Seburuk-buruknya kamu, lebih buruk kan aku dan sebaik-baiknya aku, tetap baik kan kamu.
• Parulian •🍃🍃🍃
Bugh
Regan menendang perut Rony setibanya dirumah. Rony berdecak kebiasaan Papa nya yang absurd ini yang membuat Regan ingin cepat pindah rumah.
"Terossss, lanjutin aja. Jangan harap kalian berdua bisa dapet jatah makan malam" dengus Alana yang membuat keduanya saling tatap tatapan pasalnya mereka sangat mencintai wanita yang menatap garang.
"Papa duluan"
"Cih, ngaduan"
"Sama"
"Apasihh abang sama papa udah kaya anak kecil. Biarin Mah gausah dikasih makan biar pada kelaperan" hahaahha tawa Nabila disusul Alana yang mengelus kepala putrinya.
"Jatah loe buat gue"
Rony menarik piring Nabila, Nabila mendengus
Plak
"Anjirrr, sakit Nab" Rony mengelus tangannya yang di tabok adiknya
"Mau ngobrol atau mau Makan" Alana menatap jengah putra putrinya.
"Abis makan masuk kamar kalian, tidak ada keluar rumah malam ini" Regan selalu bertindak seperti itu kalau kedua anaknya mengucapkan kata kasar di Rumah.
Baginya jadi berandalan diluar, tidak apa-apa asal tau menempatkan etika saat dirumah.
"Abang sih rese" Nabila menghentak-hentakan kakinya. Rony menarik tangan adiknya menciumin pipinya dan mengelus kepalanya. Nabila malah menangis diperlakukan seperti itu
Hiks hiks
Alana dan Regan hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah absurd putra putrinya. Melihat mereka saling menyayangi dengan cara yang berbeda-beda.
🍃🍃🍃
Malam harinya, Rony kedatangan Paul dengan alasan merayakan ulang tahunnya tapi tanpa Devan karena, Devan memilih pergi dengan gebetannya wkwk.
"Kenapa sih Ron" tanya Paul saat Rony terus mengecek Handphonenya. Rony tidak menjawab hanya terus melihat Room Chat Salma.
Chat Rony belum di Respon dari tadi pagi. Padahal Rony berharap Salma lah yang mengucapkan pertama kali.
"Nabila, mana Ron?" Paul mencoba memancing Rony. Rony memasukkan Handphonenya ke Saku celana. Saat ini mereka sedang di Rooftop rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Hati ✔
FanfictionSINOPSIS Kenapa lo seolah kuat? Kenapa lo egois tanpa mencari tahu alasannya? Bahkan lo tidak sama sekali mencari jalan keluarnya. Lo cuma bisa seolah kuat tanpa peduli perasaan lo sendiri, lo cuma bisa nyakitin perasaan lo sendiri bahkan lo selalu...