=5=

501 41 0
                                    

Tibalah malam perayaan ulang tahun Grista. Banyak teman satu sekolah, dan keluarga Grista yang datang menghadiri pesta sweet seventeennya.

Acara pesta sudah diundur sejak satu jam yang lalu, untuk menunggu seseorang, namun seseorang yang ditunggu Grista tak kunjung datang.

Kedua orang tua Grista mendesak untuk segera memulai acara.

"Gris gimana? Kita mulai ya?" Tanya mama Grista dengan hati - hati karna melihat Grista yang murung daritadi

"Bentar ma, temen Grista belum dateng semua" cegah Grista

"Daritadi alasannya itu mulu, nunggu siapa sih nak?" Tanya Papa Grista sambil mengacak pucuk rambut Grista sayang

"Gibran pa, Gibran belum dateng" jawab Grista lemah

"Tapi, sudah satu jam pestanya diundur sayang. Kasian temen kamu yang laen" jelas Mama Grista

Grista diam sejenak sampai akhirnya dia menjawab dengan nada lemahnya.

"Iya deh mulai aja" jawab Grista lemas

"Kalo kamu nunggu Gibran gapapa sayang kita tunggu aja. Gimana? Ini kan hari spesial kamu jadi sesuka kamu mau mulai jam berapa" bela Papa Grista dengan senyum hangat yang diikuti oleh mamanya pula.

Ada sedikit rasa bahagia yang Grista rasakan mendengarkan kalimat yang dilontarkan papanya, namun seketika bahagia itu kandas saat mengingat Gibran yang tak kunjung datang.

"iya pa, kita mulai aja pestanya. Kasian temen Grista. Gibran juga gabakal dateng" jawab Grista dengan fakesmilenya.

"Yakin sayang dimulai sekarang?" Tanya Mama Grista memastikan

Grista hanya menyunggingkan senyum terpaksanya dan mengangguk.

"Yaudah senyum dong sayang jangan murung gitu, kali aja Gibran ngasih surprise ntar selesai party" ucap mama Grista sambil membenarkan rambut Grista

Semoga ma~

Ucapan Mama Grista barusan mampu membuat hati Grista cukup tenang. Meskipun dalam hati kecilnya kawatir setengah mati.

Dengan terpaksa Grista memulai acaranya tanpa kehadiran Gibran. Pada awalnya Grista berencana memberikan kue potongan pertamanya pada Gibran. Namun, semua sirna saat kenyataan menunjukkan bahwa Gibran mengingkari janjinya untuk kesekian kalinya.

Dua hari Grista mengacuhkan Gibran karna rasa kecewanya. Grista tak menyapanya, tak melihat, bahkan meliriknya.

Saat ini Gibran terlihat berjalan menghampiri Grista. Gibran duduk disebelah Grista yang sedang memainkan hpnya dikursi taman.

"Hai Gris" sapa Gibran

Grista hanya melirik Gibran tanpa ingin menjawabnya.

"Jutek amat sih" sindir Gibran sambil menyenggol bahu Grista

"Em." Jawab Grista cuek

"Tau gak Gris? Malem minggu kemaren gue abis jalan sama Rosa. Dia minta maaf ke gue" adu Gibran dengan antusiasnya.

Jadi ini alasan lo gak dateng ke party gue-

Kuping Grista terasa panas mendengar penuturan Gibran. Grista beranjak dari posisinya saat ini ia ingin berlari sejauh mungkin dari Gibran.

Ternyata Gibran tidak datang kepesta ulang tahunnya karna jalan - jalan bersama Rosa, sehingga ia lupa untuk sekedar menghadiri pesta ulang tahun sahabatnya.

"Heh gue lagi crita juga! Lu napa sih hari ini? Muka ditekuk mulu dari pagi!" Ucap Gibran dengan nada meninggi membuat Grista sedikit terkejut.

Gibran tak pernah seperti ini sebelumnya.

"Sorry gue lagi gak mood buat jadi pendengar cerita lo, mungkin Rosa bisa jadi pendengar yang baik" ucap Grista berusaha menahan tangisnya yang sedikit lagi akan pecah.

Namun, naas baru saja ia ingin melangkah menjauh sebuah tangan mencekram pergelangan tangannya dan menghambatnya untuk pergi.

"Lo kenapa sih Gris? Lo jeles? Iya?! Lo ga suka liat gue sama Rosa?! Lo bener - bener egois Gris!!" Kali ini Gibran benar - benar membentaknya.

▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣

VOTEEEE★★★★★

COMMENT:)

TAMBAH KE READING LIST KALIAN YA;)

Gabung ke akun instagram author ya aprilliaeka13 :)

Happy reading semoga baper:')

pnlsn -31agsts2k16-
Pblsh -1sptmbr2k16-

Rainbow In The Stain RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang