chapter 30

4K 194 1
                                    

Happy reading😉

***

"Lo gila ?!", Fadlan mencengkram kerah baju Jishan. Jishan sama sekali tidak melawan. Ia pasrah. Robekan kecil terpatri dibibirnya yang sedari tadi bungkam.

"Lo mabok ? Dasar gila", Fadlan masih terus memakinya. Bahkan sampai kata kata kotor itu keluar padahal mereka sedang dirumah sakit.

"Jawab, Shan ?! Apa yang lo mau ? Dasar gila !", Fadlan semakin mencengkram kerah baju Jishan. Ia geram. Tanganya mengepal siap untuk memberi tinju.

Namun, Reon yang berada disampingnya menahan Fadlan membuat keributan dirumah sakit. Bukan waktu yang tepat untuk Fadlan membayar kesakitan Veedha saat ini. Veedha sedang berada di ruang UGD dan dia amat sangat butuh dukungan.

Fadlan sangat marah mengetahui adiknya terkapar lemas dipangkuan Jishan yang mabuk. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tapi satu kesimpulannya semua gara gara Jishan.

Fadlan muak melihat muka Jishan. Diluar tadi, tepatnya diparkiran rumah sakit, Fadlan sudah melampiaskan amarahnya pada Jishan dengan satu bogeman yang mengakibatkan luka di bibir Jishan.

Jishan hanya bergeming diperlakukan demikian oleh kakak iparnya. Ia menangis melihat keadaan Veedha yang lemah. Ia tidak peduli Fadlan memakinya, memukulnya, memberinya kata kata kotor, mungkin memang ini bayaran yang pas dan harus ia terima atas kelakuan konyolnya. Jishan hanya peduli pada keadaan Veedha saat ini.

Jishan sungguh merasa bersalah. Amat sangat merasa bersalah. Bukan hanya Jishan dan Reon yang memaki dia, tetapi juga dirinya sendiri. Ia merasa bodoh telah bersikap konyol. Bermain-main dengan alkhohol untuk mengungkapkan isi hatinya. Pengecut.

Padahal ia tahu Veedha sedang sakit. Veedha butuh ketenangan. Jishan tahu dan dia bersikap sangat bodoh.

"Maksud lo apa, ha ?! ", Reon menghampiri Jishan yang duduk lesehan dilantai dengan luka dibibirnya.

"Gue.. Gue cuma pengen ngungkapin perasaan gue, Yon. Gue cuma pengen dia tau apa yang gue rasa. Tapi, gue gengsi dan gue ngelakuin hal bodoh ini",

"Ngungkapin perasaan lo ?!", Reon mengecilkan intonasi suaranya, berharap tidak tertangkap pendengaran Fadlan.

"Gue.. Gue jatuh cinta sama dia, Yon",

Reon terbebelak. Apa itu artinya ? Rencana mereka berhasil ? Rencana pemastian hati Jishan ? Jishan mencintai Veedha ?

"Terus ? Kenapa lo ngelakuin ini?",

"Nggak tau, Yon. Terlalu banyak lelaki dihidupnya, gue tau dia spesial makanya dengan mudah ia dapet simpati dari orang orang terutama laki laki. Gue tau dia wanita yang super baik, nggak heran kalau banyak yang deketin dia. Gue.. Cemburu, Yon",

Reon hanya terdiam. Ia sadar posisinya, yang harus ia lakukan adalah mendengarkan curhatan Jishan.

"Gue bego ya, Yon. Dia wanita yang super baik, sholehah, dia spesial, menantu idaman tapi gue selalu mengumpakan dia sama seperti wanita yang nggak bisa jaga diri. Lo boleh benci sama gue. Tapi, jujur aja. Gue cuma mau dia tau, kalau gue nggak suka liat dia sama cowok lain, Yon. I'm envious",

Aih, kini Reon tau alasan dibalik sikap kasar Jishan. Ternyata.. Sedalam itu maknanya.

"Gue tau niat dia buat bantu gue lupain sakit hati gue gara gara sepupunya itu. Gue tau. Tapi, gue kira dia cuma kasihan sama gue dan gue takut jatuh cinta sama dia, Yon. Gue takut kalau dia ngasih perhatiannya, gue bakal jatuh hati dan dia cuma sekedar kasihan sama gue. Gue takut dia cuma sekedar kasihan dan ninggalin gue setelah gue jatuh cinta. Jadi, gue kasih asumsi kedia kalau gue masih cinta sama Wilo",

Still Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang