Tak Terduga

775 67 33
                                    

maaf telah membuat kalian menunggu lama. yosh! kita mulai...

happy reading...

sttt... kali ini X Reader lho :3

.

..

...

**************************************************************************************

"[Name]-san, ini laporan dari Kunikida-san." Atsushi menyodorkanku sebuah map biru muda. "Dia minta hasil revisinya segera diberikan hari ini." Lanjutnya.

"Baiklah." Aku mengangguk. "Tolong katakan padanya bahwa aku hanya merevisinya jadi dialah yang merapikannya." Sambungku.

"Iya, akan aku sampaikan." Atsushi pergi.

"Yosh! Mari kita lakukan." Aku kembali mengetik. Kumenatap lembaran kertas itu. Awalnya aku diam sejenak tapi, "Arghh...! Ini terlalu banyak!" keluhku. Seketika aku lemas sambil menyenderkan kepala ke kursi. "Tapi mau gimana lagi. Kalau tak kulakukan, aku makan apa?"

Ya, sudah sebulan lebih sejak orangtuaku pergi ke luar kota, entah kemana. Mereka pergi tanpa meninggalkan pesan apapun untukku. Saat itu aku bangun pagi hari dan tak mendapati seorang pun di rumah. Saat berkeliling rumah, aku menemukan catatan kecil di pintu kulkas. Setelah membacanya, rasanya kuingin menghancurkan semua barang di rumahku.

{you will know the picture later //apaan sih :v}

A/: sa-sabar! Pasti ada hikmah dibalik semua kejadian #azeek :v *slap

Bukan karena itu saja. Mereka tak meninggalkan sepersen pun uang untukku. Bahkan orang yang kami pekerjakan juga hilang tanpa jejak. Kalian mungkin berpikir kalau orangtuaku pergi karena alasan yang kuat. Kalian salah. Semalam sebelum kepergian mereka, ada suara tertawa di kamar mereka yang sampai membuatku tak bisa tidur. Tawaan itu seperti suara orang kerasukan, sangat keras. Aku sampai merinding dibuatnya. Dan kalau boleh jujur, sepertinya aku yang lebih dewasa daripada mereka.

"Ada apa, [Name]-chan?" Naomi menghampiriku. Dia tepat di depanku.

Aku bangun dari lamunanku. Sepertinya dia menyadari bahwa aku sedang kesal. "Tidak ada apa-apa kok, Naomi." Aku kembali fokus ke laptop. "Sebaiknya kau lanjutkan pekerjaanmu, Naomi." Aku tak berpaling dari layar sambil mengetik.

Dan untung saja saat kebingungan melandaku, aku mendapat keberuntungan. Aku bertemu agensi ini. Waktu itu aku 'membantu' penangkapan seorang penjahat yang kabur. Padahal saat itu aku tak bermaksud melakukannya.

*sebulan yang lalu...

Aku membawa tumpukan buku lama yang niatnya akan kujual murah di toko seberang untuk memenuhi biaya makan hari ini. Miris memang T^T tapi sesuatu datang dengan cepat.

"Seseorang! Hentikan dia!" surai kuning berlari mengejar si kaos hitam.

Target berlari tak tentu arah. Sesekali ia menengok ke belakang untuk memastikan jaraknya cukup jauh dengan si rambut kuning. Sampai akhirnya dia menuju ke arahku.

Tanpa sadar, kuluruskan kakiku membentuk 165 derajat dan ujung kakiku menghadap ke atas dengan sudut 90 derajat. Badanku pun miring ke kiri 35 derajat. Dan kejadian itu membuahkan hasil yang kalian tahu pasti apa jawabannya.

A/: woy! Ini FF bukan soal matematika! *lempar pensil* hentikan itu! @-@

Penjahat itu terselandung kaki indahku dan mendarat tak karuan di atas aspal hitam mempesona yang seperti terpanggang. Ahahaha... kasian sekali dia...

A/: kau menyebalkan dan kejam, [Name] =_=

[Name]: kau yang membuatku begini, Tsubaki!

A/: salah kau sendiri mau nurut -3-

[Name]: kan aku memang harus nurut denganmu agar sesuai rencana --"

A/: tapi dengan polosnya, kau mengikutiku...

[Name]: ta-tapi kan...

A/: apa? Memang benar kan? Kenapa kau menurut?

[Name]: itu—

A/: apa, hah?

[Name]: a-aku hanya... aku... hiks...

A/: kau ini aneh. Bisa-bisanya kau menurut begitu saja --"

[Name]: a-aku... hiks hiks... huhuhu... *tutup muka*

A/: kau itu polos atau bo-akh!

Kunikida: *kick Ai* *peluk [Name]* kau yang bodoh, bocah! Bisa-bisanya kau berkata begitu padanya setelah kau membuatnya melakukan hal buruk! Author macam apa kau, Ai! *elus kepala [Name]* tenang saja, [Name]. Dia sudah kuberi pelajaran. Dia memang sama gilanya dengan Dazai. Kalau sa—

A/: huhuhu... kau jahat, Kunikida-san... sa-saya hanya... hiks hiks... *duduk dan menundukan kepala*

Kunikida: w-woy, bocah! Kau tak menangis kan?

A/: ti-tidak kok... hiks...

Kunikida: kau ini... *mendekati Ai* sudahlah, berhenti menangis...

A/: s-saya tak menangis kok... hiks...

Kunikida: maaf... *peluk Ai* kalau gitu, bagaimana kita bahas yang menyenangkan saja?

A/: yang menyenangkan ya? Aha! Saya ingat sesuatu. Itu ketika saya masih SD dan...

.

.

.

Sementara itu...

[Name]: *memandang dari kejauhan* ini hanya perasaanku saja atau memang cerita ini berubah? --" sebaiknya aku harus segera pergi sebelum aku menjadi gila *menjauh* pasti si Kunikida-san itu adalah Dazai-san yang sedang menggunakan kemampuan milik Tanizaki-san. Pasti!

[TAMAT]

maaf, sebenernya ini bukan update nya :'v *plak*

inilah yang terjadi kalau saya stress dengan urusan sekolah :'v padahal saya gak pernah mikir begitu tentang Kunikida-san lho :"v

saya benar-benar minta maaf karena mengecewakan kalian :'3 tapi ini adalah potongan cerita yang sebenarnya kok

sebenernya saya mau post ini tadi malam tapi sinyalnya susah :" jadi paginya deh :v

cerita sebenarnya akan segera rilis kok :3

pokoknya saya minta maaf telah memberikan kalian harapan palsu *digebuk lalu ditikam reader* :"v

tetap dukung ya^^

FanFiction Bungou Stray Dogs [Close Req]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang