'3

4K 378 42
                                    

Bam Pov

Akhirnya bel tanda pulang sekolah bunyi juga, aku segera memasukan buku dan peralatan sekolah ku, pelajaran yang sangat melelahkan bagi ku.

Sudah capek pelajaran, capek hati lagi. Tapi kau harus kuat Bam kata ku meyakinkan diri sendiri, tapi aku merasa heran dengan pandangan Mark sunbae tadi pada ku, dia terlihat terluka.

Tapi itu tidak mungkin kan Bam mana mungkin Mark sunbae seperti itu. Ayolah Bam kau harus move darinya, yakin ku pada diri sendri.

Hari ini aku pulang sendri lagi, pasti kalian tau alasannya si Jeon sialan Jungkook itu seenaknya membawa lari Hyung kesayangan ku dan dia meninggalkan aku begitu saja. Jadi lah aku pulang sendri dan berjalan kaki. Tabi Hyung tidak bisa menjemputku, dia ada rapat hari ini.

Tak terasa lamunan ku membuat aku tidak menyadari bahwa aku sudah tiba di depan gerbang rumah ku. Dapat kulihat disana ada Jungkook dan Taetae Hyung sedang berciuman panas. Mereka tidak menyadari kehadiran ku, hingga ku pukul saja kepala Jungkook dari belangkang.

Kalian pasti bertanya, kenapa Jungkook yang aku pukul. Tentu saja alasannya adalah aku tidak mungkin memukul uke super imut seperti Hyung ku kan. Dia terlalu sayang buat di pukul. Jika dia bukan Hyung ku, mungkin aku akan menjadikannya uke ku.

"Yakk! kurang ajar siapa yang berani memukul kepala ku?!" kata Jungkook emosi.

"Aku yang memukul mu sialan dan apa apan kau beraninya memcium Hyung kesayangku."

"Kau sudah merusak pikiran polos Hyung ku dengan sikap mesum mu!" maki ku padanya.
Bisa kurasa kan dia hanya nyengir meperlihatkan gigi kelinci yang dia punya pada ku.

Cih memangnya hanya dia yang punya gigi kelinci Bobby Hyung juga punya gigi kelinci, malahan lebih bagus punya Bobby Hyung.

"Bambam, aku kan tidak bermaksud seperti itu, salahkan saja Hyung mu yang selalu menggoda ku?"

"Itu bukan salah Hyungku, tapi itu salah mu yang kelebihan hormon."

"Sudah sudah jangan bertengkar, Bam kau masuk segera ganti seragam dan kau Jungkook cepat pergi dari sini." lerai Taetae Hyung pada kami. Aku segera pergi meninggalkan mereka berdua.

Normal Pov

Di lain tempat, di sebuah rumah megah kediaman keluarga Tuan, terdapat beberapa namja keren yang sedang berkumpul, sepertinya membicarakan seseuatu.

"Hyung bagiamana apa sudah kau pikiran tentang ucapan ku tadi?" kata Jimin.

Mark tidak menjawab dan Jaebum yang membalas perkataan dari seorang Park Jimin. "Perkataan apa? dan apa yang kalian berdua bicarakan?" kali ini Jaebum yang berbicara.

"Begini loh Hyung, tadi aku bertanya pada Mark Hyung kenapa dia terlihat sangat suram? Hyung tahu apa yang di jawab oleh Mark Hyung?" Jaebum hanya bisa menggelengkan serta mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Jimin.

"Mark Hyung bilang bahwa dia sangat kesal melihat Bambam di antar oleh namja lain kesekolah."

"Apalagi namja itu lebih tampan dari pada Mark Hyung." jawab Jimin.

Bisa di lihat Jaebum shock mendengar ucapan Jimin dan dia segera menoleh pada Mark dan hanya di balas anggukan oleh Mark. "Jadi Hyung cemburu melihat Bambam dengan orang lain?!" kata Jaebum.

"Yakk! Aku tidak cemburu, hanya aku kesal!!" jawab Mark tegas.

"Itu sama saja Hyung, kau itu cemburu pada Bambam dan kau masih tidak mengakui bahwa kau cemburu pada Bambam."

"Aiishh kau seharusnya bisa tahu Hyung, bahkan kau lebih tua dari kami, masak kau tidak menyadarinya juga sih?" jawab Jaebum dengan gelengan kepala darinya.

Mark Pov

Apa benar yang di ucapkan oleh mereka berdua, bahwa aku cemburu pada Bambam, aku benar benar tidak yakin dengan apa yang aku rasakan. "Aku tidak tahu." jawab ku.

"Bukannya tidak tahu Hyung, tapi kau menolak untuk mengakui perasaan mu."

"Aku tidak mau kau nantinya menyesal Hyung, penyesalan itu selalu terlambat Hyung. Kurasa kau sudah mencintai Bambam, yang kau menampik perasaan mu itu?" kata Jaebum.

"Dan satu lagi Hyung apa kau meraskan apa yang kau alami pada kekasihmu selama ini?" tanya Jimin pada ku.

Aku hanya mampu menggelengkan kepala untuk jawaban Jimin, sedangkan pertanyaan Jaebum, aku tidak bisa menjawab. "Iya kan. Sudah jelaskan jika Hyung itu menyukai Bambam. Bukan lebih tepatnya kau mencintai Bambam."

"Jadi coba kau yakinkan dan tunjukan perasaan mu padanya sebelum semuanya terlambat," kata Jaebum.

"Baiklah aku akan mencoba apa yang kalian katakan, tapi aku masih tidak yakin."

"Kau mau lebih yakin Hyung aku akan membantu kau, untuk menyadari perasaan mu pada Bambam. Bagimana apa kau setuju?" kata Jaebum lagi.

"Baik, tapi bagaimana caranya?" tanya ku padanya.

"Coba kau terus pandangin Bambam dari jauh dan rasakan apa kau berdebar debar atau tidak?"

"Kurasa aku akan menyuruh teman ku Jackson untuk mendekati Bambam," kata Jaebum dan Jimin hanya mendengarkan.

"Kalau aku pandangi Bambam aku mau, tapi jangan coba-coba buat mengenalkan Bambam pada namja lain."

"Jika kau berani saat itu juga ku bunuh kau!!" kata ku tiba tiba dan aku dapat melihat mereka menyeringai.

"Aiisshh Hyung kau ternyata posesif juga?" jawab Jimin sambil tertawa.

"Ohh iya masalah namja lain, aku penasaran siapa namja yang di ajak oleh Bambam? sepertinya dia tidak asing bagi ku," tanya ku.

"Astaga Hyung!" pekik Jimin heboh.

"Bukan tidak asing lagi, tapi kita semua mengenalnya dan bukan hanya kita, mungkin hampir seluruh Seoul mengenalnya."

Jawaban Jimin membuat aku langsung menyeritkan alis ku tanda tidak mengerti apa yang dia maksud. "Hyung dia adalah T.O.P model papan atas yang terkenal dengan pesona dan ketampanannya di antara kaum uke maupun yeoja." kata Jaebum mejelaskan.

Tidak lupa Jaebum melempar salah satu majalah kehadapan ku, aku segera menangkap dan membacanya. Dapat ku lihat halaman pertama sudah terpang-pang wajah tersebut, aku buka dan baca.

Ternyata benar yang di kata kan Jimin dan Jaebum bahwa dia orang yg terkenal. Sekarang aku berpikir bagimana Bambam bisa memiliki hubungan dengan model terkenal ini. Rasa tidak suka kembali menyerang ku. Hati ku panas hanya dengan membayangkan Bambam memiliki hubungan dengan namja itu.

Apa ini yang di namakan cemburu dan rasa ingin memiliki yang kuat serta rasa serakah pada pasangan kita, agar dia tidak dapat didekati oleh orang lain tanya ku pada diri sendiri.

"Sekarang aku sudah yakin pada perasaan ku pada Bambam dan ku harap kalian membantu ku mendapatkannya?" kata ku tegas dan penuh keyakinan dan bisa aku lihat mereka berdua mengangguk kompak.

"Baik lah Hyung, kita mulai rencannya dari besok." jawab mereka berdua kompak dengan senyuman yang mengembang.

"Oke dan terimakasih." jawab ku.

Bersambung...
29/03/19

MARKBAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang