Hamil?

11.1K 710 34
                                    

JongIn berjalan lesu menuju kasurnya. Ia baru saja selesai mandi dan belum memakai baju, tubuh polosnya hanya tertutup bathrobe merah. Bulir air sesekali menetes dari rambut basahnya.

Ia duduk secara perlahan di kasur. Entahlah, sudah seminggu ini ia selalu merasa mual di pagi hari dan malam hari. Staminanya pun seakan menurun membuatnya selalu merasa lelah walau hanya naik turun tangga rumahnya. Ia menghela napasnya pelan. Kepalanya mulai pening kembali. Ugh, dia membutuhkan dada Sehun untuk sandarannya saat ini.

Entah JongIn yang sibuk melamun atau kehadiran tiba-tiba Haowen bagaikan setan. Haowen menghambur ke pelukan JongIn membuat tubuhnya menindih tubuh JongIn otomatis JongIn tidur terlentang. JongIn masih bingung hingga melihat cengiran polos dari Haowen menyadarkannya.

"Hehehe, maaf Mommy. Lagipula salah Mommy dali tadi Haowen panggil tidak nyahut."

Haowen membuka belahan bathrobe teratas JongIn lantas menidurkan kepalanya di dada rata JongIn. Menyamankan posisinya disana.

"Sayang, Mommy pakai baju dulu," JongIn mengelus rambut Haowen lembut semakin membuat Haowen enggan bergerak sedikitpun.

"Ngh," Haowen menggeleng lalu memeluk leher JongIn manja.

Oke, JongIn merutuki posisi mereka saat ini karena itu membuat perutnya semakin mual. Wajahnya mulai pucat tapi JongIn tidak tega mengangganggu kenyamanan putra tunggal tuan oh itu. Sudah waktunya Haowen tidur setelah seharian dia bermain dan tadi sore latihan Taekwondo, kasihan bukan kalau ia ganggu.

Kecupan-kecupan ringan diberikan JongIn pada kepala Haowen agar cepat tertidur. Dia menahan mual ini mati-matian. Perutnya pun tertekan oleh badan Haowen yang berat. Ia kembali menghela napasnya pelan.

.

.

Sehun mencari ke seluruh penjuru ruangan di lantai bawahnya tapi JongIn dan Haowen belum juga ditemukan. Biasanya mereka berdua tengah bermain atau JongIn membantu Haowen menulis atau semacamnya di ruang tengah. Sehun kembali melihat jam di dinding yang menunjukan pukul setengah tujuh itu artinya ia sudah mencarinya lima menit yang lalu.

Sehun melirik meja makan yang tertangkap pandangannya dari ruang tengah. Kosong. Tidak ada makanan di sana, hanya ada tempat sendok dan buah-buahan yang baru kemarin ia beli di keranjang buah. Tidak seperti biasanya.

"Kemana mereka?" tanyanya lirih.

Ia berjalan menaiki setiap anak tangga rumahnya. Membuka perlahan pintu kamar Haowen. Kosong. Ia mengernyitkan dahinya. Dengan cepat ia membuka pintu berwarna putih gading miliknya bersama JongIn.

Seperti slow motion Sehun membuka pintunya. Ia menghela napasnya lega. Namun, kembali mengernyitkan dahinya.

Ia memasuki kamarnya tanpa menimbulkan suara yang dapat menganggu keduanya. Mata JongIn dan Haowen terpejam. Sehun pikir Haowen tidur tapi tidak yakin dengan JongIn yang terlihat tidur tapi tangannya terus mengelus rambut serta punggung Haowen bergantian. Diperhatikannya dengan seksama wajah pucat JongIn seperti menahan sesuatu.

Sehun mengalihkan pandangan ke tubuh bagian bawah JongIn. Bathrobe. Mungkin JongIn baru saja selesai mandi.

"JongIn-ah," Sehun menundukan tubuhnya. Berbisik tepat di telinga JongIn.

"Eung."

Yang pertama JongIn lihat saat membuka matanya adalah wajah Sehun yang begitu dekat. Ingin rasanya memukul Sehun tapi ia ingat ada Haowen di atas tubuhnya. Sehun menjauhkan wajahnya lalu duduk di samping tubuh jogin. Tangannya mengelus punggung Haowen.

"Tumben sekali jam segini sudah tidur pakai bathrobe lagi," ujar Sehun sedikit menggoda JongIn. Mengundang JongIn untuk berdecak pelan.

"Hun, bantu aku."

Haowen, Daddy, And Mommy! [Hunkai] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang