POV 1, POV 3, dan Problematika di Dalamnya

678 17 2
                                    

Untuk pembahasan kali ini, kami akan mengangkat persoalan mengenai POV (Point of View) atau Sudut Pandang.

Apa sih pengertian Sudut Pandang itu?

Menurut Heri Jauhari, Sudut Pandang—disebut juga pusat narasi—adalah penentu gaya dan corak cerita. Watak dan kepribadian pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan kepada pembaca. Keputusan pengarang dalam menentukan siapa yang akan menceritakan kisah menentukan apa yang ada dalam cerita. Jika pencerita berbeda, detail-detail cerita yang dipilih juga berbeda (dikutip dari http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-sudut-pandang.html?m%3D1&ei=zx6Eu-BF&lc=id-ID&s=1&m=779&host=www.google.co.id&ts=1473080479&sig=AKOVD65Xt7-Hv0uEFNXB4e2okl2IB7Nngg).

Jadi, jika kamu ingin menuliskan suatu karya, kamu harus tahu lebih dulu kalau kamu akan memakai Sudut Pandang yang mana.

Ada berapa Sudut Pandang yang biasa digunakan ?

Secara umum, Ada tiga Sudut Pandang yang dipakai oleh penulis, yakni Sudut Pandang Orang Pertama, Sudut Pandang Orang Kedua, dan Sudut Pandang Orang Ketiga.

Pada pembahasan ini, kami akan memulainya dari Sudut Pandang Orang Pertama dan Sudut Pandang Orang Ketiga. Kenapa? Karena dua jenis Sudut Pandang ini adalah Sudut Pandang yang sangat sering digunakan oleh para penulis novel maupun cerpen.

1. Sudut Pandang Orang Pertama

a. Sudut Pandang Orang Pertama Sebagai Pelaku Utama

Di mana pengarang bertindak seolah-olah sebagai tokoh sentral dari cerita yang ia buat, dengan memakai kata ganti: aku, diriku, saya, atau gue.

Untuk Sudut Pandang ini, pengarang hanya akan membeberkan segala hal yang ia lihat dan amati dengan persepsinya sendiri.

Misal:

Aku memang tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian. Itu sangat menyeramkan. Tatapan yang dilesatkan oleh orang-orang di sekitarku, seperti akan menelan dan memakanku hidup-hidup. Coba lihat sekarang, jarak antara toilet dan kelasku terasa sangat jauh karena labuhan perhatian orang-orang tersorot padaku. Ini semua karena surat cinta kutukan itu!

b. Sudut Pandang Orang Pertama Sebagai Pelaku Sampingan

Kata ganti yang dipakai masih sama, yakni: aku, diriku, atau saya. Namun, perbedaannya adalah Pelaku atau si "Aku" bukanlah tokoh utama dari cerita.

"Aku" ini biasanya merupakan seorang pengantar cerita yang nanti akan membiarkan si tokoh sentral tampil dan menceritakan kisahnya dengan dibantu oleh si "Aku".

Misal:

Aku sering melihat memar itu di tubuh kurus Luna. Kupikir dia tidak akan pernah berbagi kisah kelamnya padaku. Sampai di suatu pagi yang mendung, dia kembali datang dengan luka sobek di sudut bibirnya.

"Tahukah kamu apa penyebab luka-lukaku ini?" tanyanya tanpa ekspresi.

Aku menggeleng dan menahan diri untuk tidak langsung memeluknya.

"Ayahku..., " Luna memberi jeda dua detik, sebelum melanjutkan kisahnya. "—katanya, aku pantas mendapatkan luka ini karena perbuatan ibuku. Apa yang salah dengan ibuku? Setiap kutanyakan hal ini, maka satu cambukan yang kudapat sebagai jawabannya. Apakah kau bisa menghitung berapa bekas cambukan di punggungku? Aku ingin tahu, berapa kali lagi aku harus bertanya pada ayahku. Dia akan mengganti jawabannya saat dia sudah memukulku sebanyak dua ratus kali."

(Sorry, contohnya kepanjangan ^,^ Hehe)

2. Sudut Pandang Orang Ketiga

a. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu (Omniscient POV)

Tetap Kalem dan Jangan Ada Keliru di Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang