Gossip

25 2 0
                                    

"Hei, kalian sudah dengar kabar yang saat ini lagi Hot? Itu loh beberapa orang yang meninggal secara misterius dan sadis. Aku benar-benar kaget, bayangkan saja, dalam satu bulan ini teman-teman sekelas kita, bahkan murid dari luar kelas kita pun ada yang meninggal, dan kasusnya sama. Dibunuh, dan disetiap korban pasti terdapat tanda berhuruf 'R', kalian tau tidak ditulis dengan apa huruf 'R' tersebut?" Tari melirik kepada kawan-kawannya yang kini terlihat ketakutan saat mendengar apa yang dibicarakan Tari. Saat semuanya mengangkat bahu, Tari melanjutkan bicaranya. "Huruf 'R' nya itu, ditulis pakai darah si korban tersebut. Hiih, bayangkan saja betapa mengerikannya itu. Mati secara misterius, penuh teka-teki, aku harap mereka tenang dialam sana."

"Ah iya benar, mengerikan sekali. Entah, Sekolah ini jadi sangat mengerikan setelah terjadi kejadian pembunuhan ini. Dan, apa maksud dari sang pembunuh ini sampai memberi inisial seperti itu, kasus pembunuhannya saja sudah mengerikan, ditambah lagi dengan khasnya yang memberi inisial seperti itu." Putri dengan semangat menambah ketegangan keoada semua temannya setelah Tari membuka pembicaraan yang mengerikan ini.

"Tetapi, coba kalian pikirkan. kenapa selalu perempuan yang dibunuh?" Tanya Helena kepada teman-temannya kebingungan.

"Dan yang meninggal selalu perempuan yang sedang dekat dengan Ryuta." Tambah Sally sambil melirik kearah Anya. Lirikannya membuat Anya merasa tidak nyaman, seperti seorang iblis yang siap menerkam.

"Eh, memangnya iya?" Wajah Anya mulai memerah dan panik setelah mendengar ucapan Sally, tubuhnya bergetar dan kaku, sedangkan Sally hanya mengangkat bahu dengan ekspresi datar dan dingin.

"Aaaa, Sally jangan nakutin siiiih!" Anya memukul bahu Sally karna panik, Anya memang sedang dekat dengan Ryuta jadi wajar saja dia seperti itu. Beberapa hari ini, Anya dan Ryuta memang sangat dekat, bahkan saat pulang sekolah mereka selalu pulang bersama.

Ryuta adalah seorang laki-laki idaman kelas, bahkan idaman murid perempuan di sekolah ini.Ryuta memiliki badan yang tinggi, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, wajah yang menawan dan tampan dapat membuat setiap wanita tersungkur dilantai dan bersujud dihadapannya. Dia memiliki hati yang lembut, dan juga cerdas. Senyumannya bisa membuat setiap wanita terhipnotis dan tidak sadarkan diri. Sangat mustahil tidak ada yang menyukainya.

"Eh tapi iya juga ya, Kok aku baru sadar." Tari menyilangkan kedua tangannya didada, menatap ke arah Sally. "untung aku sudah memiliki pacar, si Brian. Jadi aku aman-aman saja."

"Tapi kan tidak mungkin juga. Masa karna dekat dengan Ryuta lalu dibunuh?" Tanya Anya lagi dengan sangat Panik, wajahnya kini berubah menjadi pucat pasi. Kulitnya mendingin seperti es.

"Entahlah. Ngomong-ngomong, kamu sedang dekat dengan Ryuta ya? Berhati-hatilah." Sally sangat suka menggoda Anya yang sangat mudah merasa takut. Wajah Anya kembalu memucat karna ucapan itu.

"Ihhh Sally nakutin terus." Anya meraih bahu Sally lagi, lalu menggoyangkan ke depan dan ke belakang, membuat kepala Sally teruntai-untai seperti kertas yang tertiup angin.

"Kasian mereka yang mejadi korban pembunuhan itu, rata-rata, mereka sudah kelas 3 SMA, dan akan menyelenggarakan Ujian Nasional, tetapi karna pembunuhan itu, mereka tidak bisa melanjutkan ujian dan meraih impiannya." Kata Putri dengan sangat bersimpati.

"Aku yang tidak memiliki hubungan dengan Ryuta saja sudah sangat takut. Apalagi yang memiliki hubungan ya?" Tari melirik kearah Anya yang ketakutan. Lalu menunjukkan tatapan simpati kepada Anya yang kini pikirannya melayang-layang.

"Aku juga, padahal aku tidak memiliki hubungan dengannya, tapi aku tetap saja takut." Tambah Putri sambil mengangkat bahu.

Sedangkan, Sally hanya tersenyum setuju dan tidak mengeluarkan kata-kata apapun.

"Aku lebih takut ya ampun. Aku kan lagi dekat dengan-"

"Ryuta?" Lanjut Sally memotong pembicaraan Anya. Tatapannya serius dan berhasil membuat tubuh Anya kembali bergetar dan mendingin.

"Iya Sally" Anya hanya menunduk kaku, meremas-remas tangannya, berharap rasa kecemasannya itu menghilang.

"Haha, hahaha, Hayo, Hati-Hati" Tawa Sally dengan terpaksa, terputus-putus, dan sedikit meledek.

"Kok ketawa sih. Kita semuan lagi panik loh. Masa kamu ketawa kaya gitu. Serem tau." Kata Tari kepada Sally. Wajah Tari berubah menjadi pucat saat melihat Sally.

"Iya." Tambah Putri berbarengan dengan Anya.

"Lah kenapa? Ada yang aneh? Jangan terlalu dibawa serius. Nanti tidak bisa fokus belajar loh nanti. Sebentar lagi kan kita mau ujian." Ucap Sally menenanglan kawan-kawannya. Benar apa kata Sally, mereka harus lebih Relax agar bisa mengerjakan ujian dengan baik dan benar, lalu mendapatkan nilai yang bagus.

"Ah sudahlah jangan gosip mulu, ayo kita ke kantin saja." Suruh Anya kepada yang lain, tangannya di ayun-ayunnya, mengisyaratkan agar segera pergi dari sana.

"Lah, Hahaha, lagian siapa juga yang memulai percakapan ini?" Tanya Sally sambil tertawa.

"Tuh Tari tuh" Tuduh Putri kepada Tari.

"Iya aku yang mulai, tapi kamu malah ikut manas manasin." Bentak Tari kepada Putri, merasa tidak ingin dihakimi.

"Dasar kalian ini" Kata Sally dengan senyum dingin.

Setelah itu mereka keluar dari sana dan pergi menuju kantin.

***

*bell pulang sekolah*

Semua murid disana berkeliaran meninggaklan kelas, tetapi beberapa murid harus pulang terlambat karna memiliki tugas piket dihari ini. ada saja murid yang malas, lalu pergi begitu saja meninggalkan tugas piketnya. Pada akhirnya, hanya Sally dan Anya saja yang bekerja pada hari itu.

Sejam kemudian setelah tugas piket selesai. Sally pulang lebih dulu, dan menemui Ryuta diluar sekolah.

"Sally, hai!" Ryuta berlari ke arah sally.

"Eh R-Ryuta. Ada a-apa?" Tanya Sally kepada Ryuta dengan gugup, Wajahnya berubah menjadi merah merona.

"Lihat Anya tidak, katanya sih hari ini dia piket kan?" Ryuta melirik kedalam sekolah, berharap melihat Anya disana.

"Hmm, aku tidak tahu, aku tidak melihatnya setelah Piket. Mungkin dia sedang dikelas." Wajah Sally berubah menjadi tanpa ekspresi. Lalu menunjukkan tangannya kedalam sekolah.

"Ohh Oke. Makasih ya Sally. Ngomong-ngomong, kamu terlihat berbeda hari ini."

"Masa sih? He-Hehe, tidak juga. Sudah ya aku harus pulang. Sampai jumpa Besok" sudut bibir Sally mengembang menjadi senyuman. Wajahnya semakin memerah karna pujian itu.

"Ah iya Sally, hati-hati" Kata Ryuta sambil berlari kedalam sekolah, menyusul Anya.

Besoknya, dikabarkan ada seorang mahasiswi kelas 3A yaitu Anya meninggal dunia dikelasnya sendiri di jam pulang sekolah. Dan kasusnya sama seperti kasus yang sebelumnya, meninggal berlumuran darah karna tusukan yang berulang-ulang, dan terdapat tanda yang tertulis 'R'.
Mayat ditemukan oleh Ryuta sendiri.

Ryuta kali ini diintrogasi kembali, dan untungnya semua bukti tetap tidak cukup untuk menuduh kalau Ryuta yang membunuhnya.

Lalu bagaimana dengan Sally?

-TAMAT-

(Terinspirasi oleh Karakter Yang bernama Yuno Gasai. Thanks for ya Yunooo 😂😂😍)

[HORROR] SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang