Delapan

0 0 0
                                    

In past 16 Juli 2009

From Adam
Bi, apa kabar?

Missed calls 3x, Adam

"Huuuuuftsssss" aku menghela nafas panjang setelah ku cerita kepada Friska tentang pesan dan missed calls dari Adam

"Terus lo bakal gimana Bi?"

"Gue coba bales dari pesan Adam aja deh, siapa tau omongan dia tentang perasaan yang kemaren gak jadi"

To Adam
Kabar baik. Lo?

From Adam
Lumayan. Boleh ketemu? Hari ini pulang sekolah?

To Adam
Oke, dimana?

From Adam
Di taman biasa, jemput gak?

To Adam
Hmm gausah, pulang sekolah. Gapake ngaret!

From Adam
Siap :)

Beruntungnya aku hari ini. Hari ini Romy sibuk dengan tim basketnya jadi aku bisa pulang sendiri dan bisa menemui Adam. Hari ini ditaman lumayan sepi, karena mungkin sekarang weekday, lagipula mana mungkin siang bolong taman ramai mending bobo dikamar yang adem. Hanya orang bodoh yang mau panas-panasan siang bolong ke taman. Dan kali ini aku termasuk ke dalam golongan itu. Aku duduk di bangku taman dengan meja bundar di tengah. Ditengah meja terdapat tiang payung dengan payung terbuka cukup untuk menutupiku dari ganasnya matahari yang terik. Sudah 5menit aku menunggu, si anak Pak Arman belum datang juga. Bete.

"Nih vanilla buat lo" kata Adam yang datang beberapa menit kemudian membawa 2buah  ice cream. Satu lagi rasa coklat, favorit Adam.

"Ahhhhh, maaciw. Tau aja lo kalo gue..."

"Gak punya duit? Hahaha"

"Anjirr, kok lu jadi songong gitu ya"

"Haha, cigitu aja ngambek. Udeh makan gue ikhlas kok"

"Kurang kalo cuma satu mah"

"Iya entar beli lagi"

"Dibeliin?"

"Iya, dibeliin sama bapak lo haha"

Lagi asik-asiknya makan ice cream vanila, rasa favoritku. Tiba-tiba Adam membuka topik yang sebenarnya ingin kami bahas. Ralat, bukan kami tapi dia. Jujur, aku gamau membahas topik ini.

"Lo kemana aja bi?"

"Huh? Gue disini kom gak kemana-mana"

"Dih, serius ege"

"Oke-oke serius" kataku sambil membersihkan mulut dengan tisu. Ice cream vanillaku sudah habis, ice cream coklat Adam sudah habis lebih dulu. Dia selalu lebih cepat dariku kalau soal makan.

"Sebelum jawab, gue beli minum dulu ya disana. Gaenak nih mulut" sambungku sambil melirik ke sana, menunjuk ke arah warung dekat taman.

"Nih gue bawain, gue tau lo butuh air mineral kalo abis makan ice cream" kata Adam. Gue spechless, dia  bahkan hafal kebiasaan gue. Gue gak ada cara lagi buat menghindar dari pertanyaan-pertanyaan dia yang siap menyerbu. Ibaratnya dia penjajah yang udah latihan pagi dan malam buat nyerbu dan gue? Gue cuma Indonesia yang gak pernah latihan dan cuma ngandelin nekad buat masuk ke medan perang. Iya! Sekarang gue di medan perang mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Adam. Gue meneguk air dari botol mineral yang diberikan oleh Adam sambil melihat dengan jelas raut wajahnya. Wajahnya menghadap kedepan lurus, menghadap jalan raya. Raut wajah yang jelas. Cemas, itu yang ku tangkap dari raut wajahnya.

"Udah Bi?"

Ku balas dengang sekali anggukan.

"Jadi, lo kemana aja?"

"Gue gak kemana-mana dam"

"Teruussss?"

"Terus? Yaa gue gak kemana-mana. Gue cuma lagi mikirin dari pesan lo kemaren"

"Kemaren pulang sekolah gue kerumah, kara orang rumah lo blm balik"

"Kemaren? Oh iya kemaren pergi sama temenm," Huh aku menyebut Romy teman, maaf Rom. Maaf Dam aku berbohong

"Ohgitu, oh iya buat pesan gue yang kemaren gausah dipikirin"

Aku menghela nafas panjang, akhirnya prasangka baikku yang tadi sempat kuucapkan pada Friska menjadi kenyataan.

"Tapi dirasakan, pake hati lo Bi. Gue nunggu kok"

"Huk uhuk eehem" tiba tiba aku tersedak entah apa yang buat ku tersedak.

"Bi lo kenapa?" Tanya Adam panik

"Hem gapapa, heran lo bisa lembut juga"

"Yaelah lo kira cuma molto yang bisa jadi pelembut"

"Haha, kebanyakan minum molto lo ya?"

"Dulunya, sekarang udah insyaf gue haha."

"Haha, tulul lo. Kasian nyokap lo pas mau nyuci gak ada molto"

"Iya kan sekarang udah gak Bi. Jadi sekarang udah tau apa yang lo rasain Bi"

Hening, seketika suasana hening. Yang gue lakuin hanya menatap kedua matanya yanga sedang menatap balik mata gue. Entah berapa menit suasana awkward ini berlangsung. Kenapa pas saat ini gak ada bajaj lewat untuk memecahkan keheningan ini. Tuhan sudah merencanakan skenario ini.

Dengan ragu, aku menjawab dengan anggukan yang samar. Entah apa yang aku lakukan. Mengapa aku memberi respon seperti itu. Raga berkata iya, hati berkata lain.

"So, will you be myBi? Be my girlfriend"

Hah? Apa ini Adam nembak aku lagi?
Kali ini secara langsung dihadapanku.
Oh god, harus gimana.
Oh ya Rom? Bagaimana dengan Rom. Batinku berbicara

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 21, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Keep Me Be YoursWhere stories live. Discover now