Tujuh

1 0 0
                                    

In Past,13 Juli 2009
Oke, untuk sekian kalinya ku baca pesan singkat dari Adam. Dan untuk sekian kali pula pesannya ku abaikan.

In past, 15 Juli 2009
Sekarang hari Rabu. Rabu yang cerah. Rabu adalah hari yang kunanti. Hari ini kelas Romy ada jam pelajaran olahraga. Dan itu artinya dia akan ada di luar kelas dan menunjukkan kemampuannya dalam berolahraga. Hal ini juga yang membuatku jatuh cinta padanya selain karena tatapan matanya. Saat dia melakukan dribble bola basket, saat dia berlari menggiring bola kaki. Apapun olahraga yang dia lakukan aku suka. Kecuali catur, karena itu gak menunjukkan kekuatan otot-ototnya dan tentu tidak akan ada keringat yang menetes ke pelipisnya. Sungguh keringat itu membuat dia tampak lebih kece. Sungguh aku suka itu.

Demi melihat Romy di jam olahraga, aku izin ke toilet dengan guru di kelas. Yaaa itu alasan yang selalu kubuat, alasan klasik. Tapi, kenapa hari ini Romy belum ada di tengah-tengah lapangan. Padahal jam pelajaran sudah dimulai 15 menit yang lalu. Aku jalan menuruni anak tangga menuju toilet sambil mencari-cari keberadaan Romy. Tak ku temukan batang hidung mancungnya, Tak ku temukan tubuh tinggi, kulit putih dan rambut hitam yang sudah mulai gondrong.

Baru saja ku melangkahkan kan kaki hendak berbalik ke kelas, karena aku gak menemukan Romy dan toilet hanya alasanku saja jadi aku gak bersungguh-sungguh untuk pergi kesana. Aku bertemu Romy.

"Rom? Ram... Hahaha rambut kamu kenapa haha"

"Bi aelah"

"Ini serius kamu? Hahaha." Aku gak bisa menahan tawa.

"Iya Bi. Kena nih sama Bu Indah."

"Ih coba-coba liat, ih Rom ada pitaknya haha.  Kayak model cepak tapi ini kebalikannya ya rom. Grepesnya ditengah bukan di pinggir" Aku melihat potongan rambut Romy yang acak-acakan setelah dia sedikit membungkuk.

"Ada 2, eh 4 pitaknya haha. Lagian kemaren aku suruh rapiin rambutnya malah gak nurut"

"Iya iya, lagi tuh guru mentang-mentang disekolah kita jarang ada yang bandel, jarang ada yang masuk BK. Sekarang jadi barbershop keliling" curhat Romy

"Haha, tapi tetep kece kok dikit"

"Kok dikit? Banyak dong"

"Dikit ajalah, banyak gak abis entar"

"Apasih Bi. Bungkuslah kalo gak abis"

"Gamau ah, malu-maluin aja sisa bawa pulang"

"Haha lagian kamu duluan. Eh kamu kemana?"

"Tadi mau liat kamu olahraga, tapi gajadi. Sekarang kamu udah gak kece jadi males aku liatnya. Udah ya aku ke kelas dulu. Kamu pake topi sana biar gak keliatan pitaknya hehe. Papay." Kataku sambil berlalu.

"Ih kamu tuh ya." Kata Romy sedikit teriak karena jarak dia berada 2meter dia belakangku.

Teng teng teeenngg. Bel sekolah tanda pulang berbunyi. Hari ini Romy berniat mengantarku pulang kerumah. Karena aku gamau mati karena kecapekan tertawa melihat kepala dia dengan pitak 4, aku minta kami ke barbershop dulu untuk merapikan rambutnya. Dia mengambil motor kawasaki kesayangannya di parkiran luar sekolah. Di sekolahku murid tidak boleh membawa motor, jadi Romy memarkirkan motornya di parkiran luar sekolah. Aku juga ikut menemaninya mengambil motor.

Sepanjang perjalanan menuju barbershop, kami berbagi cerita, menertawai sekitar yang menurut kami lucu, bahkan menertawai diri kami sendiri termasuk menertawai model rambut Romy ala Bu Indah. Momen ini sudah jarang terjadi sejak dia sibuk dengan kejuaraan basketnya. I miss this moment.
Sepanjang perjalanan menuju barbershop, gak ada lagi sikap posesif dia, aku seperti jatuh cinta lagi padanya, seperti inilah kami saat bulan pertama kami menjalani hubungan. I miss this moment. Mungkin ini hanya masalah waktu, seharusnya aku lebih mengerti dia, mengerti kesibukan dia dalam lomba kejuaraan basket. Seharusnya sebagai pacar aku mendukung dia, toh ini juga kan hobi dia, membawa nama sekolah juga. Kalau dia berhasil aku juga senang. Batin ku berkata 'aku harus ngertiin dia, aku sayang dia'

Setelah kegantengan Romy kembali 80% berkat om barbershop, kami menuju restoran junkfood sebentar untuk makan siang. Dan kembali ke rumah pada sore hari. Sesampainya dirumah, aku merebahkan diriku ke kasur kamarku. "Hari ini aku jatuh cinta lagi kepada Romy. Pandai sekali dia membolak-balikan hati ini. Pandai sekali dia mengambil hati ini" kataku dalam hati dan membayangkan setiap momen bahagiaku bersama myromrom.

Ponselku bergetar. Aku tak acuh pada ponselku. Setengah jam sudah aku merebahkan diri di kasur, aku baru bangun dari kasur ketika mama mengetuk pintu kamarku untuk mengajak makan malam. Aku bergegas mandi dan makan malam bersama keluargaku. Makan malam kali ini komplit, i mean disini ada kedua orangtuaku dan 2adik laki-lakiku. Seringkali aku makan malam hanya ditemani 2adik laki-lakiku, Dhika dan Adri. Makan malam komplit hari ini menambah kebahagiaanku hari ini.

Makan malam selesai, aku membantu membersihkan meja makan. Lalu aku pamit untuk lebih dulu masuk ke kamar untuk belajar. Lagi lagi alasan klasik. Yap karena sebenarnya aku teringat tadi sore ponselku bergetar dan aku belum sempat melihatnya. Hal terkampret adalah ketika mau cek ponsel karena ada sesuatu yang penting tapi ponsel mati. Hari ini hal terkampret ini terjadi padaku. Ponselku habis baterai. Makin penasaran siapa seseorang yang mengirim pesan singkat padaku dan apa isinya. Apa Romy yang kembali mengirim pesan posesifnya? Apa hanya operator. Huftt-_-. Malam ini aku tidur cepet, belum sempat membaca pesan itu.

Keep Me Be YoursWhere stories live. Discover now