=4=

558 39 0
                                    

Namun, Grista tetap selalu ada untuk Gibran terlebih jika Gibran ada masalah dengan pacarnya, Rosa. Grista merasa hanya menjadi sandaran ketika Gibran lelah atau sedang ada masalah, namun ketika semua itu usai seakan ia kembali kesisi Rosa dan mencampakkan Grista begitu saja.

Tidak mudah bagi Grista menghadapi Gibran dengan kesabaran yang tidak stabil, namun Grista tidak pernah mengeluh. Ia setia menemani sahabatnya dikala suka maupun duka.

Hingga suatu ketika Gibran mendapati Rosa sedang berselingkuh dengan seorang laki - laki lain. Membuat emosi Gibran membara dengan mudahnya. Ia langsung memutuskan hubungannya dengan Rosa saat itu juga, didepan laki - laki yang sedang bersama Rosa.

Namun, yang didapat malah hinaan demi hinaan yang keluar dari mulut Rosa. Kejadian ini membuat Gibran menjadi pemurung, dengan usaha yang tiada henti Grista berusaha menghibur Gibran agar ia kembali seperti dulu lagi.

"Kenapa endingnya jadi gini ya Gris?" Ucap Gibran murung

" Pliss ya Gib. Cewek didunia ini tuh gak cuman dia masih banyak cewek yang lebih baik diluar sana. Bahkan disamping lo" balas Grista serius

Namun, tiba - tiba Gibran tertawa "hahaha... cewek disamping gue? Lebih baik dari Rosa? Yakin?" Ucap Gibran tertawa geli

Nyeri mendengar apa yang barusan dikatakan oleh sahabatnya. Seakan dirinya benar - benar tidak pantas disandingkan dengan Grista.

Tidak pernahkah ia memandang siapa yang selalu setia menemaninya dalam suka maupun duka, mendengarkan celotehnya yang kadang tidak masuk akal, dan kadang juga menyakiti hatinya, menghiburnya dikala terpuruk, menemani Gibran saat Grista sendiri sibuk, meninggalkan semua kesibukan yang Grista punya hanya untuk menemani Gibran.

Sebesar apalagi harus Grista korbankan, agar Gibran menyadarinya?

Hina gue Gib sesuka hati lo. Biar lo bisa ketawa lepas kayak tadi. Semenjak lo kenal Rosa, lo jarang bisa ketawa kayak gitu. Gue rela walaupun hati gue sakit dengernya~

"Malem minggu dateng kerumah ya Gib" ajak Grista sambil menatap Gibran dengan lekat.

"Gue lagi males maen ps" jawab Gibran tanpa menatap lawan bicaranya

Untuk kesekian kalinya Gibran mengecewakan Grista, setelah ia mencampakkan Grista, kini ia lupa dengan hari ulang tahunnya? Yang selalu mereka rayakan bersama sejak mereka saling mengenal.

Grista memasang wajah santainya untuk menutupi rasa sedih yang ia rasakan.

"Bukan maen ps. Gue ngadain party kecil - kecilan" Grista berusaha menahan kesedihannya dan tidak menunjukkannya pada Gibran.

Gibran yang menangkap rona kesedihan dari nada bicara Grista. Gibran refleks menoleh Grista dengan tatapan menyesal.

"Yaampun maafin gue Gris" ucap Gibran sambil menepuk jidatnya "Happy sweetseventeen ya sahabat gue yang paling unyuuu.. apapun doa lo gue aminin yang terbaik buat lo" ucap Gibran sambil memeluk Grista

Termasuk doa supaya lo bisa balik kayak Gibran yang gue kenal~

"Makasih Gib" jawab Grista sambil tersenyum simpul

"Gue bakal dateng ke party lo" ucap Gibran sambil mengacak pucuk rambut Grista

"Janji?" Jawab Grista sambil mengacungkan kelingkingnya pada Gibran

"Iya janji" balas Gibran sambil menautkan jari kelingking mereka.

Grista pun tersenyum mendapati Gibran yang mulai sedikit ceria kembali.

▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣

Voteeee★★★★★
Tambah ke reading list dong;)
Comment?;)
Happy reading:*

Ig author : aprilliaeka13

pnlsn -30agsts2k16-
Pblsh -1sptmbr2k16-

Rainbow In The Stain RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang