Kou Yamagiri.
"Anata wa kowai ka?"
Kou menatap ponsel yang digenggam seorang gadis berambut hitam panjang. Saat itu ia sedang berdiri di puncak benteng Ark Genesis yang belum selesai dibangun. Renacananya bahtera besar berbentuk bola itu akan dibentengi kubah baja berlapis khusus yang bisa meredam panas manusia yang tinggal di dalam Ark Genesis.
Langit yang menaungi Kou sangat hitam, bertabur bintang-bintang putih yang bersinar menciptakan kontras. Langit menyatu dengan laut yang juga hitam dan kelam. Hanya ombak yang sesekali bergulung membawa refleksi bintang dan bulan di langit. Namun cahaya sekecil itu tidak berpengaruh pada nuansa hitam yang disaksikan Kou.
"Kou!"
Gadis itu menegur.
"Iie... betsuni...," lirih Kou yang sebentar lagi bakal muntah merasakan gerakan naik turun Ark Genesis yang diangkat dan dihempaskan ombak yang datang.
"Honkidesu ka?"
Kou merapatkan jas lab yang masih ia kenakan seusai kelas. Ia menatap gadis yang masih merekamnya dengan ponsel. Bahkan wajahnya pun tidak terlihat. Hanya ponselnya saja yang terlihat. Kou tidak tahu apakah gadis itu tersenyum atau tidak. Khawatir atau tidak. Ia hanya menebak dari nada suara gadis itu yang sangat tidak serius.
"Honki desu..."
"Yokata..."
Sekarang Kou memandang laut di bawah benteng sambil memutar gagang kacamatanya. Lampu led di gagangnya menyala. Kou mengeluarkan secarik kertas tua yang sudah kusut dan menguning. Kertas itu disobek dari sebuah buku tua di kamar gadis itu. Tulisan-tulisan dalam ragam simbol dan bentuk membuatnya sulit membaca. Ia membalik kertas itu dan mulai membacakan terjemahan yang ditulis di balik kertas itu.
Earth and sea and sky...
Behold of the land that comes from the Abbys of Atlantis...
Fear not to the sea and the sky...
Because the land will vanish into the sea...
Home in the sea and the sky...
The age of sea dwellers and beasts are coming...
But fear not, My Child...
I come in peace...
I am messenger of destruction...
Hear my voice and you'll be saved by my wonder...
Selesai membaca, Kou menatap ponsel yang menghalangi wajah gadis itu. Angin pantai berhembus kencang, menerbangkan rambut ikal si gadis sampai ke ponsel di depan wajahnya. Guncangan ombak semakin kuat. Angin pun semakin kuat. Merekam tanpa berpegangan pada benteng adalah ide buruk. Gadis itu mulai hilang keseimbangan dan terhuyung ke depan dan ke belakang.
"Kikoemasu ka?" tanya gadis itu.
Kou masih sibuk menyimpan kertas dan memutar gagang kacamatanya.
"Nani?"
Gadis itu terhuyung semakin jauh dari sisi Kou. Coat hitam panjangnya berkibar dan memudahkannya untuk terbang terbawa angin. Kou berjalan perlahan, mengumpulkan keberaniannya berjalan tanpa memegang apa-apa di atas benteng. Ombak mendorong kuat, menghempas Ark Genesis dari bawah. Gadis itu melambung dan jatuh ke tepi benteng. Sedangkan Kou terjengkang ke belakang.
"Daijoubu ka?" jerit Kou.
Gadis itu tidak menjawab. Kou jadi panik. Ia bangkit berdiri dan mendapati pemandangan yang dilihat gadis itu...
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Black Tail
Science Fiction2036 Bumi 100% perairan. Manusia tinggal di Ark Genesis, bahtera raksasa yang memanfaatkan teknologi dimensional untuk menciptakan dunia baru di dalam bahtera. Tapi Ark Genesis tidak selamanya aman. Ketika salah satu generator Ark Genesis rusa...