#13 Distrik Kematian Part 2

4.1K 264 16
                                    

Dera, Rosa dan Raihan sudah berada diluar kamar inap Ratna, kini mereka akan meninggalkan rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dera, Rosa dan Raihan sudah berada diluar kamar inap Ratna, kini mereka akan meninggalkan rumah sakit. Ketika akan meninggalkan rumah sakit, dan akan keluar dari gedung. Dera melihat mobil ambulan sedang sibuk mengeluarkan seseorang yang kecelakaan, orang yang mengalami kecelakaan yang cukup parah itu ditaruh ditroly, lalu para suster membawanya masuk ke gedung UGD, dan ketika para suster itu membawa orang itu, sontak mata Dera melotot. Bagaimana tidak kaget, orang yang mengalami kecelakaan itu adalah Dokter Tristan.

"Rosa. Orang itu dokter Tristan" ungkap Dera yang menatap tajam Dokter Tristan yang berbaring ditroly dengan bersimbah darah dikepalanya.

"Ia." Rosa tertegun tak percaya atas penglihatannya.

Dera yang tak percaya lekas berlari mengikuti Para suster yang membawa Dokter Tristan.

Ketika para suster sudah sampai diruang UGD, Dera mencoba menghentikan salah satu suster dan menanyakan apakah benar yang baru kecelakaan adalah dokter Tristan.

"Suater tunggu" Dera memegang tangan suster muda yang akan menutup pintu ruang UGD.

"Ia." Jawab pendek suster, matanya menatap keearah dera.

"Apakah pasien yang baru kecelakaan itu adalah Dokter Tristan" Tanya Dera.
"Ya, beliau adalah dokter tristan".

Mendengar jawaban itu, Dera mulai terlihat syok, dan pada akhirnya ia meneteskan air mata. Tidak percaya bahwa ia akan melihat orang yang disayangnya kecelakaan. Dengan berat hati karena takut kehilangan, Dera, Rosa dan Raihan menunggu jalannya operasi dokter tristan.

Menit demi menit, jam demi jam telah berlalu, dentingan jam berkali-kali membuncah hati. Pada akhirnya 3 jam telah berlalu dan seorang Dikter keluar dari Ruang UGD dengan wajah penuh keringat. Dokter itu lalu memanggil kami dan bertanya.

"Adakah sanak saudara Dokter Tristan disini"

"Saya dok" Jawab Dera. Ia lekas mendekati Dokter itu.

"Bagaimana hasilnya Dok" tanya Dera dihadapan Dokter yang terlihat sayup.

"Kondisi dokter tristan sangat kritis, kami sudah semaksimal mungkin untuk menolongnya. Maaf kami memberikan kabar buruk bahwa nyawa Beliau tak terselamatkan" ungkap dokter itu dengan penuh penyesalan.

"Apa" ucap Dera dengan tetesan air mata kesedihan. Sungguh ia tak percaya bahwa akan kehilangan cinta sejatinya.
Rosa mendengar hal itu nampak sedih, begitupun dengan Raihan.

Kini dunia serasa berhenti, Dera merasa tak ada lagi untuk bertahan. Saat ia diberi kesempatan untuk melihat jasad Dokter Tristan, ia masuk dengan keruang UGD dengan linangan air mata. Kakinya yang melangkah serasa berat, bagaimana tak berat jika harus melihat orang yang disayangi sudah tak bernyawa.

Ketika sudah mendekati Jasad Dokter Tristan ditempat tidurnya, saat itulah hatinya berkata "inilah kisahku. Inilah yang diramalkan oleh Ratna yang ternyata tertuju padaku. Oh Tuhan, kehilangan itu rasanya sakit. Sakit sekali" itulah ungkapan hatinya pada Tuhan. Dera yang sudah disamping jasad Dokter Tristan, ia memegang tangan dingin Tristan untuk terakhir kalinya.

Selamat tinggal Dokter Tristan.
 
 
******

Disaat kepergian Dokter Tristan, barulah mukzijat datang pada Ratna. Ratna yang koma dalam waktu lam, kini tiba-tiba sadar. Tubuhnya kejang-kejang, matanya tertutup rapat,  Ratna meronta diranjang dan pada akhirnya ia sadarkan diri.

Ia terbatuk -batuk, seorang suster yang lewat didepan kamarnya terkaget melihat Ratna sudah siuman. Suster itu masuk kedalam kamar inap ratna, lalu menuju kedekat Ratna dan berkata.

"Kau sudah siuman. Syukurlah" Senyum suster itu pada Ratna.

Ratna tak merespon, ia masih bengong.
"Tunggulah sebentar, aku akan panggilkan dokter untuk memeriksamu" Suster melangkah pergi meninggalkan Ratna, ia keluar kamar dan lekas menuju ke ruang dokter.

Beberapa menit menunggu, seorang dokter datang kekamar inap Ratna, Ratna lekas diperiksa dan setelah diperiksa, Dokter lalu berkata.

"Kondisimu sudah stabil Ratna. Selamat kau sudah sembuh dari koma. Istirahatlah yang cukup agar tubuhmu tak lemas"  ungkap Dokter dengan tangan masih sibuk mencatat dikertas.

"Dok. Dimana Dera" tanya Ratna dengan nada lirih.

"Dera tadi baru kesini menjengukmu. Tapi dia sudah pergi lagi. Tunggulah, nanti saya akan menghubunginya" senyum dokter.

"Ya sudah kau istirahatlah. Saya harus kembali keruang kerja"

"Baik dok" ungkap Ratna.

Dokter lalu melangkah pergi meninggalkan Ratna dikamar inapnya.[]

Dera 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang