Hari pertama di sekolah baruku cukup buruk. Aku sempat berkeliling di koridor sekolah karena terpisah dengan temanku, untungnya seorang pria mau bermurah hati menunjukkan jalan padaku.
Pria itu sangat baik, dia mau meluangkan waktu untuk membantuku. Sekarang aku sadar bahwa, Ada saatnya aku membutuhkan bantuan orang lain karena tidak semua hal bisa kulakukan sendiri.Aku siswi pindahan, walaupun aku siswi pindahan aku mengenal satu orang disini. Vita namanya. Tadi kami sedang jalan beriringan menuju kelas baruku, tapi entah karena aku yang lalai atau dia yang terlalu cepat melangkah, kami pun akhirnya terpisah.
Dasar Vita! Menyebalkan, Apa dia tidak pernah melihat ke belakang? Dimana dia saat aku tertinggal jauh di belakangnya? Bodoh!
Pria yang menolongku tadi mengantarkanku ke kelas baruku yang sudah diberi tahu sebelumnya oleh kepala sekolah. Kelasku di XI IPA 1. Lumayan rapi dan bersih, mungkin hanya ada sedikit debu di ventilasi udara.
"Terima kasih" ucapku pada pria ramah dan tampan itu. Jangan bilang aku jatuh hati padanya. Ayolah, ini pertama kali aku melihatnya.
Dia mengangguk sambil tersenyum lalu pergi. Aku memperhatikannya dari jauh, sampai tepukan di pundakku menyadarkanku.
"Kau suka padanya?" Tanya seorang wanita padaku. Aku bahkan tidak mengenal siapa yang sedang mengajakku bicara?, aku menatap dia heran.
Dia tertawa kecil. "Aku Hany, ngomong-ngomong kenapa kau sangat memperhatikan Aydan?" Dia memperkenalkan dirinya dan langsung bertanya.
Aku menggeleng mengetahui sifatnya, dia sok kenal sekali padaku.
"Aydan mana yang kau maksud?" tanyaku yang memang tidak tahu siapa yang dimaksud gadis bernama Hany itu.
"Pria yang kau perhatikan itu namanya Aydan, kalian belum berkenalan? Sudahlah. Lupakan saja pertanyaanku, aku ingin beritahu sesuatu padamu" tukas gadis itu, dia sangat cerewet.
"Apa?" Aku menjawab dengan nada malas.
"Aydan itu pria aneh. Setiap gadis yang dekat atau suka padanya akan mati dalam beberapa hari kemudian" bisik Hany. Aku berdecak. Aku berkenalan dengan gadis bodoh rupanya.
"Omong kosong" ketusku.
"Hey ini benar! Kau tidak percaya? Banyak gadis yang sudah mati karena dekat dengannya" Hany kembali meyakinkanku, tapi sungguh ucapannya sama sekali tidak berpengaruh padaku.
"Aku pergi saja" desisku sambil berlalu dari hadapannya.
"Hey. Namamu?" pekiknya karena jarak kami sedikit jauh.
"Sofia"
***
"Sofiaaa ..., kau di dalam?" pekik seseorang dari arah luar kelas. Aku menggeleng. Aku bisa tebak itu pasti Vita. Pasti dia baru sadar sudah meninggalkanku tadi pagi. Bodoh! Dia sadar saat tengah hari? Bagaimana jika aku masuk ke sumur. Apa dia akan sadar saat esok harinya?
Kelas hari ini akhirnya berakhir. Waktunya pulang sekolah. Vita yang sejak tadi di luar langsung masuk ke kelas, kutebak dia pasti masuk untuk memastikan apa aku memang sudah berada di kelas XI IPA 1 atau belum?
"Bodo ah" ketusku saat kami sudah saling berhadapan, sejak tadi ia terus meminta maaf.
Vita kembali meminta maaf tapi aku membuang muka ke arah pintu kelas yang terbuka.Tiba-tiba pria yang tadi pagi membantuku melintas di depan kelasku, entah kenapa aku bahagia melihatnya.
"Aydan" panggilku, dan dia menoleh. Ah benar, namanya Aydan. Nama yang mudah diingat. Aku menghampirinya.