chapter 14

3.3K 194 7
                                    

Happy reading !

* * *

Veedha baru bisa tertidur pukul set 2 pagi. Kantuk itu datang. Kantuk yang seharusnya datang dari tadi.

Dan kini ia masih memeluk gulingnya.

Kring.. Kring..

Alarm pukul 4.30 wib. Settingan alarm subuh Veedha. Dulu, saat ia bekerja alarm itu seperti ultimatum, jika ia tidak bangun. Maka, konsekuensinya adalah sarapan pagi omelan pak direktur.

Tapi saat ini, alarm itu hanya sebatas membangunkanya untuk sholat subuh. Telat setengah jam juga tidak masalah, yang penting sebelum matahari terbit.

Kata mama, anak perempuan harus bangun pagi.

Setelah menyelesaikan aktivitas paginya.

Veedha menuju dapur untuk memasak sarapan. Walaupun statusnya sebagai istri atas keterpaksaan. Namun, ia harus menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

Sarapan pagi ini adalah nasi goreng lengkap dengan telur, bakso, dan sosis ala chef Veedha. Ia sangat senang memasak. Lain hal nya dengan Wilo yang hanya suka kuliner, ia sangat tidak tertarik dengan dunia masak.

Dilihatnya Jishan yang baru keluar dari kamar, sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Sepertinya ia sedang menelpon. Saat menutup pintu ia mengapit telpon di sebelah bahu kanannya. Tangannya yang lain memegang tas kerja.

Terlihat seperti kerepotan. Veedha menghampirinya. Namun, Jishan malah menatapnya tidak suka. Artian bahwa 'jangan mendekat. Aku bisa sendiri'.

Veedha terpaku ditempatnya. Sungguh, ia harus terbiasa dengan sikap Jishan yang sangat dingin padanya.

"Mas.. Makan dulu. Aku udah buat sarapan",

Veedha menyiapkan piring untuk Jishan dan menaruh nasi goreng nan lezat itu pada piring bundar. Lagi lagi Jishan mengacuhkannya.

"Aku nggak suka sarapan", tanpa melihat bahkan melirik, Jishan langsung pergi keluar rumah.

Veedha seperti terserang asma, ia menghembuskan nafasnya panjang. lagi lagi yang harus ia lakukan adalah terbiasa.

Jishan tidak suka sarapan.

Ingat !

Satu hal lagi yang Veedha harus tahu, Jishan tidak suka sarapan.

Kejadian tersebut membuatnya tidak nafsu sarapan. Tapi sayang jika harus dibuang, basi jika disimpan.

Akan dikemanakan nasi goreng nan lezat tersebut ?

Dibiarkannya nasi goreng itu diatas meja makan dan ditutup dengan tudung saji.

Kata Jishan, akan ada pembantu juga tukang kebun yang akan mengurus rumahnya.

Mungkin, hari ini mereka akan datang.

Ting nong.

Veedha segera menuju pintu utama. Siapa yang datang sepagi ini ?

Mungkin pembantu rumah tangga dan tukang kebun seperti yang diucapkan Jishan tempo hari.

"Assalamualaikum, non Fifi ya ? ", tanya seorang wanita paruh payah, mungkin usianya kisaran kepala empat.

"Waalaikumsallam, iya bu. Saya Fifi, ibu--", balasnya dengan lembut. Veedha mengisyaratkan wanita tersebut untuk memperkenalkan dirinya.

"Saya pembantu yang seminggu lalu disuruh Den Jishan untuk membantu dia disini, non..",

"Oh.. Iya. Mas Jishan juga sudah bilang. Silahkan masuk, bu.. ",

"Iya.. Makasih non. Den Jishan beruntung punya istri secantik non Fifi. Lebih cantik dari pacaranya yang dulu, saya kira mereka akan menikah",

Still Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang