Masih ada yang nunggukah?
"Kuharap semua berjalan dengan seharusnya, tanpa ada yang harus di sesali kedepannya"
"Kata orang jatuh cinta itu berjuta rasanya tapi kenapa aku cuma merasakan sakitnya saja saat aku jatuh cinta kepadamu"
-PL-***
Prilly menertralkan nafasnya sejenak setelah dia berusaha meyakinkan dirinya untuk melakukan hal yang sudah seharusnya dia lakukan selama bertahun tahun lamanya namun selalu ditunda olehnya.
Diliriknya seorang lelaki yang tadi sudah di persiapkan oleh orang kepercayaanya, tanpa basa basi dia langsung menyerahkan sesuatu yang berada di tasnya kepada orang itu. Dan tanpa bercakap panjang orang itu pun langsung mengerti apa yang harus dilakukannya.
Setelah melihat orang itu pergi Prilly berjalan memasuki area toilet dan menatap pantulan dirinya di depan cermin. Dilihatnya wajah putih namun pucat disana, serta ada beberapa keringat yang mulai muncul di sekitar pelipisnya. Prilly kembali menghembuskan nafasnya kasar dia menggenggam tangannya sendiri untuk mengurangi rasa gugupnya. Setelah merasa sudah cukup tenang, Prilly mulai merapikan penampilannya.
Dia berharap semoga saja, targetnya kali ini bisa benar benar jatuh kedalam pelukannya.
Semoga.
Ali memarkirkan mobilnya di depan sebuah night club, sudah tidak asing bagi Ali untuk kesana karena sejak batalnya acara pertunangannya waktu itu dia memang sering sekali keluar masuk ke sana untuk menghilangkan bebannya. Tentu saja bukan hanya untuk menghilangkan beban saja tapi membuat salah satu bagian dari dirinya merasa senang pula.
Baru saja Ali keluar dari mobilnya, dirinya sudah disambut oleh beberapa wanita disana dengan menggunakan pakaian yang seperti kekurangan bahan dan beberapa dari mereka bahkan tak segan untuk menggoda Ali secara terang terangan. Ali hanya diam saat dirinya sudah dikerubuni oleh wanita wanita itu apalagi saat ada beberapa wanita yang mencoba menyentuhnya berniat menggoda. Dirinya sedang tidak berminat jadi tanpa basa basi Ali langsung pergi meninggalkan mereka masuk kedalam.
Beberapa wanita disana tampak merasa kecewa tapi tak jua membuat mereka berhenti untuk mengejar Ali justru mereka semakin gencar mengikuti Ali. Wanita mana coba yang tidak mau bersanding dengan keturunan seorang Zefano yang sudah sangat terkenal karena kesuksesan kerajaan bisnis keluarga mereka.
Sesaat setelah Ali masuk, dia berjalan menuju salah satu ruang VIP yang memang khusus dipersiapkan hanya untuknya. Disana dia bertemu dengan pemilik dari club tersebut yang langsung menjamu Ali karena Ali merupakan tamu yang special.
"Selamat malam tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya orang itu dengan sopan.
Ali menatap orang itu dengan tatapan datar namun tetap tajam.
"Siapkan yang seperti biasa"Orang itu mengangguk patuh.
"Mau dengan wanita yang mana tuan?"Ali kembali menatap orang itu tajam.
"Kubilang yang seperti biasa. Hanya minum bodoh, aku sedang tidak berminat dengan mereka. Pergilah" Kata Ali dengan kasar.Tanpa mau membantah orang itu tak lagi bertanya dan langsung saja pergi serta menyuruh pekerjanya untuk menyiapkan pesanan Ali tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betapa Aku Mencintaimu
General FictionJerman, 10 october 20xx Seandainya aku bisa memutar waktu, maka aku akan mengulang masa dimana pertama kali kita bertemu. Dan aku akan sedikit lebih sopan dalam perkara mencintaimu, dengan bertanya "Apakah kau bersedia untuk menerima hatiku?". Bukan...