Chapter 12

3.1K 215 0
                                    

Naruto bukan punya saya, tapi isi cerita ini punya saya

FemNaruto x Sasuke

Rate M

Drama, Romance

Chapter 12
.
.

Pagi hari yang hangat telah menyapa kota Konoha. Begitu indah dan juga begitu bersemangat. Namun tidak bagi Sasuke. Sasuke terbangun dan menjalani harinya seperti biasa. Hampa. Tak ada seulas senyum-pun yang hinggap di wajah tampannya. Sasuke berubah menjadi lelaki slenge-an, semuanya berawal dari satu setengah tahun yang lalu. Meskipun mentari selalu menampakkan keceriaanya, namun bagi Sasuke matahari yang selalu dirindukannya entah berada dimana. Meskipun terang benderang kala siang, namun terasa bagaikan malam pekat untuk Sasuke.

Sasuke menjalani aktifitas sebiasa mungkin. Meskipun hatinya enggan. Walaupun akhirnya Sasuke menjalaninya dengan terpaksa. Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, Sasuke turun dari kamarnya untuk sarapan di ruang makan. Sudah ada Itachi, Neji dan Shikamaru.

"Kau akan kuliah hari ini Suke?", tanya Itachi. Namun hanya di jawab dengan tradmark andalannya saja, "Hn". Shikamaru terlelap dengan melipatkan kedua tangan diatas meja makan. Dan Neji menyangga kepalanya dengan sebelah tangan. "Hei Sasu, kau tak ingin mencari wanita lain?", tanya Neji. "Maksudmu?", tanya Sasuke. "Haaaah, kau ini. Sudah hampir dua tahun ini kau tidak pergi berkencan Sasu. Apa tidak bosan menunggu si pirang kembali?", Neji menghela nafas bosan. "Hn", jawab Sasuke. Padahal jauh didalam hatinya Sasuke ingin sekali mencari sendiri keberadaan si pirangnya yang lama menghilang.

Setelah sarapan Sasuke mengambil kunci mobil yang tergantung di dinding garasi tempat mobilnya terparkir. Sasuke melajukan mobilnya dengan kecepatan yang bisa membuat siapa saja yang melihatnya memegang dadanya, takut terserang penyakit jantung saking cepatnya Sasuke memacu mobilnya.

Setelah kepergian Sasuke, Neji menatap bosan pada Itachi yang masih hanyut dalam aroma kopi yang menjadi teman sarapannya. "Hey Tachi, kenapa kau diam saja? Padahal selama ini kau tahu keberadaan Naruto. Apa kau tak kasian pada Sasuke?", tanyanya. "Biarkanlah dia begitu, nanti dia sendiri yang menemukannya.", jawab Itachi. "Ck, kau ini. Kemarin aku melihat Naruto dikampus!", seru Neji. "Benarkah?", tanya Shikamaru yang baru tersadar dari alam mimpinya. "Ya, dan dia sepertinya akan kuliah dikampus kita Shika.", lanjut Neji. "Baguslah. Biar Sasuke mendapatkan obatnya!", seru Shikamaru klise.

~•~•~•~•~•~•~•~

Mansion Uzumaki

Naruto menggendong Yuki dengan hati hati sambil menuruni tangga untuk sarapan di ruang makan. Yuki yang masih menggunakan piyamanya terlihat sangat menggemaskan. Dengan raut wajah yang masih terlihat mengantuk dan masih terlihat belum sepenuhnya sadar, Yuki mengeratkan pelukannya pada leher Naruto. Naruto hanya tersenyum melihat tingkah putri semata wayangnya yang semalaman bermain dan baru tertidur ketika malam telah larut.

"Selamat pagi Tou-san!", sapa ceria Naruto seperti bias pada Minato. "Selamat pagi, Naru. Yuki baru bangun?", tanyanya ketika melihat Yuki masih menggunakan piyamanya bergambar rubah merah. "Iya tou-san belum sempat aku mandikan. Karena terlihat masih mengantuk", jawab Naruto sambil mendudukan Yuki dipangkuannya. "Kau kuliah hari ini Naru?", tanya Minato. "Iya tou-san.", Naruto menepuk nepuk punggung Yuki yang kembali terlelap dalam pelukan Naruto. "Hanabi, kemarilah!", seru Naruto. "Ada yang perlu saya bantu Naru-chan?", dengan ragu Hanabi menyebut Naruto dengan suffix -chan. "Tolong tidurkan Yuki dikamar, dan jaga dia baik baik ya Hana?", Naruto tersenyum sambil memberikan Yuki pada Hanabi. Hanabi pun mengangguk dan membawa Yuki kembali ke kamarnya

"Ne tou-san, mengapa dia disini semalam?", tanya Naruto. Minato tahu pasti, jika Naruto pasti akan menanyakan keberadaan seorang pemuda dirumahnya tanpa ijinnya semalam. "Maafkan tou-san Naru, kau marah pada tou-san?", tanya Minato lebih dulu. "Tidak tou-san, hanya saja Naru merasa tak ingin menemuinya lagi", Minato mengerti tentang perasaan putrinya. "Ne Naru, dia pemegang perusahaan Sabaku Corp, tou-san pun awalnya tak percaya. Tapi apa boleh buat Rei sang Presedir Sabaku Corp menunjuknya untuk mengurus perusahaannya. Apa kau keberatan?", tanya Minato. "Tidak, Naru tak keberatan. Lagipula tak seharusnya tou-san mencampurkan urusan keluarga dengan urusan perusahaan bukan?" tanyanya. "Kau sangat pengertian Naru. Jadi apa yang semalam terjadi saat Gaara melihat Yuki?", tanya Minato. Sedangkan Naruto mengingat kembali apa yang terjadi malam tadi.

Aku, Kamu, SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang