Jealous

4.9K 454 32
                                    

Jangan lupa Vote and comment ya! karena apresiasi kalian mampu menyemangati saya dalam menulis hehee, terimakasih banyak!

Maaf kalau ceritanya membosankan

.

Happy Reading!!

.

.

.

Dua minggu setelah Haowen UKT ke sabuk hijau strip, Haowen sering berduaan bersama mommynya. Tidak dengan Sehun. Alasannya pasti pekerjaan. Sehari setelah Haowen UKT saja Sehun langsung terbang ke Jepang untuk menjalin kontrak dengan salah satu perusahaan di sana. Hal itu membuat putra sulung keluarga Oh itu rindu pada daddynya. Tidak hanya Haowen, Mommy juga sama meskipun mereka sebelum tidur selalu melakukan video call, tetapi tetap saja masih rindu kan?

Sebenarnya Jongin bukan hanya rindu. Ia juga membutuhkan bantuan Sehun dalam mengurus Haowen yang semakin hari semakin aktif. Jongin kesulitan dengan perutnya yang besar, andai saja ia tidak sedang hamil, mau ditinggal berbulan-bulan pun tidak masalah sama sekali.

Jongin memliki dua pasang orang tua yang sangat menyayanginya memang, tapi kan ia tidak bisa terus merepotkan mereka. Jongin itu mandiri dan dewasa, ya begitulah pikirnya. Namja manis ini tidak pernah sekali pun mengeluh betapa lelahnya mengurus Haowen yang sedang berada di masa aktif bermain ditambah sedang hamil.

Haowen pernah bilang ia akan menjadi dewasa dan merawat Mommy dan adiknya, itu benar. Tapi mungkin kalian akan berpikiran sama denganku, Haowen masih kecil bukan? Terkadang ucapannya hanya sekedar ucapan.

"MOOOOOMMMMM!!!"

"WAE?"

"BANTU HAO PAKAI DASI SAMA SEATBELT."

"KAN SUDAH MOMMY AJARKAN."

"SUSAH MOOOOOM."

"YASUDAH SINI TURUN."

"ALLA!!"

Oh ayolah, kedua orang itu sudah berteriak kencang di pagi yang tentram ini.

Haowen dengan tergopoh berjalan turun menuju dapur dari kamarnya sembari membawa tas di tangan kirinya serta seatbelt yang menggantung asal di tangan kanannya dengan kedua tangannya yang menahan celananya agar tidak melorot. Dan jangan lupakan dasi yang ia gigit membuatnya basah di beberapa bagian.

"Mom~" panggil Haowen mampu mengalihkan perhatian Jongin dari acara memasaknya.

Setelah mematikan kompor, Jongin menghampiri Haowen dan membantunya.

Pertama, tasnya ia ambil lalu digantung di kursi meja makan.

Kedua, ia mengambil seatbelt yang sudah ia siapkan di kamar sana agar Haowen memakainya sendiri tetapi gagal. Maka dari itu Jongin membantu memasangnya di celana Haowen.

Ketiga, dasi yang digigit Haowen ia taruh di keranjang baju kotor lalu mengambil dasi yang baru di kamar Haowen lalu kembali ke dapur untuk dipasangkan di Haowen.

"Nah, sudah. Sekarang Haowen tunggu Mommy sebentar, ya? Nanti kita berangkat," ucap Jongin bangga melihat putranya telah rapih.

Menyetarakan tinggi dengan Haowen itu sedikit sulit, ia butuh menopang badannya dengan kedua lututnya lalu kembali berdiri setelah selesai. Berat. Terkadang ia meringis pelan. Jangan sampai Haowen mendengarnya.

Setelah berdiri dengan susah payah juga matanya menangkap Haowen yang hanya terdiam memandangnya, ia mengusap kepala Haowen lembut.

"Gwenchana, Mom?" Tanya Haowen khawatir sembari memegang tummy baby mommynya dibalas kekehan halus Jongin.

Haowen, Daddy, And Mommy! [Hunkai] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang