku, aku? Entahlah. Sedikit berkurang dari bulan sebelumnya. Dia masih sama. Masih hobi bermain basket, masih menjadi idola murid-murid cewek, dan dia masih posesif. Dan aku masih coba bertahan. Aku berharap dia dapat berubah, karena sejujurnya rasa sayang masih ada untuk dia. Dan sejujurnya aku membuka hati pada Adam, dengan sengaja atau tidak sengaja.
Bulan kelima. Dia masih sayang sama aku, aku? Sedikit berkurang dari bulan sebelumnya. Dia sibuk dengan kejuaran basket di luar sekolah, dia selalu latihan selepas selesai sekolah. Waktu kami untuk hangout pun berkurang. Yaaa dia akan menghabiskan hari weekend untuk istirahat atau mungkin latihan basket lagi. Tapi dia masih perhatian. Oh ralat, maksudku posesif. Terkadang dia cemburu dengan teman cowok sekelasku dengan alasan yang tidak jelas.

"Oh Rom, kapan kamu bisa kurangin sikap posesifmu?" Kataku ketika kami bertemu disela-sela kesibukan dia dengan tim basketnya.

"Maaf Bi, aku cuma gamau kamu terlalu deket sama cowok-cowok. Apalagi kamu tau kan akhir-akhir ini kita jarang ngabisin waktu bareng. Aku gamau ini jadi kesempatan mereka buat....."

"Rom, believe me please" kataku

"Bi, kamu tau aku sayang kamu Bi" Romy berkata jujur

"Tapi kamu jangan kayak gini nanti aku gak nyaman" aku berkata jujur

"Oke, I'll try Bi" jawab Romy sambil memegang puncak kepalaku

"Aku balik ke temen-temenku dulu ya, aku sayang kamu. Tiati jalan pulangnya Bi" kata Romy

"Okay myromrom" jawabku

Yap sekali lagi aku pulang sekolah sendiri, Romy sibuk dengan tim basketnya. Ini gak jadi masalah buatku. Sejujurnya ini membuatku nyaman daripada harus diantar jemput oleh Romy ketika berangkat dan pulang sekolah.

Berjalan kaki menuju rumah bukan menjadi masalah buatku, Apalagi suasana perumahan yang ku lewati dipenuhi dengan pepohonan rindang cukup untuk menutupi tubuhku dari sengatan matahari siang.

"....aku cuma gamau kamu terlalu deket sama cowok-cowok. Apalagi kamu tau kan akhir-akhir ini kita jarang ngabisin waktu bareng. Aku gamau ini jadi kesempatan mereka..."

Tiba-tiba aku teringan perkataan Romy. Perkataan dia benar. Sial. Bukan mereka yang mencari kesempatan. Bukan. Tapi aku yang membuka kesempatan untuk Adam masuk ke hatiku. Ini bukan salah Adam. Karena, sungguh Adam tidak tahu tentang hubunganku dengan Romy. Dan aku tidak memberi tahunya, aku pikir untuk apa? Toh dia juga tidak pernah bertanya akan hal itu.

---------------------------
Thanks udah baca part sebelumnya.

Vote and coment bro&nona.

Gimana ceritanya Adam&Bi bisa bersat?? Next part ya guys.

Keep Me Be YoursWhere stories live. Discover now