"Tring" bunyi pesan masuk di handphone Andra. Andra sedang membersihkan rumah dan setelah itu pergi langsung mengecek handphone.
"ohayou Andra sayang". Pesan masuk itu dari pacarnya Andra yaitu Tanami. Tanami adalah seorang mahasiswi sastra Jepang di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Terkadang dia memakai kosakata Jepang Andra, mungkin tujuannya untuk melancarkan apa yang Tanami pelajari.
"morning sayang, jangan tidur lagi yah, nanti kan mau pergi."
"duluan aja sayang, aku tidak tahu nih jadi pergi atau ngga nya."
"yah kenapa?" jika Andra mengatakan ini secara langsung kepada Andra pasti kelihatan wajah Tanami yang kecewa.
"aku belum bilang yah, nanti tante ku yang mau nawarin pekerjaan untuk ku datang, tidak enak jika nantinya aku tidak ada." Dia kebetulan kuliah sambil kerja, alasannya supaya tidak memberatkan kedua orang tuanya.
"good luck honey." Ini dengan hati agak kecewa jawabnya.
"yah maaf yah aku ngga bisa ikut, ngga apa-apa kan?"
"ngga apa-apa kok, prioritasin mana yang lebih penting buat kamu aja." Andra berharap kalau dia jadi prioritasnya juga
"yah terus kamu gimana?"
"ya sendiri" agak tertahan di dalam hati.
"yah maaf sayang."
"hmmmm"
Setelah menjawab itu Andra bersiap-siap untuk pergi menonton teater di Museum Nasional. Andra memang sudah terbiasa sendiri untuk pergi kemana-mana. Tapi Andra merasa benar-benar merasa "sendirian" ketika sudah mempunyai pacar. Sendirian naik motor, sendirian naik kereta dan sendirian nonton teater.
***
Stasiun Bekasi pada hari ini tidak terlalu antri untuk membeli tiket. Selama membeli tiket Andra tidak ngobrol sama sekali, karena Andra memang tidak suka mengobrol. Selama mengantri Andra memasang earphone.
Setelah membeli tiket Andra langsung menaiki kereta menuju Stasiun Juanda. Kereta bagi Andra tidak hanya sekedar moda transportasi yang mengantarkan ke segala tujuan, tetapi juga tempat berkumpulnya kenangan. Termasuk dengan gebetan.
Andra mempunyai gebetan yang belum lama pisah dengan dia, alasannya tidak kuat memang. Entahlah kenangan di kereta menurut Andra sangat menghantui.
Perjalanan ini, kereta ini, dan arah yang lumayan mirip. Selama perjalanan Andra sama sekali tidak membayangkan dan memikirkan pacarnya, tetapi malah memikirkan gebetannya.
***
Didalam gerbong kereta yang berjalan menuju bogor yang sekarang baru sampai Cakung, Andra dan Rin saling tatap dan membuka obrolan. Sudah setahun tidak bertemu, Andra kuliah di Bandung dan Rin baru lulus SMA dan mau masuk kuliah.
"rin, bagaimana kuliah kamu, kamu diterima di kampus mana?"
"hm aku diterima kampus negeri di Jakarta yang berbasis pendidikan, jurusan D3 Tata Boga."
"wah bagus dong, jadi kita bisa lulus barengan" godanya.
Rin hanya tersenyum.
"kamu bagaimana kuliahnya?"
"ya begitulah, tidak ada yang seru."
Rin tertawa kali ini, lalu sibuk dengan handphonenya.
Untuk kali ini Andra merasa tidak nyaman, entah karena sudah lama tidak bertemu disebakan oleh jarak yang memisahkan kita berdua.
***
Di waktu yang sama di gerbong yang mirip. Andra berdiri masih dengan earphone ditelinganya. Kali ini musik yang ada di music player smartphoneku memutarkan lagu Moment dari Lee Chang Min.
Andra tidak bermasalah dengan musiknya. Yang membuatnya gusar adalah lyricnya yang pas, membuat terhanyut bahkan tenggelam dalam lautan nostalgia.
I Miss the Moment.
Andra benar-benar seperti flashback ke bagian dimana Andra dengan Rin pergi bersama. Merasa menjadi orang bodoh yang meninggalkan seorang perempuan dengan begitu saja. Dan lebih bodohnya lagi Andra masih terbayang ketika Andra sudah mempunyai pacar.
***
Senja di Stasiun Bogor. Ada beberapa mahasiswa, anak sekolah, bahkan pekerja yang siap-siap untuk menaiki kereta dan pulang ke daerahnya di sekitar Bogor bahkan Jakarta ataupun Bekasi. Termasuk Andra dan Rin. Suara decit ban kereta dan suara pluit dari petugas stasiun menandakan kereta yang mereka tumpangi sudah tiba. Bunyi pemberitahuan khas stasiun pun memberi tanda untuk masuk. Kereta terisi lumayan padat. Kami pun berdiri selama perjalanan pulang.
"Rin, kok ngga pegangan, kalau mau pegang tangan ku aja, takutnya kamu jatuh." Andra menyarankan. Dia pun memegang tanganku.
Andra melihat Rin lekat-lekat dan berkata dalam hati.
Rin, aku rasa kamu berubah. Ketika mengenalmu pertama kali saat aku menjadi kakak kelas mu, aku mengenalmu sebagai wanita yang apa adanya. Sekarang, lihat dirimu, kamu sudah ber make up. Aku sadar kamu sudah menjadi wanita, tapi aku agak kaget dengan perubahan ini. Aku tidak tahu bisa bertahan atau tidak. jarak yang memisahkan kita, kita yang sama-sama sibuk, dan alasan lain yang bisa saja membuat kita, lebih tepatnya aku sanggup bertahan atau tidak.
Andra masih melihat Rin, sedangkan Rin masih memandangi handphonenya. Andra tidak tahu apa yang terjadi antara kita berdua, yang pasti hati Andra berprasangka seperti itu.
***
Andra ingat sekali moment itu, moment dimana tangan Andra dipegangnya. Moment terakhir sebelum Andra berpisah dengannya. Andra benar-benar merasa sepi sekarang. Andra merasa bodoh dengan mengingat kembali apa yang terjadi di dalam gerbong. Tanami, aku butuh dirimu. Pikirnya dalam hati dan berpikir untuk memaksa Tanami untuk ikut. Selanjutnya Andra benar-benar tidak berani untuk pergi sendiri dengan kereta api, dia tidak kuat jika menghadapi kenangan lagi, dia tidak mau terjebak.

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DALAM KERETA
Misterio / SuspensoKereta di kota besar menjadi transportasi yang populer. Hal ini dikarenakan kereta yang cepat membuatnya populer. Banyak kisah yang sebenarnya terjadi pada saat seseorang dalam kereta. Dari galau, keluarga, dan kekejamannya. Semua menjadi nano-nano...