"Saeyoung. Kau tetap di sini, ya. Aku cuma pergi ke mini market terdekat," tegur [Name] hendak mengambil sling bag dan cardigan [Favorite Color].
Pemuda yang [Name] tegur segera membuang bungkusan cemilan kesukaannya-- Honey Buddha Chips-- ke dalam tong sampah. Ia ingin berkata sesuatu tetapi [Name] telah pergi dari apartemen lebih dulu. Sambil melegakan tenggorokan yang terasa nyeri karena tersangkut keripik, Saeyong meneguk air sebanyak mungkin.
"Kenapa dia tidak membiarkanku pergi bersama-sama, sih! Aish, jinjja (sungguh)!" gerutu Saeyong membuka tirai jendela.
Musim gugur memang musim menyejukkan. Melambaikan guguran daun yang menyapa jalanan luas. Tanpa mengenal tempat, di situlah dedaunan melepaskan diri dan seolah menari bebas mengitari dunia.
Seorang Saeyong ingin seperti itu juga. Dan, ia yakin akan memulainya bersama gadis yang dicintainya sepenuh hati.
Gadis itu bernama [Full Name].
Abandon
Pair : Saeyong Choi [새용 최] / 707 x ReaderMystic Messenger by Cheritz
Warning : 707 OOC, abal, ga jamin oke, typos
By agashii-san
.
.
."Ya (hei), kenapa kau juga menyusulku?" kejut [Name] mendapati Saeyong telah mengambil keranjang merah lalu menaruh cemilan kesayangannya.
Saeyong terkekeh. "Aku tak mau jauh darimu, jadi kupastikan kau akan baik-baik saja ketika bersamaku."
Lewat ucapan pemuda itu, gadis itu merasakan kehangatan Saeyong yang berakhir mendesirkan hatinya.
"Ne (ya), tapi sejujurnya aku berencana ingin memasak untukmu hari ini," ucap [Name] mengerucutkan bibirmu.
Saeyong bergeming sesaat lalu merapikan letak bingkai manik kuningnya itu. Tidak lama kemudian, ia pun berdeham disusuli semburat merah di kedua pipi.
"A-aku tidak tahu kalau niatmu berbelanja ternyata untuk membeli bahan makanan untuk kita," kata Saeyong mulai kikuk.
Kadang sikap pemuda berambut merah itu termasuk sulit diprediksi.
[Name] mengangguk pelan. "Tidak masalah. Aku akan tetap membeli bahan. Tunggu saja, ya."
"Kalau begitu aku akan menitip Honey Buddha Chips dan Ph.D Pepper," ujar Saeyong menyerahkan keranjang kepadamu.
Tertarik untuk mengisenginya, [Name] berkata, "Aku akan meminta cemilanmu karena menyuruhku menitip, bagaimana?"
Saeyong mengacak rambutmu pelan. "Tentu. Kita bisa makan bersama-sama. Ah, aku tunggu di luar ya."
Entah mengapa, momen sesimpel itu terasa membahagiakan bagi [Name]. Termasuk pemuda itu. [Name] segera mendorong troli menuju kassa. Takkan membiarkan pemuda itu menunggu terlalu lama, gadis itu segera mencari kassa yang paling sedikit melayani pelanggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DraOne: Droplets of Rain
FanfictionTetesan kata demi kata yang membentuk satu cerita, rintik tiap kisah yang akan membawa kalian ke dunia penuh imajinasi dan harapan. Di saat kedua mata saling bertemu, Di saat jarak hanya dibatasi rintik hujan, Di saat udara dingin tak dipedulikan, A...