Yeah, This is it!
Saya update 2 chapter, loh! Mumpung lagi rajin. Cz, chapter selanjutnya ga tau mau apdet kapan. Do'ain aja bisa apdet cepet.
Happy reading!
***
'Ingat! Awas kalau sampai kau berbuat macam-macam pada Fuyu!'
"Tenang saja... aku akan menjaga Fuyu dengan baik."
Terdengar sedikit cek cok antara Hoshi dan Tsuki di seberang telpon sana. Ya, saat ini Ryu sedang menerima telpon dari Hoshi. Karena, setelah kekacauan yang Fuyu lakukan, Ryu langsung sigap membawa Fuyu pulang ke apartemennya. Saran dari Tsuki yang sebenarnya ditolak mentah-mentah oleh Hoshi. Lagipula Ryu tidak bisa mengantar Fuyu pulang ke rumahnya, karena ingat kata-kata Fuyu tempo hari bahwa dia tidak ingin hubungan pura-pura ini diketahui oleh sang Ibu. Akhirnya, Ryu memutuskan untuk menuruti saran Tsuki. Mengabaikan Hoshi yang tidak terima dengan keputusan Ryu. Masalah ibu Fuyu, Tsuki yang akan mengurus.
Setelah menidurkan Fuyu di kamarnya, Ryu menerima telpon dari Hoshi melalui ponsel Fuyu. Ryu yakin kalau di seberang sana ada Tsuki juga. Jelas, Hoshi mengancamnya dengan banyak hal. Dia itu sahabat yang over protektif pada Fuyu. Sedangkan Tsuki memberikan beberapa saran, karena kekacauan Fuyu bisa jadi tidak selesai sampai disitu. Ada beberapa hal yang harus diantisipasi oleh Ryu, dan Ryu siap mendengarkan.
'Moshi-moshi, Akira-san? Ini aku Tsuki.'
"Hai? Apa ada lagi yang harus kulakukan?"
'Begini, Fuyu akan terpengaruh alkohol sampai besok pagi. Jadi, kau harus siap dengan kekacauan yang akan dia lakukan lagi. Setelah itu, dia akan demam. Pastikan kau menyiapkan obat. Lalu, beri dia minum air hangat. Pokoknya kau harus telaten mengurusnya!'
"Baiklah... lain kali aku tidak akan membiarkannya minum lagi," sahut Ryu. "Apa ada lagi? Kalau sudah aku akan memeriksa persediaan obat-obatan dulu."
"Kurasa tidak." Lalu, ponsel direbut oleh Hoshi. 'Satu hal lagi! Fuyu itu phobia gelap, jadi pastikan lampu kamarmu terus menyala. Kau mengerti?!! Besok, kami akan ke tempatmu. Lihat saja, kuhajar kau kalau menyakiti Fuyu!' kata Hoshi yang diakhiri dengan ancaman. Ryu menghela napas.
"Hai, Wakarimashita." Dan obrolan terputus.
Setelah itu, Ryu memeriksa persediaan obat-obatan yang dia punya tanpa menyadari kalau dia sudah melupakan hal yang benar-benar penting.
***
Fuyu tidak tau dia ada dimana, yang jelas pasti bukan kamarnya. Karena kasurnya tidak seempuk ini. Begitu membuka mata, hangover menyerang. Kepala sakit bukan main. Ia meringis. Kesadarannya tidak sampai 50%. Satu hal yang ia butuhkan, air.
"Air..."
Gadis itu memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Ia mencoba menatap sekeliling tapi gelap. Fuyu merasa sudah menbuka mata lebar-lebar, tapi kenapa tetap gelap? Jantungnya berdegup kencang, napasnya tercekat. Lehernya terasa tercekik. Panick attack, hiperventilasi. Fuyu phobia gelap. Ia punya pengalaman buruk dengan gelap. Memori kelam menghantam kesadarannya. Ia tidak tau lagi mana yang nyata dan mana yang ilusi. Ia sangat benci situasi seperti ini.
Fuyu memaksakan diri untuk turun dari tempat tidur itu. Baru satu langkah, dirinya sudah tertarik gravitasi. Jatuh terduduk karena kepalanya yang terasa berat dan tubuhnya yang lemas.
"To-tolong.... Siapapun tolong aku—hiks." Isakan lolos dari bibirnya. Tremor melanda sekujur tubuh. Tidak peduli kepalanya yang sakit, ia terus menggeleng kuat. Mencoba mengusir bayangan mengerikan yang terselip di ingatan. "Hentikan! Kumohon hentikan," racau Fuyu yang terjebak dalam ilusi. Apa bedanya menutup mata dengan tidak saat dalam gelap? Tidak ada setitik cahayapun yang ia lihat, hanya gelap. Fuyu menutup kedua telinga dengan mata yang terpejam lalu membukanya lagi. Sama saja. Gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Month Relationship
RandomFuyuki Hana, 25 tahun. Seorang guru Youchien (TK) yang ceria. Ryu Akira, 22 tahun. Dokter muda nan tampan mendekati sempurna. Bagaimana mereka bertemu? Ini kisahnya..... Story by Fynlicht