#5 Step 1

5.6K 317 15
                                    

"Kita sudah terbebas dari badai kegelapan itu. Tujuan kalian saat ini kemana?" Tanya sopir lelaki itu dengan mata fokus melihat kedepan dan tangan fokus menyetir.

"Antar kami kerumah sakit, Teman saya yang dibawa ambulan mungkin sudah sampai dirumah sakit." jawab Dera.

"Baiklah. Saya akan antar kalian kerumah sakit" ucap sang sopir, ia lalu melajukan mobil dengan kencangnya.

Diperjalanan menuju kerumah sakit. Mobil yang ditumpangi mereka membelah jalan panjang yang dikelilingi hutan lebat, melewati suasana hari yang nampak cerah namun sunyi senyap. Mereka kini hanya bisa terdiam menunggu melewati hari kelam ini, hari dimana sebuah perjalanan melintasi dimensi area yang ekstrim.
Diantara keheningan itu, Dera mulai terhinggap sebuah pertanyaan penting untuk ditanyakan pada Rosa soal siklus hidup kakaknya yaitu Ratna. Dera yang duduk termenung dengan tatapan melihat kearah luar jendela mobil, ia mulai berkata kearah Rosa yang juga terdiam.

"Rosa, bolehkah aku bertanya" Tanya Dera dengan wajah gundah.

"Ya boleh" jawab pendek Rosa. Matanya menatap kearah Dera.

" Ini soal Ratna kakakmu. Ada sesuatu hal yang kau ketahui tapi belum aku ketahui. Bisakah kau ceritakan padaku" ungkap Dera.

Rosa terkaget dengan pertanyaan Dera, Dokter Tristan yang berada disamping Rosa juga terkaget. Rosa terdiam sesaat seperti memikirkan suatu hal untuk menjawabnya. Beberapa detik kemudian, ia mulai menjawab pertanyaan Dera.

"Ratna seorang penderita insomnia. Dia selalu pura-pura tidur dimalam hari saat bersama temannya. Hal itu dilakukannya agar semua teman-temannya menganggapnya normal. Hal yang diderita kakakku aku baru tahu setelah membaca dairinya yang sudah lama disembunyikannya" ungkap Rosa.

"Aku bahkan yang dekat dengannya tak tahu bahwa dirinya mengalami insomnia" sahut Dera dengan nada tak percaya.

" Ada hal yang banyak lagi yang belum kita tahu tentang Kak Ratna." Ucap Rosa.

"Bisakah kita menjadi patner untuk mengorek teka-teki kehidupan rahasia Ratna" tanya Dera dengan sebuah bentuk kerjasama.

"Sepertinya menarik. Aku mau menjadi patner kerjamu" jawab Rosa dengan senyuman penuh harapan.
Senyum Dera saat mendengar jawaban Rosa .

*****

Rumah sakit berwarna putih, bertingkat lima dan mempunyai tanda pengenal yang terpasang dkatas gedung membuat semua orang tahu bahwa rumah sakit itu adalah rumah sakit terkenal dikota ini. Di rumah sakit yang terkenal akan baiknya kualitas pelayanan dan penanganan ini membuat semua orang ramai berbondong-bondong membawa sanak saudara yang sakit dirumah aakit ini. Begitupun dengan seseorang pasien yang dibawa kerumah sakit ini, mobil yang mengantarkannya baru saja sampai berhenti tepat didepan rumah sakit.

Suster dan para perawat pria mulai keluar dari mobil, salah satu perawat pria menuju kebagasi mobil untuk membukanya. Ketika bagasi mobil sudah terbuka, para suster dan dokter mengeluarkan Ratna yang tak berdaya berbaring ditroly. Setelah dikeluarkan maka para suster dan perawat pria membawa Ratna masuk kedalam rumah sakit untuk segera melakukan penanganan.

Penanganan harus cepat dilakukan demi Ratna. Para suster dan Perawat mulai mempercepat langkahnya mendorong troly menuju ke ruang rawat inap yang ada dilantai tiga. Lorong demi lorong telah dilewati mereka untuk menuju ke lantai tiga, sesampainya didepan lift, salah satu suater mulai memencet tombol buka pintu. Saat lift sudah terbuka, troly yang membawa Ratna dimasukan kedalam lift, dan sebagian orang suster dan perawat masuk kedalam lift untuk menjaga dan membawa Ratna kekamar dilantai tiga. Saat sudah masuk, tombol lift kembali ditekan ditombol angka menuju ke lantai tiga, melajulah lift secepat kilat menuju kelantai tiga.

Lift berdentang sekali tanda sudah sampai dilantai tiga. Lift secara otomatis terbuka, para suster dan perawat mulai keluar dengan mendorong troly untuk membawanya ke ruang rawat inap Ratna nomor 131. Dentuman roda terdengar nyaring dilorong lantai tiga, suaranya membuat sebuah alur seperti nyanyian kerinduan. Saat suster dan perawat pria sudah sampai didepan pintu kamar inap Ratna yang dipintunya tertempel kayu angka 131. Suster lekas membuka pintu agar terbuka lebar, barulah saat sudah terbuka lebar, suster dan perawat pria mendorong troly untuk masuk kedalam kamar inap Ratna.

Kamar inap Ratna begitu besar, nyaman dan tentram. Ratna yang masih terbaring tak berdaya ditroly lekas diangkut oleh perawat pria untuk dipindahkan keranjang inap yang sudah menjadi bagian dari fasilitas rumah sakit. Kini Ratna sudah berbaring nyaman diranjang itu, ia kini melanjutkan ketidaksadarannya atas dirinya yang jauh dihati kegelapannya meminta tolong pada Dera.

Sisaat Ratna sudah sampai dirumah sakit dan sudah dirawat dengan aman. Disisi lain Dera, Dokter Tristan, Rosa dan sopir pria serta temannya masih bergelut mencari tanda-tanda jejak Ratna pada langkah pertama. Jejak pertama yang mereka lalui ini menuai banyak tantangan yang diberikan oleh Kuntilanak sang pendamping Ratna berupa sugesti kecelakaan dan badai kegelapan.

*****

Sudah beberapa waktu telah berlalu, rombongan dera belum menenemukan secerca jejak Dera. Namun Dera dan rombongan masih tetap percaya bahwa sebentar lagi akan menemukan jejaknya. Dalam hati dera saat matanya nanar melihat kearah luar, ia selalu berdoa agar Ratna selamat dan dapat ditemukan lagi.
Disebuah jalanan yang panjang dan tak kunjung dilalui, akhirnya rombongan Dera sampai disebuah kota yang dikenal mereka. Sebuah kota yang tampak megah dan metropolitan, kota yang disebut itu adalah kota baru. Dera terkaget dengan pandangan yang kini berubah rame, kini mereka semua selamat dengan sugesti dari kuntilanak pendamping Ratna. Kini saatnya mencari Ratna disetiap rumah sakit dikota baru ini.[]
 

Dera 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang