=3=

612 46 0
                                    

"Yaudah kalo gamau mending gue hapus nih catetan akun socmednya" ancam Grista dengan santainya

"Eh jangan dong. Iya deh iya gue terima" jawab Gibran terpaksa

" janji?" Grista mengacungkan jari kelingking didepan Gibran

"Janji" mereka saling menautkan jari kelingkingnya. Tanda saling menyetujui kesepakatan masing - masing.

Sepersekian detik kemudian hp Grista telah berada ditangan Gibran. Memang ini kesekian kalinya bagi Gibran merasakan indahnya jatuh cinta dan Grista tak ingin merusak moment yang seharusnya paling berkesan dalam hidup Gibran.

"Makasih ya Gris lo emang deh sahabat gue yang paling baik.." puji Gibran sambil mengembalikan hp Grista

"Kalo gini aja lo muji gue." Desis Grista sambil mengambil hpnya dari tangan Gibran

"Gitu amat sih" sindir Gibran

Grista hanya melihat Gibran sekilas setelah itu kembali terfokus dengan hpnya.

Gibran menyeringai jail melihat Grista yang tengah asik dengan hpnya.

Gibran dengan cepat merangkul Grista dan mengapit leher Grista diketiaknya. Grista memberontak disertai sumpah serapahnya untuk Gibran.

"Lepasin Gib sakit" rintih Grista

Tak lama kemudian cengkraman ketiak Gibran mulai melemah.

"Nah kan dari tadi gini gue gak tersiksa" ucap Grista menjauh dari Gibran

"Lo kenapa bengong sih Gib?" Ucap Grista bingung.

"Hy kak" suara seorang perempuan dari belakang Grista menyadarkan Grista akan hadirnya orang lain diantara mereka

"Hy" jawab Gibran sambil menyingkirkan Grista dari hadapannya.

"Oke gue pergi dulu" ucap Grista sambil berlalu pergi meninggalkan Gibran dan Rosa.

Kenapa sesakit ini sih liat Gibran bareng Rosa. Pliss Gris lo harus bersikap biasa aja. Dia sahabat lo-

Grista pun berlalu menuju kelasnya meninggalkan Gibran yang sedang asik dengan Rosa.

◈◈◈◈

Upaya Gibran mendekati Rosa sebulan terakhir berbuah manis, kini Rosa telah menjadi kekasihnya. Tentu itu semua tak lepas dari bantuan Grista yang terus mengajari Gibran cara mendapatkan hati seorang perempuan.

Saat Gibran dan Grista tengah bergurau tiba - tiba Gibran memberhentikan aksinya. Gibran tengah terhipnotis oleh sosok Rosa yang berada dihadapannya dan tersenyum bak bidadari.

Ada perasaan senang bercampur kesal yang Grista rasakan. Senang karena kisah cinta sahabatnya lebih baik dari kisah cintanya. Kesal, karena Gibran mulai sibuk dengan dunianya bersama Rosa. Seperti saat ini, sudah kesekian kalinya dan akan berakhir sama seperti sebelum - sebelumnya. Gibran akan pergi meninggalkannya.

"Gue duluan ya Gris" ucap Gibran dengan seringai lebar. Sangat bahagia sepertinya.

"Mau kemana?" Tanya Grista sok kepo

"Keluar bareng Rosa" jawab Gibran dengan semangatnya

"Byee Gris. Lo ati ati dirumah oke" pesan Gibran sambil mengacak pucuk rambut Grista

"Iya. Lo juga ati - ati"

Grista memaksa tersenyum padahal hatinya ingin menangis. Ia hanya berharap Gibran bisa kembali seperti sahabatnya yang dulu, yang selalu ada untuknya. Namun, sepertinya itu sangat mustahil. Seperti ada makhluk yang mengendalikan Gibran, ia sangat berbeda.

Gibran mudah emosi, dan ia menjadi seorang pendusta, karna sering mengingkari janji yang ia buat. Semua janji dengan mudah ia batalkan.

Gibran sahabat Grista tidak pernah terlambat saat menepati janji atau bahkan mustahil untuk mengingkarinya terlebih janji yang dibuatnya bersama Grista. Namun waktu seakan mengikis persahabatannya dengan Gibran, bagi Grista sosok Gibran seakan menjauh. Walaupun Grista yakin, Gibran tidak bermaksut seperti itu namun tetap saja Grista merasa kehilangan sosok Gibran dalam hidupnya.

Namun, Grista tetap selalu ada untuk Gibran terlebih jika Gibran ada masalah dengan pacarnya, Rosa.

◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈

VOTEEE★★★★★

COMMENT;)

HAPPY READING:)

Tambah ke reading list;))))

Follow ig : aprilliaeka13

Pnlsn -30agsts2k16-
Pblsh -1sptmbr2k16-

Rainbow In The Stain RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang