Athena

S E V E N T H

"Athena?!" ucap Jason sedikit memekik. Sedangkan Athena menggerutu, mengutuk Arly yang dengan bodohnya memberitahukan keberadaannya kepada Jason. Wanita itu menunduk dalam, canggung sekali rasanya.

Jason tersenyum kikuk melihat Athena yang menunduk. "Kenapa menunduk? Aku tidak akan menyakitinya Athena." Lelaki itu mengusap rambut Arly dengan lembut. "Arly. Uncle ingin bersama dengan aunty Athena dulu. Kau tak apa kan uncle tinggalkan sendiri?" ujarnya yang dibalas dengan anggukan pelan dari Arly yang masih sibuk memilah-milah buku pemberian Jason.

Athena kemudian mengangkat kepalanya. Dagu wanita itu terangkat dengan angkuh. Wanita itu menatap Jason yang menatapnya dengan sorot kerinduan yang tak berujung. Lelaki itu menatap Athena dengan geli.

Jason berjalan mendekat, memutuskan untuk menghampiri Athena yang terlihat begitu canggung dekat dirinya. "Sudah berapa lama kita lost contact?" tanya lelaki itu setelah berada cukup dekat dengan Athena yang berdiri di dekat pintu dapur Panti Asuhan.

Seberkas rasa nyeri mendera di hati Athena.

Sudah berapa lama?

Sejak pengkhianatan Jason yang begitu menyakitkan mungkin?

"Kau bilang sudah berapa lama?" Athena menatap Jason dengan sorot mata kesakitannya. Jason meneguk ludahnya. Lelaki itu merutuki kebodohannya karena mengangkat pembicaraan yang mempunyai arti tersendiri bagi Athena.

"Sejak pengkhianatanmu yang tidak bisa kulupakan, Jason." Athena berucap dengan nada dinginnya. Wanita itu menutup matanya dalam-dalam. Berusaha untuk tidak kelihatan lemah dengan tidak meluncurkan air matanya. Athena membuka matanya lambat-lambat. Matanya memerah, di pelupuk matanya telah tertampung air mata yang sedari tadi di tahannya.

Jason menatap Athena tak tega. Lelaki itu merasakan dorongan dari dalam dirinya untuk memeluk Athena erat, tapi ditahannya.

Jangan membiarkan dirimu menjadi seorang bajingan dengan memberinya harapan, Jason.

Kau sudah menikah dengan Natasha.

Tapi itu karena kecelakaan. Batin Jason menambahkan tanpa bisa dicegah.

Air mata Athena meluncur deras ketika Athena mengedipkan matanya.

"Kumohon, jangan menangis Athena." Jason menatap Athena memohon. Lelaki itu sungguh tidak tega ketika melihat air mata Athena. Lelaki itu berusaha keras untuk menahan dorongan dari dalam dirinya untuk memeluk Athena erat-erat. Karena memang itu yang biasa dilakukannya satu tahun yang lalu jika Athena bersedih.

Athena memandang Jason dengan tatapan ketidak kepercayaannya. "Memangnya apa urusanmu?! Ini hidupku, bukan hidupmu. Kau tidak bisa mengaturku, Jason. Tidak setelah aku melihat pengkhianatanmu," pekik Athena frustasi. Air matanya tidak bisa berhenti meluncur. Hatinya hancur, porak-poranda. Jason bahkan masih bisa menghancurkannya menjadi debu-debu kasar.

Pekikan Athena rupanya di dengar beberapa anak Panti Asuhan yang berada di dekat mereka berdua. Bahkan ibu Mary yang sedang memasak untuk para anak-anak penghuni Panti Asuhan keluar dari dapur dan mengernyit heran menatap Athena yang bahunya bergetar karena menangis. Lalu tatapan wanita paruh baya itu berpindah kearah Jason yang terdiam dengan wajah yang dipenuhi berbagai emosi.

"Athena, kau kenapa, sayang?" Ibu Mary menghampiri Athena dan memegang pundak Athena. Wanita paruh baya yang berstatus sebagai janda tanpa anak itu berusaha menenangkan Athena yang menangis dalam isakannya.

Jason yang melihat itu menatap ibu Mary yang masih berusaha menenangkan Athena. "Kami bertengkar, ibu. Aku yang salah karena menyinggung tentang masa lalu kami." Jason menatap Athena tidak tega. Lelaki itu kemudian mendekati Athena yang masih mengeluarkan isakan-isakan kecil.