chapter 25

3.8K 201 3
                                    

Happy reading😊

* * *
"Beberapa hari ini aku memang sering bertemu Wilo",

Lagi. Veedha hanya mengangguk.

"Tapi.. Aku bisa pastiin, pertemuan itu tidak seperti apa yang kamu pikirkan",

"Maksudnya ?", untuk yang ini, Veedha memang tidak mengerti. Otaknya terlalu lamban mengartikan perkataan Jishan.

"Ya.. Jadi..",

Sebelum Jishan sempat mengungkapkan apa yang ingin ia utarakan, telepon rumah berdering. Veedha segera mengangkat sambungan telepon tersebut.

Beberapa saat kemudian, Veedha kembali pada Jishan.

"Siapa ?",

"Your mam. Katanya mama telpon kamu dari kemaren, tapi nggak diangkat. Bener ?"

"Iya. Mama tahu kalo aku sakit",

"Terus ? Kenapa nggak diangkat ? Mama khawatir tau nggak !",

"Itu dia. Mama terlalu khawatir. Biasanya, mama bakalan cerewet. Aku males. Jadi, ya udah",

Veedha memukul lengan Jishan cukup keras.

"Bersyukur kamu. Masih punya mama yang perhatian. Banyak orang diluar sana yang pengen diperhatiin sama ibunya sendiri. Kamu mah aneh",

"Ish, sakit tau. Yaudah iya maap. Terus apa kata mama ?", Jishan mengusap lengannya dengan dramatis.

"Mama mau kesini",

"Tuh kan ? Aku nggak mau. Maksud aku, mama terlalu khawatir. Aku kan butuh istirahat. Ah, sabar ya kuping, besok hari terberat kamu",

Veedha kembali memukul lengan Jishan. "Ngawur",

"Kapan?",

"Katanya kalau Reyhan pulangnya cepet, bisa jadi nanti abis magrib terus nginep. Tapi, kalo Reyhan pulangnya malem, ya besok",

"Syukur deh besok",

"Sok tau ! Tergantung Reyhan pulangnya kapan lah",

"Taruhan sama aku. Itu anak bakalan pulang malem. Aku kenal dia, nggak mungkin pulang cepet",

"Ya ya ya.. Sebelas dua belas sama abangnya. Pasti dia ngikutin kamu",

"Iya. Eh, nggaklah. Aku mah selalu nunjukin contoh yang baik",

"Masa ? Udah ah, aku mau ngambil makanan didapur. Kamu harus minum obatkan ?",

Veedha beranjak dari dapur dan meninggalkan Jishan.

Sebenarnya disela perbincangan tadi, Veedha ingin Jishan kembali pada topik awal. Ya, topik mengenai Jishan dan Wilo. Veedha sungguh penasaran.

Tapi apa daya. Jishan manusia yang tidak peka.

Setidaknya ia senang hari ini bisa menghambiskan  waktu bersama Jishan. Seharian.

Hari ini ia melihat Jishan yang berbeda. Bukan Jishan yang kaku. Bukan Jishan yang sensian.

Ia adalah Jishan yang sama seperti pertama kali Veedha temui.

Veedha membawa masakannya kemeja makan. Tidak sia sia dua jam ia berada didapur, masakannya terlihat menggoda selera. Wanginya khas kuliner Indonesia.

Capcay, telur balado, sayur kangkung juga panekuk telah tersedia diatas meja.

"Nah, kamu makan ya, btw, karena ini bukan sarapan. Jadi, aku nggak bakal suapin kamu", Veedha menyiapkan makanan untuk Jishan. Sebenernya ia ingin menyuapi Jishan lagi. Tapi, ia malu dan canggung. Jadi sebelum Jishan menyuruhnya, Veedha harus berkilah agar ia tidak terjebak.

Still Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang