DALAM TAHAP EDITING UNTUK RILIS EBOOK. AKAN DIRILIS DALAM JANGKA WAKTU DEKAT!
Seorang wanita berdiri di depan jendela ruangan kerjanya di lantai teratas pada sebuah gedung perkantoran Jakarta. Jika saja jendela ruangan ini bisa dibuka, mungkin saja dia sudah melompat sejak kejadian menyakitkan itu. Kekasihnya meninggalkannya begitu saja, berselingkuh dengan teman kerjanya dan hamil dengan lelaki selingkuhannya, tanpa berpikir betapa selama lima tahun hubungan yang berusaha dibangun telah mengorbankan banyak hal.
Helaan napas terdengar sangat berat. Tetesan air mata menjadi sahabat barunya yang setia hadir disaat dia sedang sendiri. Kadang aku berpikir kenapa aku harus melalui ini semua?
Deringan telepon berbunyi nyaring mengagetkan wanita itu, yang dengan sebuah dehaman untuk menyamarkan suara sengau tangisan dia mengangkatnya. "Ollivia, tolong kamu hari ini lobby Karen Megume ya. Dia lagi di Jakarta, yakinkan dia untuk bekerja sama dengan kita. Kita mau dia sebagai head architect untuk proyek villa di Ubud," ternyata telepon itu dari CEO sekaligus pemilik perusahaan. Kali ini, Ollivia menghela napas. Kenapa harus aku? "Tapi Pak, hari ini saya harus bertemu dengan wakil dari perusahaan dari Singapura," dengan halus Ollivia menolak. "Ah, itu biar Darren aja yang urus. Begini, Ollivia, Karen sudah mau bekerja sama dengan kita. Tapi dia gak setuju dengan jumlah uang yang kita kasih. Kamu tolong bujuk dia untuk mau ambil proyek ini sesuai dengan harga yang kita mau. Saya kirim ke e-mail kamu detailnya ya," lalu sang CEO memutus sambungan telepon. Ollivia meletakkan gagang telepon pada tempatnya, lalu menghela napas berat.
Dari sekian banyak orang yang berbakat untuk negosiasi harga, kenapa aku yang harus membujuknya? Lagi pula CEO tau aku seorang lesbian, apakah ini memang dia sengaja supaya aku bertemu dengan Karen?
Dengan lemas Ollivia membuka e-mailnya, membaca detail yang dikirimkan oleh bosnya. Dia lalu mengambil gagang telepon dan menekan sebuah nomor yang tercantum di e-mailnya. "Good afternoon, Megume-san. This is Ollivia Elyas from JBE Corp. I'love to arrange a meeting with you today, talking about our project in Ubud," dengan lancar Ollivia mulai berbicara. "Huh? JBE Corp.? Umm, okey. I'll be on my studio until 3 o'clock. See you," begitu saja percakapan antara mereka. Ollivia ingin rasanya menyikut wajah sang arsitek karena tidak sopan, namun perusahaannya membutuhkan jasa arsitek berdarah campuran itu.
Setelah menghela mapas entah keberapa kali hari ini, Ollivia lalu merapikan penampilan dan menyambar tasnya, melangkah keluar dari ruangannya untuk bertemu dengan arsitek eksentrik yang sedang menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Coffee Decaf
RomanceE-BOOK SUDAH TERSEDIA DAN DAPAT DIPESAN MELALUI DM INSTAGRAM @NATSUKIBENIBARA ALL RIGHTS RESERVED. DILARANG COPY DAN/JIPLAK CERITA AKU. BARANGSIAPA YANG MENJIPLAK, AKAN DIKENAKAN PASAL PEMBAJAKAN HAK CIPTA. Attention/Perhatian: Ini kisah lesbian. K...