Chapter 8

3.2K 228 2
                                    

Naruto bukan punya saya, tapi isi cerita ini punya saya

FemNaruto x Sasuke

Rate M

Drama, Romance

Chapter 8

Mungkin abal, mungkin GaJe, mungkin typo, mungkin juga gak sesuai dengan selera para readers semuanya. Tapi dengan saya terus mencoba untuk memasuki dunia fic standart para readers, saya akan terus mengusahakan yang terbaik.

Lets to Story...
.
.
Naruto Pov...

Entah sudah berapa lama aku mengendarai mobilku ini. Entah sekarang aku berada di mana. Yang ku tahu sore tadi aku pergi bersama Sakura ke Konoha Center untuk jalan-jalan. Tapi kenapa aku harus melihat Sasuke bersama dengan Hinata? Mungkin jika hanya sekedar pergi bersama aku tak akan seperti ini. Ku lihat Sasuke terus mengejarku dalam guyuran hujan yang entah mengapa sepertinya langit mengerti aku.

Hinata mencium Sasuke? Masih terbayang dimataku, kala Hinata mencium Sasuke tepat dihadapanku. Dan sekarang aku berada disini. Di tempat yang entah dimana, akupun tak tahu.

"Pasti aku sudah gila!", teriakku. Aku terus menangis sedari aku masih berlari keluar dari Konoha Center. Tapi apa hakku untuk melarang Sasuke? Aku bukan siapa-siapa untuknya. Ya, aku sadar aku tak pantas untuknya. Tapi kenapa harus dihadapanku?

'Oh Kami-Sama apa yang harus ku perbuat sekarang?', aku masih menangis hingga mataku sembab dan bengkak. Aku terus menyusuri jalanan yang entah berada dimana. Aku hanya memacu mobilku hingga keluar dari perbatasan Konoha seingatku.

Aku berhenti di tepian jalan yang berada di pinggir tebing. Aku melihat indahnya kota Konoha dari kejauhan, meskipun samar aku menikmati malam yang dingin ini sendirian.

Ku rogoh saku celanaku untuk mengambil handponeku. Aku menghidupkannya. Aku melihat begitu banyak misscall dari Sakura, Sai dan juga Neji. Aku tersenyum melihatnya. "Mungkin mereka menghawatirkanku", aku bergumam.

Aku membuka satu persatu pesan yang masuk. sakura berkali-kali mengirimiku e-mail juga berkali-kali menelphone ku namun tak ku balas. Aku membiarkannya. Tapi ada satu pesan yang membuatku kembali menangis.

"Kau dimana Naru? Aku mencintaimu. Maaf Naru, aku tak tahu itu terjadi. Kumohon kembalilah. Aku menunggumu Naru."

sent message on 17.56

Sasuke-Teme.

Aku menatap layar handphoneku, aku merasa mataku memanas dan juga kembali meneteskan air mata. Aku tak mengerti, sebenarnya aku ini siapa? Apa aku baginya? Kekasih? Kurasa tidak. Bukankah sebuah kata-kata bisa menipu? Bukankah semua itu mungkin saja hanya khayalanku yang berharap terlalu jauh? Mungkin iya.

Tapi apa aku tak berhak untuk bahagia? Setelah semuanya terengut dariku, apakah aku masih bisa berharap? Aku tak tahu.

Derai hujan kembali membasahi bumi dimana aku berpijak. Aku biarkan setiap tetesan air hujan membasahi diriku. Biarkanlah sisa kesedihanku terhapus oleh hujan yang menerpa wajahku. Ini sudah larut, namun aku masih tak ingin beranjak. Aku biarkan tubuhku menggigil, basah dan dingin merasuk di tubuhku.

Kuhiraukan perutku yang mulai lapar, aku terduduk dipinggiran jalan dengan menyandarkanku pada sisi mobilku. Aku melihat air hujan yang terus membasahiku. Aku menatap dalam kekosongan. Aku tak bisa melangkah. Semuanya terasa hilang. Tapi aku menguatkan hatiku untuk kembali. Tapi, mungkin aku tak ingin bertemu dengan Sasuke dulu. Aku ingin sendirian.

Naruto Pov End...

Drrrt... Drrrrt...

Handpone Naruto bergetar, Naruto menatap layar handpone yang ia pegang. 'Iruka-jiisan?', batin Naruto. Naruto segera mengangkat telephone itu. Terdengar suara berat menyiratkan kekhawatiran dan juga rasa cemas yang sangat familiar bagi Naruto.

Aku, Kamu, SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang