2. Ide bagus!

6.5K 306 5
                                    

Kini Judith sudah beranjak dewasa. Ia baru saja melewati masa-masa sulit di kelas IX SMP yaitu Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional. Sementara Satria juga baru saja melewatinya di kelas XII SMA.

Libur panjang setelah ujian hanya Judith lewati dengan bermain PS sendirian. Sesekali ia memandang stick PS kedua, mengingat masa kecilnya selalu bermain bersama Kiki dan tiba-tiba Satria datang mengganggu. Satria kini sedang menyiapkan ujian masuk Perguruan Tinggi-nya, jadi ia tak sempat untuk ikut serta bermain PS.

Kiki sudah pindah sejak kelas 5 SD. Waktu itu Judith yang masih kelas 4 berpikir bahwa Kiki pergi untuk kembali. Namun nyatanya hingga kini ia menyelesaikan SMP, Kiki tak pernah kembali. Bahkan mencoba menghubungi pun tidak.

Setahun yang lalu ibunya pernah bilang bahwa Kiki sekarang sudah menjadi anak korban broken home. Ayah Kiki selingkuh dan menikah siri dengan wanita lain. Kontan saja itu membuat Tante Hanifah, ibu Kiki, marah dan langsung meminta cerai. Tak lama, mereka berdua pun cerai tanpa memikirkan dampaknya terhadap anak tunggal mereka, Kiki.

Kelihatannya Kiki terguncang waktu itu, sehingga ia pun mulai merusak dirinya dengan merokok. Ia memang tidak minum alkohol dan memakai narkoba, tapi dia jadi suka ikut balapan motor liar di jalan raya.

Judith menghela napasnya berat setiap mengingat cerita ibunya itu. Ingin sekali dia menghubungi Tante Hanifah dan bertanya kabar Kiki, tapi ia selalu mengurungkan niatnya karena malu.

"Kak, mau kemana?" Tanya Judith pada kakaknya yang sedang mengenakan kaus kaki, bersiap-siap mau pergi.

"Mau menata masa depan dong. Emangnya elu, kerjanya maenan PS mulu," cibir Satria.

"Ah elah, gaya banget dah. Tinggal bilang mau les aja bisa kan, gak usah pake nyindir."

"Lagian lu juga sih. Udah tau jam segini jadwal gue les, pake nanya segala, sok-sokan ramah."

Judith memutar bola matanya. "Eh, kak, lu beneran mau kuliah di Singapur?"

"Buat apa gue belajar mati-matian kalo kaga serius, ogebsss," Satria mulai mengenakan sepatunya.

"Gue ikut, yaaa. Lanjutin SMA disana, abis gue bingung, bokap nyokap nanyain mulu mau lanjut dimana," pinta Judith dengan memasang wajah memelas.

Satria menghentikan aktifitasnya sejenak, "Lu bingung mau lanjut dimana? Lu gak kangen Kiki? Kenapa gak nyusul dia aja? Kali aja dia juga kangen elu."

Mata Judith membulat mendengar ide jenius sang kakak, "Kak, demi apapun gue doain elu ketrima di Singapur yak. Lu pinter banget deh sekarang sejak ikut les. Kayaknya gue juga harus ikutan les disana."

"Apa sih elu mah ngebaik-baikin gue kalo ada maunya doang. Awas ya lu ntar kangen gue di Singapur."

Judith kini sudah kembali asyik bermain dengan PS-nya. Tidak memedulikan omongan Satria lagi. Ia terlalu senang mendengar ide kakaknya tadi.

-----------------------------------

Chapter 2 selesai~~ *ngelap keringat* huehehehe...

Terima kasih sudah membaca cerita abal2 bin gaje author ini~

Keep reading ya, readers^^ jgn lupa voments. Makasihh...

Salam hangat panas dingin dari Nara :3

Best BadBoy EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang