#1 Perjanjian

7.3K 384 37
                                    

Jika langit hari ini berwarna biru, maka dalam hati dan pikiran Ratna masih merasakan warna kegelapan. Jika Keramaian kota yang dihiasi langkahan kaki dan omongan, maka dalam diri Ratna merasakan kepedihan dan kesendirian dalam kegelapan. Jika lorong-lorong rumah masit terasa ramai oleh orang yang berlalu lalang menemui kerabat, maka Ratna hanya bisa sendiri menikmati kesunyian lorong yang sepi dalam komanya. Kondisi Ratna semakin hari semakin kritis, ia terbaring lemah tak berdaya bersama badan yang semakin hari semakin kurus. Tak ada yang bisa mengetahui apa yang terjadi pada Ratna, yang kini dokter rasakan adalah menyerah mengobatinya.

Hari ini, tepat dijam 12 siang. Dokter dan Suster berlari menuju kearah kamar Ratna, suster yang selalu mengecek Ratna mengetahui bahwa kondisinya semakin kritis. Dokter dan suster sudah masuk kekamar Ratna, kini Ratna diperiksa lagi dengan sedetail-detailnya. Dera dan Dokter Tristan yang baru sampai didepan pintu masuk kamar inap Ratna kaget, karena Dokter terlihat sedang sibuk memeriksa keadaan Ratna. Dera yang melihatnya begitu terlihat panik, begitupun dengan raut wajah dokter tristan.

"Tenanglah Dera, semua akan baik-baik saja" Ungkap Dokter Tristan, ia memegang tangan Dera dan menyuruhnya untuk duduk dikursi tunggu.

Dera mengikuti saran Dokter Tristan untuk duduk bersamanya.
Ditengah gemelut rasa yang dihadapai Dera, membuatnya terkadang berfikir bahwa baru saja ia menyelesaikan permasalahan tentang foto misterius dan keluarga nyonya diana, kini masalah muncul lagi. Tuhan kali ini benar-benar sedang mengujinya.
Beberapa menit telah berlalu, akhirnya dokter dan suster jkeluar dari kamar inap Ratna. Dera lekas berdiri dan menghampiri Dokter itu.

"Bagaimana Dok keadaan Ratna" Tanya Dera didekat Dokter.

"Dera mengalami trebulensi kritis yang sangat membahayakan jiwanya. Kau tahu rumah sakit kami sangat kecil. Kami sarankan Ratna untuk dipindahkan kerumah sakit yang lebih besar dan lengkap dikota. Kami harap kalian setuju dengan keputusan ini" Ungkap Dokter.

"Sepertinya memang Ratna harus dipindah Dok. Kami berdua setuju dok" Dera menatap sang dokter, lalu menatap kearah Dokter Tristan yang sedang duduk, ia berusaha menunggu keputusan dari Dokter Tristan.
Dokter Tristan hanya mengedipkan mata, tanda setuju.

Dera lalu kembali menatap kearah Dokter.

"Baiklah. Besok jam 7 pagi mobil ambulance rumah sakit kami akan mengantarkan Ratna ke rumah sakit dikota. Maaf saya harus segera pergi" Dokter itu melangkah pergi meninggalkan kami berdua.

Dera yang berdiri hanya bisa terdiam pelum, lalu ia melihat kearah kaca pintu ruang inap Ratna, ia menatap kondisi Ratna yang semakin hari semakin memprihatinkan.

Dokter Tristan yang duduk dikursi, kepalanya menoleh kearah Dera yang berdiri tertegun menatap arah kamar inap Ratna. Ia lalu berdiri dari duduknya dan berkata pada Dera.

"Sebaiknya kita masuk. Kita harus menjaga Ratna"

"Ya" Dera membuka pintu dan lekas masuk kedalam kamar inap Ratna.
Dokter Tristan menyusul masuk kekamar inap Ratna.

*****
Seorang gadis yang memakai seragam SMA, rambutnya diikal dan membawa tas yang dipakainya, ia kini berjalan masuk kedalam rumah sakit. Ia sudah memasuki area utama rumah sakit, kini langkah kakinya menuju kebagian resepsionis untuk meminta izin menjenguk seseorang. Suster yang berkerja dibagian resepsionis mempersilahkan gadis itu untuk menjenguk saudaranya. Gadis itu kini berjalan lagi melewati lorong panjang, tangga dan akhirnya sampai disebuah kamar inap yang ditempati oleh Ratna. Gadis itu tak kepikiran bahwa didalam kamar inap Ratna ada orang, ia langsung saja membuka pintu dan masuk.

Ketika Gadis itu sudah masuk, ia terkaget melihat dua orang asing yang tak dikenalinya berada disekitar kakanya. Sungguh membuat Gadis itu dan Dera serta Dokter Tristan saling pandang memandang beberapa detik, lalu semua buyar ketika Gadis itu bertanya.

"Siapa kalian"

"Aku sahabat Ratna. Kau siapa?" Tanya balik Ratna pada Gadis itu.

"Aku Rosa, Adik kandung Kak Ratna. Maaf sudah membuat kalian kaget atas kedatanganku" Ungkap Rosa yang ternyata adik kandung Ratna.

"Duduklah bersama kami" Ucap Dera yang memberikan tempat duduk dengan dirinya bergeser kekanan.
Rosa menuju ketempat duduk dan ia duduk disamping Dera.

"Sejak kapan Ratna punya adik kandung. Selama ini ia tak cerita soal dirimu Rosa" Dera menatap kearah Rosa.

Begitupun dengan Dokter Tristan yang duduk disamping Ratna yang terbaring koma.

"Begitulah kakakku. Dia tak pernah menceritakan siapapun tentang keluarganya, termasuk aku pada teman-temannya. Kau sahabat kakakku, bahkan aku tahu ketika kau sering main diapartemennya. Kau belum tahu kakakku yang sesungguhnya" Ungkap Rosa.

"Maksudmu" Tanya Dera dengan tak mengerti.

"Kakakku punya rahasia yang belum pernah diketahui siapapun. Dia orang yang snagat tertutup dengan kehidupan yang terdalam. Aku saja kaget ketika tahu bahwa dia punya seseorang yang mendampinginya. Sosok yang sangat kontras dalam keluarga kami, sosok yang setiap generasi selalu diwariskan kepada yang sanggup memeliharanya. Keluarga kami adalah keluarga yang mempunyai kekuatan spesial disetiap diri. Akupun punya kelebihan yang tak kumengerti"

"Maksud kamu Ratna mempunyai jin pendamping atau yang disebut QORIN" Ucap Dokter Tristan.

"Ya" Jawab Pendek Rosa.

"Tapi setiap manusia pasti memiliki Qorin" Ungkap Dera.

"Ya. Tapi Qorin yang mengikuti Kakakku adalah jin yang menyerupai sesosok seperti kuntilanak" Rosa menatap kearah Dera lekat-lekat.

"Ada yang tidak beres. Qorin tidak bisa diwariskan generasi kegenerasi. Pasti ada semacam perjanjian yang terpendam dikeluarga kalian" Dera mulai berandai-andai dengan kondisi keluarga Ratna.

"Aku juga berfikir seperti itu Kak" Ungkap Rosa.

Dokter Tristan hanya meliaht lekat-lekat dua perempuan yang saling menebak.

"Apa kakak mau menguak misteri itu bersama-sama. Aku mengetahui lebih dalam lagi tentang keluargaku dan kakakku" Tanya Rosa.

"Ya. " Jawab Pendek Rosa.

*****
Hari Perpindahan Ratna_

Hari dimana perpindahan Ratna akan dilaksanakan akhirnya sampai juga. Kini para suster dan Dokter sibuk berbenah diri dan menyiapkan mobil ambulan untuk keberangkatan Ratna kekota. Begitupun dengan Dera, Dokter Tristan dan Rosa sudah mempacking barang-barang kedalam koper. Mereka bertiga lekas pergi meninggalkan kamar inap Ratna untuk menuju ke area parkir mobil. Diperjalanan mereka bertiga tak banyak bicara, ketika sampai diparkir mobil, Dokter Tristan membuka bagasi mobil dan memasukan koper barang. Sesudah memasukan koper barang, kini Dera dan Dokter Tristan masuk kedalam mobil, Disusul oleh Rosa yang duduk dibelakang kursi yang diduduki Dera dan Dokter Tristan.

Rosa yang duduk dibelakang Dera terkaget melihat bingkai foto misterius tergeletak disamping kursinya. Ia lalu bertanya pada Dera.

"Foto apa ini" Rosa meraih foto misterius itu dan melihatnya.
Dera menolehkan kepalanya kebelakang, Dera terkaget saat mengetahui foto misterius itu masih dimobil.

"Oh itu hanya sebuah foto" Ungkap Dera. Dera lalu menoleh kearah Dokter Tristan.

"Knepa kau menatapku seperti itu" Tanya Dokter Tristan yang melihat rona wajah sungut Dera, ia lalu mengalihkan pandangan dengan menghidupkan mobil.

"Kau lihat foto misterius itu masih berada disini. apa yang akan kita lakukan agar foto itu tak bersama kita lagi"

"Setelah kita kekota, foto itu akan aku berikan ke museum yang dikelola oleh Ratna" Dokter Tristan menjawab dengan santai, lalu melajukan mobil untuk berangkat kekota.

"Ok" Ungkap Pendek Dera.

Mendengar pembicaraan Dera dan Dokter Tristan, membuat Rosa hanya diam menatap kemesraan mereka berdua. Kini Rosa masih memegang Foto misterius itu.[]

Next--

Dera 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang