Reoccur
Madness x Reader
• • •
“ [ your name ] lama sekali “ Berpegang erat pada kedua rantai yang tersambung pada bangku, bergoyang perlahan seiring dengan decitan lemah bersuara. Menunggu sang kekasih hadir dengan janji kencan seperti biasa, lalu menghela napas sesekali…
Mendongak ke atas, memandang kontras langit yang begitu biru dan cerah. Padahal, ramalan cuaca yang sempat ia tonton tadi pagi mengatakan bahwa sebentar lagi hujan. Dan tanpa pikir panjang---berjaga-jaga jika nantinya hujan, ia membawa payung yang senada dengan warna rambutnya.
“ kenapa ia belum datang juga? “ gumamnya, Madness. lalu kembali menggoyangkan ayunan itu, matanya berkeliaran mencari keberadaan sang kekasih. Ia tersenyum kecil ketika menangkap sebuah perosotan, mengingatkannya akan sebuah memori manis bersamanya.
“ [ Your name ]? Kau dimana honey~?” teriak Madness menguasai taman, sedangkan kamu yang berada dalam puncak perosotan yang tertutupi oleh kubus kini terkikik geli. “ kau mau bermain petak umpet? Eh~ baiklah~ bersiaplah dengan hukuman buatmu honey~ “ teriaknya, masih dalam keadaan bersembunyi kamu mulai perlahan keluar dengan menuruni perosotan itu sebab suara Madness tak menyapa indra pendengar lagi.
Namun, begitu sampai pada ujung perosotan.. Madness tiba-tiba keluar dan merentangkan tangan dengan seringaian di wajahnya. Kamu yang tak bisa melawan gravitasi akhirnya menyerah dan berakhir jatuh ke pelukan Madness.
“ bagaimana hun? Siap dengan hukumanmu hm~? “ wajahnya yang begitu dekat serta deru napasnya yang mengenai wajahmu begitu kentara membuatmu memerah dalam sekejap. Madness yang menyadari itu langsung terkekeh pelan lalu mencium jidatmu dengan lembut.
“ aku mencintaimu sweetheart~ “
Masih dengan senyuman pada paras, sekali lagi ia mendongak, melihat langit yang kini berubah menjadi kelabu. Kenapa cuacanya begitu cepat berubah? Atau ia yang memang sedari tadi menunggu terlalu lama?
Pandangannya kini beralih lagi pada sebuah mainan yang dapat diputar-putar pada tengah lapangan, membuatnya kembali mengingat kenangan dimana mereka saling melemparkan perasaan masing-masing dengan jujur---seperti biasa.
Madness memutar pelan permainan itu, sedangkan kamu yang duduk di dalamnya kini tertawa bahagia yang diikuti oleh Madness. “ lebih kencang Madness “ ucapmu riang, “ nanti kamu pusing lho hun~ aku tak mau kau sakit “ ucapnya perhatian, membuatmu memperagakan gaya ‘aku-mau-muntah’
“ hey hey perasaanku tersakiti lho honey~ “ ucap Madness, namun ia menghentikan putarannya begitu menyadari gerak-gerikmu yang aneh, ia lalu menarikmu dari area permainan itu. Kamu yang sepertinya sudah merasa mual kini terkapar di bangku taman membuat Madness terkekeh pelan.
“ Madness… kenapa dunia berputarr” racau mu. “ sudah ku bilang bukan, kau akan pusing honey~ “ ucapnya mengangkat pelan kepalamu, ia lalu duduk dan memangku kepalamu. Kamu menutup kedua matamu, mencoba meredakan pusing yang luar biasa mendominasi serta merasakan isi pencernaanmu yang mungkin sebentar lagi bakal naik.
Madness tersenyum kecil, ia lalu mengusap kepalamu seolah-olah memberikan kekuatan untuk meredakannya. Beberapa menit berlalu, hening melanda mereka. Angin yang bersemilir lembut kini mengiringi rambut Madness yang tampak menari-nari.
Masih dengan mengusap kepalamu, Madness memejamkan mata, menikmati kedamaian yang sangat sederhana ini. “ Madness…? “ panggilmu tiba-tiba, ia lalu membuka matanya, menatapmu dengan intens “ hm? Ada apa honey? “.
KAMU SEDANG MEMBACA
DraOne: Droplets of Rain
FanfictionTetesan kata demi kata yang membentuk satu cerita, rintik tiap kisah yang akan membawa kalian ke dunia penuh imajinasi dan harapan. Di saat kedua mata saling bertemu, Di saat jarak hanya dibatasi rintik hujan, Di saat udara dingin tak dipedulikan, A...