F I F T H

335 13 2
                                    

Gabriel sedang asik mengerjakan tugasnya, lelaki itu duduk di kursi kebesarannya. Wajah lelaki itu terlihat begitu serius, membuat ketampanannya bertambah menjadi berkali-kali lipat. Hingga ketukan di pintu kayu jati dengan marmer hitam membuat perhatian Gabriel teralihkan.

"Masuk," gumam

"Maaf, sir. Ada seorang wanita yang memaksa ingin bertemu dengan anda. Sebenarnya saya sudah melarangnya, tetapi wanita itu bersikeras ingin bertemu dengan anda," kata sekretaris Gabriel, Amanda.

Gabriel menatap Amanda datar, "Suruh wanita itu masuk," jawab Gabriel datar.

Amanda mengangguk mengerti. "Baik, sir."

Tak lama kemudian seorang wanita masuk ke dalam ruangan Gabriel. Wanita itu memakai dress ketat berwarna hitam. Bagian dada pada dress itu begitu rendah, hingga membuat payudara wanita itu seakan-akan ingin tumpah.

"Gabriel." Gabriel tersentak, lelaki itu bahkan terlalu serius untuk menyadari ada seorang wanita berpenampilan jalang yang masuk ke ruangannya.

"Natasha." Gabriel berucap lirih. Lelaki itu terlalu terkejut ketika menyadari wanita yang dimaksud Amanda tadi adalah Natasha Richardson, pujaan hatinya dulu. Namun sekarang ada yang berbeda, dada Gabriel sudah tak berdebar-debar lagi. Perasaan hangat saat melihat Natasha sudah tak ada lagi, semuanya seakan-akan lenyap. Tatapan penuh cinta yang Gabriel berikan hanya untuk Natasha lenyap sudah. Yang ada hanyalah tatapan datar dan dinginnya.

Natasha tersenyum lebar. Sudah lama rasanya Ia tak datang ke ruangan ini. Mengingat kejadian tadi, Natasha menunjukkan wajah tidak sukanya. Wanita itu tak menyukai sekretaris Gabriel. Sekretaris itu dengan mudahnya.melarangnya masuk ke ruangan Gabriel. Sekretaris itu adalah sekretaris baru, jadi mungkin memang sekretaris itu tak mengetahui tentang dirinya. Tapi itu tak bisa dibiarkan!
Dirinya dipermalukan di depan umum.

Natasha menunjukkan wajah sinisnya, lihat saja nanti. Wanita itu akan Ia beri pelajaran! Tunggu saja tanggal mainnya!

"Ada apa, Natasha. Kenapa kau kesini?"

Natasha mengerucutkan bibir merah menyalanya. "Kau bilang ada apa? Tentu saja karena aku merindukanmu, Gabriel," ucap Natasha dengan nada menggodanya, membuat Gabriel mengernyit jijik.

"Merindukanku? Yang benar saja. Kau hanya merindukan bangku saja."

Natasha tersenyum menggoda, "Kau memang pintar Gabriel. Aku sedang butuh uang saat ini, jadi bisakah kau meminjamkanku uangmu yang sangat banyak itu? Kalau perlu berikan saja uangmu itu. Jason saat ini sedang dalam masalah. Lelaki sialan itu ditilang dan didenda sekitar 200 dollar. Kau tau bukan, dengan uang 200 dollar itu aku bisa membeli alat make-up? Tapi mau bagaimana lagi, Jason harus membayar dendanya itu. Kalau tidak mobilnya akan diambil sebagai jaminan," jelas wanita itu sambil menunjukkan berbagai ekspresi.

"Kau gila atau apa? Kau bukan siapa-siapaku, Natasha. Kau hanya wanita masa laluku. Sekarang sudah berbeda, Nat. Aku sudah tidak mencintaimu lagi."

Natasha memasang wajah tidak percayanya, "Kau bohong, 'kan? Kau tidak mungkin sudah tidak mencintaiku. Aku tau kau masih mencintaiku, Gabriel!" ujar Natasha sedikit histeris.

Gabriel menaikkan sebelah alisnya, "Aku tidak berbohong, Nat. Semuanya aku katakan dengan jujur. Jadi, keluar dari ruanganku dan jangan pernah menampakkan wajahmu di hadapanku!" Gabriel hampir saja kehilangan kesabarannya terhadap Natasha. Ia memang benar-benar sudah tidak mencintai Natasha.

Natasha mengerucutkan bibirnya, wanita itu memasang ekspresi sedih yang dibuat-buat, membuat Gabriel hampir saja menahan mualnya melihat ekspresi Natasha.

AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang