chapter 6

3.9K 224 0
                                    

Veedha dan Rena mengamati pergerakan Wilo. Seorang lelaki disampingnya menggandeng tangannya mesra. Kekasih ? Teman ? Atau siapa ?

Karena berburuk sangka tidak diperbolehkan dalam agama. Veedha dan Rena tidak bisa menyimpulkan sesuatu yang terjadi saat ini.

Kedua bola matanya meminik sepasang manusia yang sedang dipersimpangan jalan, mungkin sedang menunggu bus karena mereka sedang berada di halte bus.

"Ehemm..", suara bariton itu menimbulkan keterkejutan pada Veedha dan Rena yang sedang asik memperhatikan manusia disana.

Veedha dan Rena menoleh dan mendapati Jishan disampingnya. Keduanya saling menatap dan tersenyum kecut. Apa reaksi Jishan melihat apa yang mereka lihat ?

"Ngeliat apaan sih ? Kok serius banget..", Jishan melinguk kearah Veedha dan Rena lihat barusan.

"Mas.. Duduk dulu", ujar Veedha mengalihkan arah pandang Jishan.

"Kamu masih lama ? Udah sholat ? Fadlan nyuruh aku jemput kamu", flat. Catat, itu bukan gayanya.

"Oh iya sholat Ren.. Astagfirr. Hampir aja lupa", Veedha melihat pergelangan tanganya, pukul set 7.

Ya Allah, maapin. Aku Lalai.

"Ayo.. Kita pulang aja. Mas ayo kita langsung pulang aku belom sholat. Ren.. Lo gimana ? Bawa motor kan ? Masih dikantor ? Kita anter lo ke kantor apa gimana ?", Veedha terburu-buru mengejar waktu magrib yang hanya sebentar.

"Gue gampanglah. Jalan sebentar ke kantor terus ambil motor. Ujannya juga udah reda",

"Yaudah gue anter ke kantor ya.. Ya mas ? ", tanya Veedha pada Jishan yang menatap mereka bergantian kemudian mengangguk.

"Ayoo... ",

Mereka keluar setelah pelayan memberi bil pada mereka.

Jalanan basah sisa hujan tadi, aromanya khas tanah basah yang kini mereka tapaki. Genangan membuat Veedha terpaksa mengangkat rok hitam garis-garisnya sebatas betis.

"Wilo ?! Itu Wilo ?!", Jishan berteriak setelah menatap mba Wilo yang kini juga melihat Jishan, Veedha juga Rena.

Seorang disebelahnya menarik tangan Wilo karena bus telah datang. Wilo yang masih terpaku manatap Jishan sedikit terkejut saat lelaki itu menyenggolnya.

"Wilo ?! ", Jishan kembali berteriak dan berlari menuju persimpangan jalan. Meninggalkan Veedha dan Rena yang sama-sama terpaku dan mendapat kesimpulan...

Pada Intinya Jishan masih mencintai Wilo.

- - -

Veedha tidak benar-benar pulang. Kini, mereka berada di kos an milik Rena. Entah harus sedih atau senang.. Yang ia tahu ia sedang tidak ingin berbicara pada siapapun.

Setelah Jishan meninggalkan ia dan Rena diparkiran. Mereka memustukan untuk menuju mushola yang tidak jauh dari cafe untuk menunaikan sholat magrib. Pikirnya setelah mereka kembali Jishan sudah ada diparkiran.

Namun yang terjadi setelah satu jam di parkiran menunggu, Jishan tak kunjung datang. Veedha menelpon Jishan berkali-kali dan ia hanya mendapat reject dari sambungan disana. Kemudian dia memutuskan untuk pulang ke kos an Rena.

Perihal manusia kutub ?
Veedha berbohong padanya.

Namun semakin ia berbohong, Fadlan semakin tau adiknya sedang menyimpan sesuatu. Seperti tau akan ujungnya, Veedha menyerah menceritakan semuanya pada Fadlan.

Fadlan yang tipe cuek. Tetap cuek. Namun, Veedha tau. Bahwa kakaknya sedang marah. Biarkan dia. Veedha sedang tidak ingin memikirkan apapun.

Sakit hati ? Mungkin.
Marah ? Iya.

Still Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang