=6=

524 39 2
                                    

"Lo kenapa sih Gris? Lo jeles? Iya?! Lo ga suka liat gue sama Rosa?! Lo bener - bener egois Gris!!" Kali ini Gibran benar - benar membentaknya

Tangis yang Grista tahan sedari tadi pecah begitu saja didepan orang yang ingin ia hindari saat ini. Gibran sedikit terkejut dan menyesal melihat reaksi Grista.

"Gue emang egois Gib. Tapi seenggaknya gue masih nganggep lo sahabat gue, gue berusaha buat selalu ada buat lo, walaupun lo sibuk sama dunia baru lo, walaupun lo cuma jadiin gue sandaran ketika lo ada masalah dan dengan bangganya lo nyeritain kebahagiaan lo sama Rosa disaat lo ngacuhin sahaat lo sendiri. Gue emang cemburu, gue emang gak suka liat lo bareng Rosa. Karna dia gue kehilangan sosok sahabat yang berarti buat hidup gue. Karna lo lebih sering ingkar janji daripada nepatinnya. Karna dia lo lupa dateng ke acara ulang tahun gue. Padahal kita setiap tahun selalu ngerayain bareng." Grista berhenti sejenak sampai akhirnya ia melanjutkan ucapannya kembali "itu semua gue lakuin karna gue sayang sama lo lebih dari sahabat. Karna gue udah lelah nunjukin ke elo kalo gue baik - baik aja. Lo gak pernah taukan, gimana tersiksanya gue disaat harus ngadepin emosi lo yang ga stabil? Gue berusaha sabar, namun semua usaha gue dimata lo tuh 'NOL' gak ada artinya sama sekali Gib" ucap Grista panjang lebar ditengah isakan tangisnya.

Gibran berusaha merengkuh Grista dalam pelukannya. Namun sesegera mungkin Grista mendorong badan Gibran.

"Sekarang terserah lo, toh gue bukan siapa - siapa lo kan?" Lanjut Grista sambil tertawa miris. Lalu berlari menjauh dari Gibran.

Gibran hanya bisa diam dan merutuki dirinya sendiri melihat aksi Grista.

◐◐◐◐

Hari berganti demi hari, Gibran merasa Grista menjaga jarak darinya. Gibran baru sadar sebagian jiwanya hilang bersama sosok Grista yang biasa menemani kesehariannya.

Posisi Grista memang digantikan oleh Rosa, namun kepribadian Rosa berbanding terbalik dengan Grista. Gibran benar - benar merindukan sosok Grista.

Hari ini Grista akan menyampaikan sesuatu pada Gibran. Grista menghampiri Gibran yang sedang ada di taman bersama Rosa.

"Sayang aku pengen es krim" rengek Rosa manja

"Emm" jawab Gibran tanpa menatap Rosa

"Kok kamu jawabnya gitu sih!" Bentak Rosa

"Lo tuh manja banget sih lo punya tangan punya kaki yaudah beli aja sendiri!" bentak Gibran

"Tapi kan aku ini-"

"Udah diem ada Grista kesini" potong Gibran dan mampu membuat Rosa diam.

"Hai Gris.." sapa Gibran sambil beranjak dari duduknya dan menghampiri Grista

Grista hanya tersenyum simpul tanpa menjawabnya.

"Lo udah gak marah lagi kan Gris?" Tanya Gibran

"Gue mau nyampein sesuatu sama lo" ucap Grista dingin tanpa menjawab pertanyaan Gibran

"Nyampein apa Gris?" Tanya Gibran dengan ramahnya

"Gue mau pamit Gib" Grista mulai menundukkan kepalanya

"Pamit?" Gibran mulai bingung mendengar pernyataan Grista

"Iya gue mau pamit, gue mau sekolah ke Amrik. Gue ikut bokap yang pindah kerja kesana." Grista tak mampu menatap Gibran saat mengatakannya karna pasti ia akan segera menangis, karna harus meninggalkan Gibran entah sampai kapan.

"Ke Amrik? Kenapa dadakan banget? Kenapa lo baru cerita?" Gibran mengguncang bahu Grista menuntut sebuah jawaban

Grista menarik nafas dalam sebelum akhirnya ia menjawab

"Bukannya gue gamau cerita....

▲△▲△▲△▲△▲△▲△▲△▲△▲△▲△▲△▲△▲

VOTEEEE★★★★★

BAPER GAK ?

TAMBAH KE READING LIST DONG:)

Baca first storyku 'KEJEBAK NYAMAN'

Pnlsn -31agsts2k16-
Pblsh -1sptmbr2k16-

Rainbow In The Stain RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang