Hari ini adalah hari rabu. Hari yang paling Keyna sukai. Bagaimana tidak, setiap hari rabu itu ada jadwal ekskul futsal.
Jam menunjukkan pukul 13.00 menandakan jam pelajaran telah berakhir dan siswa-siswi diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.
Seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas masing-masing, kecuali Keyna, Dillah, dan Fira. Seperti biasa mereka terlalu malas untuk berdesak-desakan dengan orang-orang yang sangat bersemangat untuk pulang. Mereka lebih baik menunggu beberapa menit hingga lorong sekolah mulai sepi.
"Hari rabu nih," ujar Fira membuka keheningan.
"Oh iya. Biasa nggak, Key?" tanya Dillah kepada Keyna yang masih sibuk menulis catatan matematika dari papan tulis. Ayolah, siapa yang tidak malas untuk mencatat materi matematika di jam pelajaran terakhir. Sudah siang, ngantuk pula. Jadi tadi disaat disuruh mencatat, Keyna malah meletakkan kepalanya diatas meja. Ya untuk tidur.
"Biasa apa sih? Bentar, bentar, bentar lagi selesai nih," ujar Keyna masih fokus pada tulisannya. Tulisannya sudah bagaikan ceker ayam karena terburu-buru supaya cepat selesai.
"Sekarang hari rabu, Key. Ada ekskul futsal. F-U-T-S-A-L," jawab Dillah dengan menekan satu per satu huruf futsal.
Keyna menghentikan aktivitasnya.
Hening.
"OH IYA, ANJIR, GUE LUPA," teriak Keyna spontan sambil berdiri. Bahkan pulpennya sudah terlempar tak tau kemana. Padahal pulpennya masih baru. Bodo amat lah, pikirnya.
"Bentar ya." Keyna mengambil handphone miliknya di kolong meja, maju ke depan kelas, dan memfoto materi yang belum ia tulis.
Doi dulu, nyatet belakangan. Itu yang ada dipikirannya. Tidak patut dicontoh memang.
"Ayo kita ke lapangan," ajak Keyna antusias. Sambil berjalan ke arah pintu kelas tanpa menunggu jawaban sahabatnya.
"Heh." Fira menoyor kepala Keyna, "Gue nggak nemenin lo ya, mau ke toko buku dulu soalnya, mau beli novel."
"Yah, kok gitu," ujar Keyna sedih, "Dillah gimana?"
"Monmaap nih. Pacar udah nunggu di parkiran," jawab Dillah sambil memperlihatkan deretan giginya. Dillah memang satu-satunya yang tidak jomblo diantara mereka bertiga.
"Terus gue sendiri lagi gitu." Keyna menampakkan ekspresi sedihnya.
"Udah nggak apa apa. Siapa tau di notice lagi. Kan kata lo pas nggak ada kita, dia ngeliat ke arah lo," ujar Fira menenangkan.
"Ya udah deh. Kalian hati-hati ya. Kalo udah sampe rumah kabarin di gugel squad," ujar Keyna sambil tersenyum.
Gugel squad. Itu adalah nama grup whatsapp dan line mereka. Itu adalah grup dimana isinya gibah dan ngomongin orang. Kepanjangan dari gugel itu sendiri adalah gue geli, gue gatel, gue garuk.
"Siap bos. Lo juga jangan kesorean pulangnya. Inget, bucin nggak papa deh, tapi oon jangan," Fira tertawa diikuti dengan Dillah. Mereka berdua melambaikan tangan dan perlahan menghilang dari pagar sekolah.
Baiklah. Disini lah Keyna. Lapangan SMA Harapan. Keyna melirik jam tangan berwarna pink miliknya. Jam menunjukkan pukul 13.23. Masih ada sekitar tujuh menit lagi hingga lapangan akan dipenuhi oleh para pemain futsal.
Keyna memilih untuk membeli beberapa cemilan dan minuman terlebih dahulu untuk menemaninya melihat kesayangannya latihan.
"Keyna," sapa seorang siswi yang satu kelas dengannya.
"Ya? Kenapa, Nay?" tanya Keyna.
Siswi bernama Nayla itu menggelengkan kepala, "Nggak apa apa. Lo ngapain belom pulang?"
Keyna baru ingin menjawab tetapi sudah dipotong oleh Nayla, "Oh! Lo mau liat anak futsal ya? Ya kan!"
"Lo kok bisa tau!" Keyna mulai panik.
"Ya tau lah. Gue setiap rabu juga nonton anak futsal. Nemenin cowok gue futsal. Nah gue sering liat lo tiap rabu."
"Oh iya Bima anak futsal ya." Keyna menganggukkan kepala tanda mengerti. Ia juga bernapas lega karena ia kira Nayla tau tentang ia dan Vano.
"By the way, lo tuh ngeliatin siapa sih kalo mereka lagi latihan?"
Keyna hanya membalas dengan cengiran khasnya. Jujur, ia tidak ingin memberi tahu siapapun.
"Nggak mau ngasih tau nih ceritanya. Yaudah deh, ayo ke lapangan, pasti udah rame sama anak futsal."
Keyna menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah Nayla menuju lapangan. Setidaknya hari ini ia ada teman untuk menonton anak futsal latihan.
●●●
'Vano semangat!'
'Gila woy kak Raka ganteng banget gila'
'Bobby ngeliat ke arah gue anjir'
'Vano disemangatin nih sama cemcemannya'
Keyna hanya bisa mendesah pelan. Kali ini lapangan cukup ramai penonton karena ada sparing futsal antara SMA Harapan dengan SMA Bakti. Diantara penonton dipinggir lapangan ini, tak jauh darinya ada Aldira.
Yang Keyna tau, berdasarkan rumor yang beredar, Aldira itu adalah gebetan Vano. Rumor tersebut seperti benar adanya karena Vano beberapa kali terciduk pulang bareng Aldira, bahkan pernah berangkat bareng.
Nasib, nasib. Tadinya ingin leluasa memperhatikan Vano dari jarak dekat, jadi gagal fokus karena teriakan Aldira.
"Berisik banget tuh paprika," bisik Nayla.
"Kok paprika, Nay?" balas Keyna dengan berbisik pula.
"Ya nggak sesuai aja gitu. Dia tuh cantik, tapi kelakuannya nggak sesuai wajahnya," tutur Nayla yang kali ini tidak berbisik tetapi menormalkan suaranya agar tidak terlalu keras.
Keyna mengernyitkan dahinya tanda bingung.
"Lo nggak tau, Key? Aldira itu terkenal playgirl. Suka gonta ganti cowok. Bahkan mantannya aja segudang kali. Terus dia juga pernah selingkuh anjir," jelas Nayla.
Wow. Seru nih. Keyna sangat tahu akan hal itu. Bahkan ia sempat mencari tahu a.k.a stalk siapa saja mantan Aldira. Keyna itu anggota gugel squad. Sudah pasti hal seperti itu Keyna mengetahuinya.
"Gue kasian sama Vano kalau sampe bener jadian sama Aldira. Gue nggak pernah denger Vano punya pacar, tapi masa sekalinya punya pacar bar-bar gitu sih." Nayla menunjukkan ekspresi tidak sukanya.
Yang Keyna tau, Nayla memang tipe orang yang sangat ekspresif dan blakblakan, serta akan menunjukkan rasa tidak sukanya secara terang-terangan.
"Gue berharap Vano nggak jadian sama Aldira," ucap Nayla.
Keyna tersenyum dan hatinya berkata 'Aamiin' dengan sangat kencang.
Suara teriakan Aldira terus terdengar sepanjang pertandingan. Hal itu pula yang membuat Keyna kehilangan fokusnya melihat Vano.
Bagaimana kalau Aldira maju ke lapangan lalu memberikan Vano minuman kemudian mengelap keringat di dahi Vano? Bagaimana jika itu terjadi? Hal itu sering terjadi di cerita fiksi yang sering ia baca.
Keyna menggelengkan kepala dan terus berkata dalam hati kalau itu tidak akan pernah terjadi.
Keyna berusaha memfokuskan kembali penglihatannya ke arah Vano yang selalu membuat hatinya berbunga-bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
Teen FictionApakah kamu tau, kalau aku disini mencintaimu? Apakah kamu tau, kalau hanya aku disini yang ingin mendapatkanmu? Apakah kamu tau, kalau hati ini memilihmu, tetapi kamu memilih yang lain? Mungkin hanya aku yang tau. Atau mungkin aku yang tidak ingin...