19. Bonus

646 37 0
                                    

Kiki duduk di salah satu bangku kantin. Sudah hampir setahun sejak ia meninggalkan dunia perkuliahan. Dan kini ia sedang berada di kampus karena ingin menjemput seseorang.

"Oh!" Kiki melambaikan tangan pada gadis yang berjalan menghampirinya.

Judith memberikan senyum termanisnya. Ia baru menyelesaikan konsultasinya bersama dosen. "Ayo, pulang."

Kiki beranjak dari duduknya dan langsung merangkul Judith. Judith mencubit perut Kiki sehingga lelaki itu melepaskan rangkulannya.

Kiki mendengus kesal. Lalu melanjutkan aksinya dengan mengecup puncak kepala Judith. Membuat gadis itu terlonjak kaget sebentar, kemudian wajahnya memerah.

Dengan inisiatifnya, Judith memeluk pinggang Kiki. Kini lelaki tersebut yang nampak salah tingkah.

pakk...

dari belakang Rocky memukul kepala Kiki menggunakan buku di tangannya.

"Kalian tuh ya dimana-mana pacaran," tambah Riku yang berdiri di samping Rocky.

"Emangnya kalian enggak?" Balas Kiki sewot.

Riku mencibirnya. Kemudian ingat bahwa ada hal yang harus dilakukannya dengan Judith.

"Ayo, ikut aku," Riku menarik tangan Judith.

Mereka berdua terhenti di depan sebuah ruangan, yang di pintunya tertulis ruang tari.

Riku membuka pintu itu dan menemui Wawan sedang sibuk latihan menari dengan beberapa temannya.

Wawan yang menyadari kehadiran Riku serta Judith segera menghampiri.

"Jadi kita mau makan dimana?" Tanya Wawan dengan senyum sumringah di wajahnya.

Dari belakang muncul Kiki serta Rocky yang menyusul. Kiki menggenggam tangan Judith.

"Maaf tapi kayaknya hari ini kalian gak bisa minjem Judith dari aku. Maaf," Kiki membawa pergi Judith yang bahkan belum sempat mengucapkan maaf pada teman-temannya.

"Yaizz, dasar kaula muda," desis Wawan kesal.

Hari ini adalah hari ulang tahun Judith, jadi sebenarnya mereka berniat ingin merayakan bersama. Namun, yaaa seperti yang sudah diketahui. sepertinya Kiki ingin memonopolinya sendirian.

Malam itu Kiki membawa Judith ke sebuah tempat romantis. Tempat itu dipenuhi lilin-lilin yang membentuk sebuah kalimat.

Kiki belum membolehkan Judith membuka penutup matanya.

Dikeluarkannya sebuah kotak kecil dari sakunya. Kemudian menekuk lututnya.

"Sekarang buka aja," ucap Kiki meminta Judith membuka penutup matanya.

Yang disuruh pun mengiyakan lalu membuka kain yang menutup matanya.

Mata Judith membuka maksimal dan refleks tangannya menutup mulutnya. Terkejut melihat semua yang ada di hadapannya sekarang.

"Aku tau aku gak bisa seratus persen jadi kayak cowok yang kamu idam-idamkan. Aku tau aku belum bisa bener-bener bikin kamu bahagia. Tapi ijinin aku berusaha. Ijinin aku jadi lelaki yang bakal bahagiain kamu selamanya. So, will you marry me?" Kiki membuka kotak kecil di tangannya yang berisi cincin berhiaskan permata.

Tanpa sadar air mata menitik dari pelupuk mata Judith. Lilin yang ditata membentuk kalimat will you marry me juga menambah suasana romantis kala itu.

Judith mengangguk tanpa keraguan sedikitpun.

Kiki tersenyum penuh kebahagiaan sembari memakaikan cincin di jari Judith.

Ia mengelus kepala Judith dan segera memeluk gadis yang masih menangis haru itu.

Judith benar-benar tidak menyangka ia akan dilamar saat itu juga. Sebab dipikirnya ini hanya akan menjadi perayaan ulang tahun biasa.

Esoknya di kampus, Judith memamerkan cincinnya itu pada Riku. Tentu saja Riku terkejut setengah mati, "apa-apaan ini? Semalem dia ngelamar kamu????? Ya Tuhan, skripsi aja belum selesai."

Judith merengut. "Kamu gak mau ngucapin selamat atau apa gitu?"

"Ya, ya, selamat selamat," ujar Riku sedikit tidak berminat. Lebih karena ia iri.

Judith segera memeluknya dan membisikkan sesuatu di telinga Riku, "kalo kamu iri, minta dong kepastian sama aa Rocky."

Jelas saja itu malah tambah merusak mood Riku.

Judith melepas pelukannya ketika melihat Rocky menghampiri mereka.

Ketika Rocky tiba dihadapan mereka. Judith berpamitan pergi sambil berusaha memamerkan cincinnya dengan berpura-pura memperbaiki rambutnya.

Setelah kepergian Judith, Rocky membuka mulutnya, "cincin apa itu? Jangan bilang...."

"Au ah bodo amat," balas Riku seakan tidak ingin membahas hal itu.

Judith sedang berjalan-jalan bersama Kiki. Ia memainkan cincin di jarinya, terlihat amat bahagia.

Kiki ikut tersenyum melihat gadis di sebelahnya. "Oh ya, gimana kalo kita foto sambil mamerin cincinmu?"

Gelengan dari kepala Judith mematahkan keinginan Kiki. "aku gak mau pamerin ke sosmed ah. sementara cukup biar temen-temen deket aja yang tau."

"Ya ampun tinkerbell-ku udah dewasa ternyata," Kiki mengacak rambut Judith. Membuat gadis itu sebal. Namun sebelum sempat protes, Kiki sudah memeluknya.

"Aku gak peduli rambut kamu seberantakan apa atau make up kamu seluntur apa, yang penting aku bahagia selama ada kamu."

Judith tertawa kecil mendengarnya. Ia kemudian tenggelam dalam pelukan Kiki.

---

Wwkwkwk katanya tamat kok muncul lagi wkwkwk. Mau ngasih part bonus kok. Sama pict bonus jugaaa. Biar yang jomblo makin baper. Wkwk

Makasih buat kalian semua❤❤

jangan lupa voments, jangan lupa baca alania dan dengarlah rae.

Gaesss jangan lupa baca i need you more di work ku yaaaa❤❤❤

Best BadBoy EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang