Episode 04 (Perjanjian)

310 14 3
                                    

Setelah cahaya itu hilang, mata kami terbelalak melihat apa yang terjadi

Ternyata ular putih yang misterius itu berubah menjadi manusia dan manusia itu adalah Shimara Koru anak baru yang baru masuk ke sekolahku beberapa hari yang lalu

Aku dan Yuna terkejut mengetahui Koru adalah seekor ular putih itu

Hima POV

"Yun apa yang gua lihat ini ga salah? mungkin gua kesambet kali ya?"

"Seperti nya ga lah Him"ucap Yuna sambil mencubit pipi nya untuk memastikan apa yang ia lihat benaran apa cuma khayalan nya saja, dan ternyata dia tidak sedang menghayal

"Jadi itu beneran koru?"ucap ku pada Yuna. Jadi dia adalah manusia jadi jadian? Kami berdua saling memandang dan tersenyum

"Ternyata usaha kita selama ini tidak sia sia Yun.. Kita menemukan sesuatu yang sangat menarik"ucap ku

Saking senang nya tanpa sadar aku pun menginjak ranting pohon
"Krek.."dan itu sontak membuat Koru menoleh ke arah sumber suara

Aku dan Yuna pun panik
"Bagaimana nih Him? Kita ketahuan"
"Kita lari aja deh"ucap yuna

Koru yang menyadari keberadaan kami pun dengan sigap mengejar kami

Aku dan Yuna berlari sekencang kencangnya, tapi usaha kami pun sia sia.Kami pun tertangkap

"KENAPA KALIAN DISINI?"ucap Koru dengan suara lantang menandakan dia sedang marah

"A..aku kesini hanya untuk berlibur dengan sahabatku dan aku hanya kebetulan melihatmu" ucapku dengan suara sedikit bergetar

"Aku tidak peduli alasanmu, karena kamu sudah tau siapa aku yang sebenarnya aku tidak akan memberi ampun kepada kalian" ucap Koru lagi

"Ma..maaf kan kami,kami ti.."
"TIDAK ADA KATA MAAF" belum selesai Yuna berbicara Koru sudah memotongnya

"Kalian harus terima hukumannya"
Koru mengambil pisau lipatku yang tadi aku beli di toko, ntah sejak kapan dia mengambilnya dariku?

Koru melemparkan pisau itu ke arah Yuna dan sukses mengenai lengan sebelah kanan nya
"AAKH...." Yuna merintih kesakitan

"Yunaa..." pekik ku kepada Yuna
"Hahah... Tenang saja aku tidak akan membunuh nya" ucap Koru dengan wajah yang agak menyeramkan

"Gua mohon jangan sakiti sahabatku,aku janji akan turuti kemauanmu asalkan jangan pernah sakiti dia" ucapku sambil menangis

"Lo berjanji?"tanya nya
"Iya gua janji"jawabku
"Hima jangan lakukan itu gua mohon" ucap Yuna
"Maaf Yuna, gua tidak bisa membiarkan lo terbunuh" ucapku

"Baiklah gua akan membebaskan nya dan ooh ya satu lagi jangan beri tahukan ke siapapun tentang identitas ku ini" ucap Koru lagi
"Baiklah"ucapku terbata-bata

Koru pun melepaskan Yuna dan mengobati lukanya
Setelah itu Koru memperbolehkan kan kami pulang

~Skip~
sampai kesekolah keesokan harinya

Aku memasuki ruangan kelas dengan wajah sedikit ketakutan mengingat kejadian kemarin, setelah aku duduk di kursi ku, salah satu temanku membuyarkan lamunanku

"Hei Shinpi-Tekina Josei, kamu kemarin libur ke mana?apa kamu sedang mencari misteri baru lagi?"

"Eeh..em..anu.."jawabku kebingungan "lo kenapa?"tanyanya
"Tidak ada apa-apa kok,ooh iya kemarin aku hanya jalan jalan saja aku tidak lagi mencari misteri apapun" ucapku sedikit berbohong #sedikit?

Tak lama kemudian Koru datang dan duduk di sampingku
Koru menatapku dan aku sedari tadi melihat wajahnya pun mengalihkan pandangan ku

Koru membisikkan sesuatu kepadaku dan dia berkata "ada sesuatu yang aku inginkan darimu, temui aku di atap sekolah saat istirahat"

Aku hanya bisa mengangguk kan kepalaku, Yuna yang melihatku dan Koru dari belakang hanya bisa melihat dan menunjukkan wajah yang sedih

~Skip sampai istirahat~

Bell berbunyi dan aku dan Koru langsung pergi ke atap sekolah

"Apa maumu?"tanyaku
"Hm...gua ingin lo menjadi pengawal pribadiku dan juga sebagai penasehat ku"ucapnya dan itu membuatku terkejut sekaligus tercengang mendengarnya

"What?..kamu ingin aku menjadi pengawalmu? Memangnya kamu ini apa? Bangasawan? Pangeran?" ucapku

"Iya..gua adalah seorang pangeran"jawabnya dan spontan membuat ku terkejut lagi

~Bersambung~

#Gomen minna lama nunggu up nya 😩mimin lagi sibuk banyak tugas numpuk
#Writeninaction

Prince Snake (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang