Nama lengkap gue adalah Muhammad Ferdiansyah, Ibu gue yang memberikan nama itu, alasan nya sih simple Ibu gue ngasih nama sebagus itu, yaitu karena dia nge-Fans sama Ferdy Hasan (Terima kasih om Ferdy Hasan udah menginspirasi Ibu saya buat ngasih nama sebagus itu), gue memulai pendidikan yang paling pertama yaitu Taman Kanak-Kanak yang jarak-nya lumayan jauh dari rumah gue, jadi selama gue TK gue sering di-anterin sama om gue. Selama di Taman Kanak-Kanak gue sering mendapatkan perlakuan baik sama guru-guru disana dan temen-temen yang asik (entah mereka masih kenal gue apa enggak sekarang?), di TK gue sering ikut lomba Drum Band, Gerak Jalan, dan English Club (walaupun dulu gue sering ngomong-ngomong gak jelas dalam bahasa asing tetapi sampai sekarang Alhamdulillah ilmunya masuk) dan karena hobi gue juga gue sering dapat peringkat pertama dan kedua setiap lombanya (uh! Sungguh masa-masa yang membanggakan...), setelah lama menganyam pendidikan dasar di TK, gue melanjutkan sekolah ke SD, yang alhamdulillah-nya SD itu gak jauh dari rumah gue, karena tinggal nyebrang, masuk gang, belok kanan, belok kiri, belok kanan, belok kiri, belok kanan, belok kiri, sampe deh :j, dan pulangnya tinggal lurus keluar gang.
Hari pertama gue di-SD bisa dibilang "bad day" banget, karena pas upacara bendera disaat kepala sekolah menyampaikan pidatonya, dan bertanya serentak kepada murid-murid barunya "Iya anak-anak bapak, yang bapak banggakan bapak mau nanya niih?! Kalian mandi berapa kali sehari?" Pada saat itu gue teriak paling keras dengan yakin-nya akan jawaban gue yang paling benar, gue jawab "TIGA KALI SEHARI!!!" Dengan seketika semua terdiam, dan pak kepala sekolah pun bertanya lagi, "Lah?! Kapan aja nak?" Dan gue jawab "Pagi, siang, dan malam pak!" Dengan seketika pak kepala sekolah tertawa dan melanjutkan pidatonya... Setelah agak lama gue sadari, ternyata itu adalah jadwal gosok gigi yang gue liat di iklan. Malu gue memuncak banget setelah gue sadari, "Kenapa pak kepala sekolah ketawa?" Setelah pengalaman memalukan tersebut balik lagi kehidupan gue di SD, teman pertama gue di SD gue masih inget banget sampai sekarang, yaitu opik dan awan dengan nama lengkap masing-masing mereka adalah Taufik Hidayat dan Muhammad Gunawan, dengan gaya lari mereka seperti ala-ala ninja naruto mereka sering pergi ke sekolah dengan lari seperti ninja, dua tangan kebelakang, dada di condongin kedepan (agak bungkuk), kepala semakin didepan, dan lari sprint yang cepat, Kedua temen gue ini sering banget ngilang nya...
Dihari pertama gue belajar di SD gue sebangku dengan mereka, baju rapih, celana merah panjang, dasi karet, rambut abstrak, itulah model gue SD, sederhana. Dengan gaya ala murid 90-an gue duduk bertiga dalam satu bangku, dengan susunan dari paling kanan awan, opik, dan gue. Guru pengajar akhirnya datang, tak lama setelah kita mengatur tempat duduk, saat itu pelajaran pertama adalah Bahasa Sunda, walaupun tidak belajar langsung ke materi dan hanya pengenalan wali kelas dan murid, gue bangga punya teman yang pinter Bahasa Sunda seperti opik dan awan (saat itu gue belum tau bahwa Bahasa Sunda yang digunakan opik dan awan adalah Bahasa Sunda yang kurang halus). Tak lama setelah itu bu guru pun menanyakan kepada muridnya "Disini ada yang bisa atau pinter Bahasa Sunda-nya?!" Dengan bangganya gue................................ (kamu mau tau apa yang mau gue lakukan? Angkat tangan? Owh tebakan anda salah sekali) akhirnya dengan bangganya gue mengangkat tangan kiri si opik dengan berkata "Nih bu, si opik jago Bahasa Sunda-nya...!" Seketika semua diam, dengan semua mata tertuju pada bangku gue dan opik pun dengan cepat menarik tangan-nya sambil bilang "Eh! Put maneh nanaonan sih?!" ("Eh! Put lu apa-apaan sih?!"), dengan kebanggaan gue akhirnya gue malu-malu juga, tak lama bu guru pun melihat ke arah opik, lalu bilang "Nah opik bisa? Coba sini kedepan!" Dengan muka pasrah akhirnya opik pun pergi kedepan dan menyebutkan angka 1 sampai 10 dalam bahas sunda.