Kalimat Efektif. Apa yang ada di dalam pikiran kalian saat mendengar "Kalimat Efektif"?
Kalimat yang tidak berbelit-belit?
Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku?
Yap, tepat sekali.
Teori dari kalimat efektif mungkin dapat kita pahami dengan mudah. Namun, pada praktiknya kita akan menemukan banyak kalimat kurang/tidak efektif di dalam naskah yang kita susun—berdasarkan pengalaman kami pribadi. Untuk itu, pada pembahasan kali ini, kami akan memberikan tips "Hal-hal yang perlu dihindari dalam menyusun kalimat efektif."
Sebelumnya, mari mengenal lebih jauh mengenai kalimat efektif itu sendiri.
Menurut Rahayu, (dikutip dari (http://googleweblight.com/?lite_url=http://dilihatya.com/2042/pengertian-kalimat-efektif-menurut-para-ahli&ei=dYs1YaZQ&lc=id-ID&s=1&m=169&host=www.google.co.id&ts=1483028644&sig=AF9NedmmCGrHSQe-ydDTkcdYN3PNxbhJqQ), kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis, kalimatnya juga harus mudah dipahami serta mampu menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya.
Apa saja syarat-syarat dari kalimat efektif ini?
1. Memiliki tanda baca yang jelas.Setiap mengakhiri kalimat, tempatkanlah tanda baca sesuai dengan isi kalimat tersebut. Jika pada kalimat tanya selipkan tanda tanya (?) di akhir kalimat, pun sebaliknya, jika pada kalimat perintah pakailah tanda seru (!). Perhatikan penempatan koma di dalam kalimat.
2. Sesuai dengan EBI yang berlaku.
Kalimat efektif harus sesuai dengan isi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang telah di-sah-kan oleh permendikbud.
3. Sistematis/ Tertata.
Memiliki Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan (SPOK) yang saling membentuk kalimat tunggal.
4. Tidak bertele-tele.
Hindari penggunaan makna ganda dan kata tumpang-tindih yang akan membuat kalimat terlihat bertele-tele.
5. Logis.
Kalimat harus mudah dipahami dan unsur-unsur di dalam kalimat masih saling berkesinambungan.
Masih bingung? Kami perjelas sedikit, ya. Bagaimana kalau kita fokus pada hal-hal yang perlu dihindari dalam menyusun kalimat efektif? Siapa tahu ini bisa membantu. Hal-hal yang dimaksud adalah:
A. Kalimat yang bertele-tele.
Contoh:
➡Sulit rasanya bagiku untuk memercayai semua yang ia katakan. (Salah)
➡Sulit rasanya bagiku untuk memercayainya. (Benar)
atau:
➡Sulit rasanya bagiku untuk percaya padanya. (Benar)
B. Kalimat yang tidak memiliki subjek yang jelas.
Contoh:
➡Cukup lama ia menatap wanita yang sedang memainkan ponselnya. (Salah)
➡Cukup lama ia menatap wanita yang sedang memainkan ponsel. (Benar)
Catatan : –nya ini merujuk ke ia atau si wanita? Kalau merujuk ke si wanita berarti tidak perlu menggunakan -nya.
C. Kalimat yang tidak logis.
Contoh :
➡Penjahat itu berhasil ditangkap oleh polisi. (Salah)
➡Polisi berhasil menangkap penjahat itu. (Benar)
Catatan : Tidak logis bila penjahat berhasil ditangkap.
D. Sinonim yang berulang dalam satu kalimat.
Contoh:
➡Supriyanto adalah seorang pakar ahli bidang teknologi. (Salah)
➡Supriyanto adalah seorang pakar dalam bidang teknologi. (Benar)
Catatan : Pakar adalah sinonim dari ahli.
E. Kata-kata yang tumpang tindih di dalam kalimat.
Contoh:
➡Gerimis membuat orang-orang berlalu lalang untuk berlomba-lomba mencari tempat berteduh. (Salah)
➡Gerimis membuat orang-orang saling berlomba untuk mencari tempat berteduh. (Benar)
Catatan : 'Berlalu lalang' tidak perlu digunakan karena tumpang tindih dengan kata 'berlomba-lomba' dan 'berlomba-lomba' maknanya sama dengan kata 'saling berlomba'. Gunanya juga untuk menghindari beberapa pengulangan kata dalam satu kalimat.
Sekian sedikit penjelasan dari kami. Semoga bermanfaat! :D
-Penulis Frustasi-
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Kalem dan Jangan Ada Keliru di Antara Kita
RandomSemua mengenai hal-hal yang keliru seputar Wattpad ada di sini. Tidak hanya dibahas, tapi juga disertai hasil riset dan sedikit analisis kami. Kami hanya perantara, karena kebenaran hanyalah milik-Nya semata. -PenulisFrustasi-